5

206 73 142
                                    

Selamat membaca,

Bianca melepas sepatunya didepan pintu. Membiarkan kakinya melangkah masuk kedalam rumah dengan kaos kaki yang masih melekat di kaki jenjangnya.

"Bundaa ... bia pulang," serunya saat menampakkan diri di ruang keluarga. Ia mengedarkan pandangannya, hening dan tidak ada siapa-siapa. Gadis itu berniat untuk menaiki anak tangga menuju kamarnya, namun tertahan saat mendengar suara bundanya.

"Bukannya salam, malah teriak-teriak."

Bundanya keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu.

Bianca hanya menyengir dengan memamerkan deretan giginya yang rapih. Alisnya bertautan kala melihat bundanya hendak keluar dengan pakaian yang sangat rapih. "Mau kemana Bun?"

"Mau undangan," sahutnya, lalu menoleh pada putrinya sejenak. "Mau ikut ga?"

Bianca berbalik, menghadap bundanya yang duduk di sofa ruang tamu. "Undangan siapa?"

Bundanya menatap Bianca sekilas. Tangannya sibuk memasukkan kado kedalam Tote bag. "Farhan, hari ini dia nikahan."

Tatapan Bianca mendadak lebar. Menatap bundanya terkejut. " Farhan, temen kampus ka Fara?"

"Siapa lagi, emang di komplek sini ada lagi selain Farhan temannya Fara?!"

Bianca benar-benar tidak percaya. Sosok yang di kagumi oleh kakaknya sejak semester pertama kuliah, sudah nikah dengan orang lain. Bianca kira Farhan akan menjadi cinta pertama dan terakhirnya Fara. Ternyata dugaannya salah, sungguh malangnya kakaknya itu. Gadis itu malah terkikik sendiri.

"Ka Fara mana Bun?!" Bianca ingin tahu reaksi kakaknya saat laki-laki yang diidamkan sejak dulu akan dimiliki oleh orang lain. Lebih tepatnya, laki-laki itu akan meminang perempuan lain. Pasti sangat sakit rasanya.

"Di kamarnya, kamu jadi ikut ga?" teriak bundanya saat melihat anak bungsunya sudah berlari menuju kamar Fara.

"Jadi Bun, tunggu!!"

Sesampai di depan pintu kamar Fara. Bianca mengetuk pintunya kemudian membuka tanpa menunggu pemilik kamar merespon dan gadis itu menyebulkan kepalanya mencari pemilik kamar.

"Kak?!" Bianca masuk saat tidak menemukan keberadaan Fara, sepi. Perempuan yang masih mengenakan seragam sekolah nya itu berjalan menuju ranjang kakaknya dengan iris mata yang terus menelusuri sekitar kamar. "Ka Fara??!"

"Ngapain kamu?"

Bianca berbalik. Ternyata Fara di kamar mandi dan baru keluar.

Bianca hanya menyengir kuda kemudian tanpa meminta izin, cewek itu duduk di kasur king size milik Fara. "Aku sama bunda mau ke pernikahan ka Farhan, Kaka gak ikut?"

Bianca berpura-pura bego dengan bertanya seperti itu. Padahal dirinya tahu, pasti Fara sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Tapi Bianca tetaplah Bianca, yang gemar menjaili orang lain dan membuatnya geram.

"Gak usah rese, keluar sana!!" Fara menimpuk adik bungsunya itu dengan bantal dan memandang nya sinis. Hatinya sedang tidak baik, ia tahu pasti Bianca hanya meledeknya.

Dengan tidak tahu dirinya, Bianca tertawa lepas di tempat. Membuat Fara ingin sekali mencabik-cabik muka gadis itu yang membuatnya jengkel.

"Aduh!" Bianca mengaduh saat Fara menimpuk yang kedua kalinya dengan pulpen. " Iya, aku keluar!"

Bianca mengatupkan mulutnya saat mendapati sorotan yang mematikan dari Fara.

___________

"Bianca!"

BIANCA ( Hate Love )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang