❝ Kembali ❞

236 47 0
                                    

Semua siswa dan siswi sudah berkumpul di aula sekolah untuk merayakan keberhasilan mereka yang telah melewati masa-masa ujiannya.

Tak lama kemudian, sang pemimpin sekolah pun berdiri dengan tegap di depan para siswa-siswi nya. Bersiap untuk menyampaikan pidato dan kalimat selamat darinya.

"Test, test. Ya, selamat pagi semuanya. Hari yang begitu cerah untuk kita semua, apalagi kalian semua telah berusaha dengan keras dalam menghadapi ujian-ujian kemarin. Kalian semua begitu bekerja keras dalam menghadapi hari-hari kemarin,"

Sementara sang kepala sekolah sedang menyampaikan pidatonya, beberapa anak laki-laki dibarisan belakang sibuk mengobrol dan bercanda. Tidak tahu saja, sebenarnya ada seseorang yang memerhatikan mereka dari kejauhan dengan tatapan tak suka.

"Dan untuk pada ujian kali ini, tentunya kita punya siswa atau siswi dengan nilai terbaik. Yang saya panggilkan namanya, silahkan untuk maju ke atas panggung. Baik, nama pertama.."

Semua wajah para siswa di sana terlihat gugup, siapakah yang akan maju ke depan dan mendapat penghargaan kali ini?

"Seorang siswi, dari kelas 11-6. Selamat kepada ananda Sadeena Yuna! Silahkan untuk maju ke atas panggung,"

Tepuk tangan begitu bergemuruh di aula tersebut, banyak yang menyoraki nama "Sadeena Yuna" dengan semangat, terutama para lelaki. Tidak, ini bukanlah pertama kalinya ia mendapat penghargaan dan dipanggil ke atas panggung.

Sadeena Yuna, ia benar-benar seperti kakak—tiri—nya.

"Yuna?"

Cicit salah satu laki-laki yang menyadari nama perempuan tersebut.

"Kenapa bang?"

"Yuna? Namanya kayak gak asing,"

"Oh, dia emang anak terkenal. Dia tuh adeknya si siswi yang pernah bunuh diri di sekolah bareng temennya,"

"Siapa tuh nama kakaknya?"

"Ye.."

"Yena?"

"Bukan,"

"Yera?"

"Bukan juga,"

"..."






















































"Ye—ji?"

"Oh iya, Yeji!"

"Heh, shuushh jangan gosip mulu lo pada. Liat noh, ada cewek cantik di sana hahaha,"

"Apa banget si lu, Jae,"

"Yeji? Coba ceritain tentang Yeji, kok gue gak tahu?"

"Nah itu dia, gue juga gak tahu menahu cerita secara spesifiknya. Coba lu cari aja di berita-berita gitu, beritanya kan masih baru noh kayaknya sih masih trending,"

Lekaki itu pun tak bergeming, fikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai seorang perempuan bernama Yuna tersebut.

"Kak Chaeryoung!!"

Pekik seorang gadis seraya menghampiri gadis lain dan memeluknya, wajah berseri meriasi kehidupannya.

"Selamat ya, lu dapet penghargaan lagi. Pasti Yeji bangga banget punya adek kayak lu,"

Ucap gadis bernama Chaeryoung sembari merangkul temannya itu.

Chaeryoung, nama yang tidak asing bagi laki-laki bertubuh kecil dibelakang sana. Sebelumnya ia tidak pernah tahu tentang kedua perempuan tersebut, namun keinginan itu seraya merayap pada dirinya.

Ia ingin mengetahui semuanya, tentang Yeji, Yuna, dan Chaeryoung. Apa yang sebenarnya telah menghantui pikirannya untuk mencari tahu itu semua?

***

"Kenapa sekarang gak pernah terang, ya?"cicit laki-laki sembari memanyunkan bibirnya.

"Ini konsekuensi buat kalian karena udah ngubah sistem gamenya,"cibir Yoonbin dengan ketus.

"Ya seenggaknya kan jadi lebih ba—

"Gak ada yang lebih baik, semuanya jadi lebih aneh dan bahaya dari sebelumnya,"potong Yoonbin dengan raut wajah kesal.

"Maksud lo apa? Emangnya lu udah berapa lama tinggal di game ini?! Lo cuman anak baru, kita semua kecuali lo udah survive dari sini sebelum lo dateng!"jelas Yoshi dengan naik pitam.

Semuanya belum pernah melihat seorang Yoshinori semarah itu, wajah putihnya begitu memerah. Nafasnya bergemuruh tak karuan. Jeongwoo pun menghampirinya untuk menenangkan Yoshi.

"Udah bang, sabar. Kita semua survive,"ucap Jeongwoo.

"Ck, terserah,"decaknya dan menepis lengan Jeongwoo dari bahunya.

"A—ada, rencana?"tanya Junkyu mencoba untuk mencairkan suasana dingin di sana.

Tak ada yang menjawab melainkan Yoonbin beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan kelima pemuda tersebut.

"Hey, mau kemana? Jangan jalan sendirian,"ucap Hyunsuk mencoba untuk mengikuti Yoonbin.

"Jangan ikutin gue, urusin stage dan permainan kalian sendiri. Begitu pun gue, gue gak mau kena batu dari kalian,"jelas Yoonbin dan berjalan meninggalkan mereka.

"Di luar sini terlalu berbahaya, kita harus apa?"tanya Lia dengan memelas.

"Huft, kita harus cari tahu dulu. Gimana cara ini semua bisa diperbaiki, sistem game nya udah kita hack. Kita gak bisa ngapa-ngapain lagi selain sama S1,"jawab Hyunsuk dan melihat ke arah Asahi yang terkapar tak berdaya dengan kulit yang begitu pucat.

"Lia, sampe kapan dia bisa bertahan?"tanya Yoshi sembari mengusap surai Asahi dengan lembut. Ia tidak ingin kehilangan adiknya. Tidak lagi, walau ia masih punya Jeongwoo dan Junkyu.

"Gak bisa, dia udah gak bisa bertahan lama lagi. Darahnya terlalu banyak yang keluar karena kita jalan terus dari tadi, gak ada stamina buat dia,"jelas Lia dan menatap Asahi dengan pilu.

Semua bersedih, apakah ini adalah akhir dari teman mereka. Lagi?

"Hyunsuk, kayaknya kita harus kembali lagi. Ke tempat di mana seharusnya kita ada sekarang,"cicit Lia yang menahan air matanya.

"Apa?"

"Tempat di mana aku seharusnya berada, dan di mana kita harus nyelesain semuanya."

To Be Continued.

Hai haiii!!! Gimana kabar kalian?? Semoga baik-baik aja okee!!

Alhamdulillah aku bisa update lagi nii, seneng banget kemaren aku baca-bacain komen kalian dari part pertama wkwk komen dan vote nya ngebuat aku semangat buat nulis dan dapet ide ><

Oh iya, sejauh ini kalian paham sama alur ceritanya gak? ehehehe, aku kepo karena di komen section ada yang nanya ini alurnya maju atau mundur wkwk

Kalau kalian pengen tahu, boleh ya drop questionnya di sini, In Syaa Allah aku reply nanti satu-satu, kecuali spoiler hehehehe

oke dehh, have a nice day yaa!! Semangat terus!! Love you all 🤍

Mafia Games ft. TREASURE 💎 (Late Update)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon