25

85 22 92
                                    

Hal biasa yang terlihat istimewa

Tak!

Suara keras sepidol yang di lemparkan ke pojok kelas berhasil membuat siapa saja yang berada dalam ruang kelas tersebut tersentak kaget. Para pelajar yang sedang tertidur pulas maupun yang tengah bermain-main saat pelajaran berlangsung, kini berangsut duduk tegak dan diam takut.

Terdapat rasa takut dalam diri mereka masing-masing saat mendapati tatapan tegas dari Pria bertubuh tinggi yang berdiri di depan sana.

Pak Anton, guru terkiler di SMA mereka ini baru saja memberikan peringatan kepada para siswa siswi yang tidak memperhatikan nya saat sedang menjelaskan materi. Guru notabene merupakan guru matematika itu  menatap datar nan tegas para penghuni kelas XII IPS, salah satunya Bianca.

Perempuan yang memang sudah tercap bad itu,   sejak tadi hanya tertidur dengan meletakkan kepalanya di atas meja milik gadis itu. Entah apa yang diperbuat siswi itu, tapi hal tersebut berhasil membuat pak Anton geram. Meski hal ini sangat jarang dilakukan oleh seorang Bianca, karena gadis itu yang notabene sangatlah jarang tidur di kelas, tapi pelanggaran tetap menjadi pelanggaran yang wajib untuk di hukum.

"Niat sekolah tidak? Sudah nilai merah selalu, masih saja berlagak sok pintar!"

"Sekali lagi tidur, saya lempar spidol ke wajah kamu!"

Ucapan tegas dan penuh ancaman yang baru saja di lontarkan oleh Pria bertubuh tinggi itu mampu membuat penghuni kelas bergidik ngeri. Meski baru peringatan, tapi ucapannya seolah nyata akan terjadi beberapa saat lagi.

Dengan sangat terpaksa, Bianca menghela napas kasar. Tanpa banyak bicara, gadis itu berusaha untuk duduk tegak dengan pandangan yang fokus ke depan. Tidak lagi meletakkan kepalanya di atas meja.

Bel berbunyi cukup nyaring dan berhasil mencairkan suasana yang sempat tegang hanya karena tindakan guru killer tadi.  Beberapa siswa bernapas lega karena akhirnya bisa lepas dari amukan guru killer itu. 

“Karena tadi  ada teman kalian  yang tidak memperhatikan penjelasan saya di depan, tugas yang seharusnya dikumpulkan  kamis depan, jadi besok.”

Pak Anton mengumpulkan buku-bukunya menjadi satu tumpukan. Bersiap untuk penutupan.

Para pelajar yang belum lama bernapas lega karena bel pulang yang datang menjemput. Kini kembali mengangkat tubuhnya dan menatap pak Anton meminta penjelasan.

“Pak, besok kan tidak ada pelajaran bapak?” salah satu siswi mengangkat tangannya. Merasa tidak setuju jika ditetapkan seperti itu.

“Iya pak, lagi pula besok kita ada ujian harian fisika," sahut siswa lain yang di anggukkan teman-temannya.

Pak Anton menenteng buku-buku yang belum lama ia rapihkan. Matanya menatap sejenak anak kelasnya. “Saya tidak peduli, minta bantuan dengan temanmu yang berlagak sok pintar itu, siapa suruh tadi sibuk sendiri. Besok kumpulkan dan taro di meja saya!”

Setelah menyahuti dengan perkataan yang sedikit pahit, Pria itu menutup dengan salam dan pamit pergi. Sedangkan penghuni kelas nya hanya menghela napas pasrah. Menerimanya dengan terpaksa.

"Ah! Anjing!" umpat salah satu anak cowok yang terduduk di bagian paling belakang setelah kepergian guru mereka, merasa kesal dengan temannya sendiri. Hanya karena hal sepele, semuanya terkena imbasnya.

Suasana kelas mendadak heboh karena kesal.

"Kesel bat, gua sumpah! Pak Anton maksa bat anjir!" Tika, gadis cantik yang terduduk di barisan kedua ikut bersungut-sungut tak terima.

BIANCA ( Hate Love )Where stories live. Discover now