28

34 1 0
                                    

Setelah satu minggu lamanya Bianca di rawat inap di rumah sakit, pagi ini gadis itu telah kembali bersekolah  bersama Arsen yang mengendarai sepeda motor.

"Ekhem, makin deket aja nih kayaknya." Lisa, perempuan yang tidak sengaja berpapasan di parkiran itu menggoda.

Bianca melepas helm setelah berhasil turun dari motor, ia melirik sekilas pada Lisa kemudian beralih menatap Arsen dan  memberikan helmnya tadi.

Arsen menerimanya kemudian diletakkan di atas motor, "Duluan, langsung masuk kelas."

Bianca mengangguk kemudian menatap Arsen yang melangkah pergi lebih dulu.

"Anjir anjir, lu kasih pelet apaan Arsen jadi peduli begitu?" Lisa menatapnya cukup terkejut. Sangat diluar ekspektasi.

Bianca hanya terkekeh pelan dan mengangkat bahunya acuh, menurutnya Lisa terlalu berlebihan. "Udah ayo," ajaknya sebagai pengalihan.

Sesampainya di koridor sekolah, langkah dua gadis itu terhenti saat tak sengaja berpapasan dengan salah satu anggota organisasi. Shera.

"Halowww Bianca! Long time no see!!"

Dua gadis yang kini berdiri di hadapan Shera itu menatap gadis itu datar. Sangat muak sekali melihat keberadaan Shera dihadapannya.

"Nggak usah, sok ramah Lo! Minggir! Kita mau lewat." Lisa menyahut dengan mengusir Shera yang menghalangi jalan.

Shera melirik Lisa, sinis. "Gue nggak bicara sama Lo, ya! Lo iri? Karena nggak gue sapa?"

"Najis! Gue tahu, Lo itu cuman cari keributan."

Disaat Lisa dan Shera sedang beradu argument, tidak dengan Bianca yang hanya diam saja. Biasanya, perempuan itu yang paling semangat jika sudah adu mulut dengan Shera. Karena baginya, Shera memang menyebalkan. Entahlah, hari ini Bianca sangat malas sekali berurusan dengan perempuan itu. Hanya menguras energi.

Shera geram dengan setiap ucapan yang dilontarkan Lisa padanya, mulutnya itu sangatlah pedas. Tangannya terangkat, siap untuk menarik rambut perempuan itu. Namun tertahan saat mendengar seruan seseorang dari arah belakang yang memanggil nam dirinya.

"Seneng banget ribut! Dimana aja ribut!"

Itu suara Putra, lelaki yang tidak sengaja melihat Lisa dan Shera sedang ribut itu langsung memanggil Arsen dan Raka agar memisahkan mereka.

"Diem Lo! Nggak usah ikut campur!" Lisa berkata sarkas karena sudah terbawa emosi sejak tadi. Ia mengajak Bianca untuk melangkah pergi dari tempat itu, menyisakan Shera dan ketiga cowo yang berhasil melerai keributan tadi.

Putra menggelengkan kepalanya takjub, "Gila, galak amat tuh cewe."

*****

Seharusnya jam segini guru sudah datang ke kelas untuk memulai pelajaran, namun kelas yang dihuni oleh Bianca itu belum juga ada tanda-tanda kedatangan guru. Mereka berharap gurunya tidak datang dan menjadi jam kosong, terlebih lagi setelah itu adalah jam istirahat.

"Mana sih anjir, Bu Indah! Sekalinya gua kerjain tugas, dia kaga dateng."

Lisa, perempuan itu mulai menggerutu kesal sendiri sebab guru yang sejak tadi ditunggu-tunggu tak juga datang. Pasalnya dirinya selalu saja terkena hukuman karena tidak pernah mengerjakan tugas, dan untuk hari ini gadis itu mengerjakannya dengan baik.

Semua berkat Anna yang mengingatkan tadi malam.

Anna terkekeh, "Belum, sebentar lagi juga datang."

Lisa menghela napas.

"10 menit gak datang, kita ke kantin." Thea menyahut. Gadis yang sedang duduk bersandar itu mengelus perutnya.

"Laper gue." Ucapnya kembali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BIANCA ( Hate Love )Where stories live. Discover now