19

63 26 60
                                    

Satu kesalahan yang berhasil merusak semua kepercayaannya

Kamar 201

Merasa geram, Arsen dengan segera melangkah pergi menuju kamar tersebut. Anna menatap Arsen yang terlihat marah sekali, wajah laki-laki itu tampak memerah. Dirinya sempat takut melihat air muka Arsen yang sangat datar sekali.

Ponselnya menjadi korban dari pelampiasan emosi laki-laki itu.

****

"Cantik!"

Sebuah senyuman misterius terukir di wajah seorang pria muda yang berdiri tepat dihadapan Bianca. Pria muda yang berpenampilan layaknya anak geng motor itu mengusap halus pipi gadis dihadapannya itu, saat melihat dia menangis.

"Jangan nangis cantik! Kita bersenang-senang dulu, oke?"

Bianca merasa tubuhnya tidak dapat digerakkan sama sekali, terasa sangat lemas dan sakit cukup kuat pada bagian kepalanya. Setengah sadar, gadis itu mencoba untuk menghindar saat melihat seseorang yang berada dihadapannya ini selalu mencoba menyentuhnya.

Jujur saja, ia merasa takut sama sekali.

Siapapun, tolong dirinya.

"Jangan plis, hiks!" Bianca memohon dengan menangis. Ia mencoba untuk kembali menghindar namun sakit pada kepalanya sukses membuatnya diam tak bergerak, seakan membiarkan pria muda itu untuk membuka bajunya.

"Kita mulai ya sayang," ucap pria berjaket hitam itu dengan smirk dalam wajahnya. Tangannya mulai mengelus leher jenjang milik Bianca yang tampak sangat mulus sekali, dan dengan perlahan tangannya membuka pelan kemeja yang dikenakan oleh Bianca.

Cup!

"Jangan bergerak sayang," ucap pria muda tersebut setelah mencuri kecupan pada pipi gadis yang tampak cantik itu.

Posisi mereka saat ini sudah cukup intim, dimana Bianca yang terlentang di atas kasur dengan pria muda itu yang sedikit menunduk dan berada di atas gadis itu.

Bug!

Satu hantaman sukses mendarat di pipi kanan pria muda itu hingga tersungkur ke lantai.

Bianca terkejut bukan main, namun dirinya tidak dapat berbuat apa-apa karena kepalanya yang terasa cukup berat.

Setelah menghajar pria berjaket hitam itu, Arsen menoleh sekilas pada Bianca yang terbaring lemah di atas kasur. Menatapnya miris dan kasihan.

Byur!

Merasa tidak terima dengan serangan dadakan yang diberikan oleh Arsen, pria muda tersebut menyiram Arsen dengan sebotol alkohol.

"Bangsat!" Arsen kembali menghajar pria tersebut dan membuatnya kembali tersungkur. Terus menghajar tanpa ampun, hingga pria itu pergi dari kamar tersebut. Melarikan diri karena tidak ingin mati ditangan cowok itu. 

Arsen mengatur napasnya sejenak, kemudian berjalan menghampiri Bianca yang terlihat sangat lemas. Untuk membuka matanya saja tidak bisa lama karena sepertinya sakit pada kepalanya menyerang cukup kuat.

Tangan Arsen dengan perlahan dan lembut merapihkan rambut Bianca yang berantakan. Kemudian merapihkan pakaiannya yang sempat terbuka hingga dadanya hampir terlihat, namun Arsen dengan cepat menutup tubuh gadis itu sampai tertutup kembali.

Mengangkat sedikit kepalanya hingga berada diatas lengannya.

"Maafin gua yang nggak bisa jagain lu." Arsen mengecup lembut dahi gadis itu dan memejamkan matanya sesaat. Ia ikut sakit melihat Bianca yang hampir dilecehkan.

BIANCA ( Hate Love )Where stories live. Discover now