7

155 62 102
                                    

"kita berteman sudah cukup lama, apa gak ada rencana buat ngubah status teman jadi taken?"

Raka dan Putra melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang osis untuk bertemu Arsen di sana. Setelah beberapa menit menunggu temannya yang sedang memimpin rapat osis itu akhirnya selesai dan beberapa anggota osis mulai keluar dari ruangan tersebut.

"Permisi akang teteh!" ucap Putra saat berjalan menuju tempat Arsen berada. Lelaki itu berjalan seraya menyapa beberapa anak yang masih berada di ruang osis tersebut dengan sesekali menundukkan kepalanya seakan meminta izin untuk mengamen.

Raka yang sudah duduk di salah satu kursi sebelah Arsen, melirik temannya yang bertingkah aneh. "Gak usah mulai deh!"

"Ngapain?" Arsen menatap sekilas kedua temannya yang belum lama datang dan ikut duduk didekatnya.

"Mau ngamen," sungut Raka asal.

Arsen yang mendapati respon seperti itu hanya mendengus kemudian perlahan menghela napas. Ia memijit pelipisnya perlahan-lahan, mengabaikan keberadaan kedua temannya yang belum la datang.

"Kenapa lu? Sarapan sono, belum sarapan kan lu? Pucet gitu muka lu!" seloroh Raka.

"Nanti," sahut Arsen tanpa menoleh, fokus menatap ponselnya. 

"Kek bocah aja sarapan harus diingetin dulu," cibir Raka.

"Bukan anjir, si Arsen kayak anak perawan lagi ngambek, sok-sok-an diet," timpal Putra datang dan ikut bergabung duduk didekat mereka.

"Bangke!" umpat Arsen kemudian mendengus.

Mereka tertawa kecuali Arsen, tertawa mendengar ledekan Putra kemudian sahutan Arsen yang terlihat sangat kesal, terutama Raka. Cowok itu terlihat sangat ngakak sekali.

"Ar, gua duluan ya?" Anna datang bersama teman kelasnya, menghampiri Arsen yang sedang mengobrol bersama kedua temannya.

Arsen mengangkat wajahnya dari layar ponsel, ia menatap Anna dan temannya yang kini tengah berdiri dihadapannya. Tidak lama, ia mengangguk kecil tanpa bersuara.

"Eh ada Anna," sapa Putra kepada Anna, ia menatap Raka sekilas kemudian kembali menatap wajah Anna. Menunjuk keberadaan Raka, ia kembali berucap. "Raka tadi gendong Gisel ke UKS terus mereka berduaan disana,"

Raka langsung menendang tulang kering milik temannya yang belum lama membuatnya kesal, "Bacot anjir!"

Anna sempat melirik Raka setelah mendengar penuturan Putra yang entah dapat dipercaya atau tidak, kemudian perempuan itu hanya mengulas senyum tipis lalu pamit melangkah pergi keluar dari ruang osis.

Putra melihat kepergian Anna, kemudian kembali menatap polos Raka yang sedang kesal. "Gua salah? Bener kan tadi lu bantuin Gisel ke uks?"

"Ya enggak lu ceritain ke dia juga pea!" ucap Raka bersungut-sungut. Ia menatap sinis manusia bermulut lemes ini.

Putra berpura-pura terkejut, ia mengusap-usap bahu Raka seperti seseorang yang tidak biasa mendengar penuturan kasar. "Astaghfirullah Raka, dijaga ucapannya ... ck, ck!"

BIANCA ( Hate Love )Where stories live. Discover now