❝ Dua ❞

394 78 0
                                    

"Tolonglah.. Lu apa gak capek ngucapin hal bodoh?"cibir Jihoon sambil memutar bola matanya malas.

"Bukan waktunya buat debat, S1.. Tolong turunin dulu pistolnya. Kita berjuang sama-sama buat keluar dari sini, ya?"mohon Junkyu lirih.

"Nggak!"pekik Asahi. "Gue lebih baik bunuh diri dari pada harus berjuang mati-matian, kalau akhirnya gue di bunuh temen gue sendiri!"lanjutnya dan mengarahkan pistol yang ia pegang ke pelipisnya.

"STOP! T–tolong, turunin pistolnya!"teriak Yoshi yang sudah geram dengan keadaan di sekitarnya.

"Maaf bang, dek,"ucap Asahi sambil tersenyum simpul.

Ia mulai menarik pelatuknya perlahan, dan memejamkan matanya. Namun..

Bruk! Dor!

Suara dentuman dan tembakan bersua secara bersamaan. Membuat mereka membelalakkan mata mereka bersamaan.

"HARUTO!"teriak Jeongwoo yang langsung menghampiri Haruto dengan badan yang kaku.

Seorang pemain menyebutkan nama pemain lainnya. Maka nyawanya akan dikurangi satu.

Suara sang moderator begitu besar dan menggema. Membuat mereka semakin terkejut ketika mendapatkan fakta ada lagi yang mati diantaranya.

"Masa bodo dengan nyawa gue! Haruto! To! Jangan To, Lu gaboleh ninggalin gue!"ujar Jeongwoo sambil membalikkan tubuh Haruto yang menimpa Asahi.

Seorang pemain telah membunuh pemain lain! Ia berhak naik ke level selanjutnya!

"WATANABE HARUTO AS RASCAL STATUS : LOSE"

Darah dari dada Haruto merembes ke baju putihnya. Matanya masih terbuka lebar akibat shock berat saat dirinya tak sengaja tertembak oleh Asahi.

Jihoon yang melihat bahwa Haruto sudah mati, segera menghampiri Asahi yang masih tidur terlentang. Menarik kerah lelaki bersurai blonde itu dan menonjoknya dengan sekuat tenaga.

Asahi tersungkur ke tanah dan sedikit terbatuk akibat pukulan yang Jihoon layangkan padanya. Wajah Jihoon terlihat begitu merah padam, tersulut oleh emosi yang menjalar pada dirinya. Emosi itu tidak bisa ia tahan lagi. Sudah banyak kejadian yang harus membuatnya emosi sepanjang hari.

Yoshi dan Junkyu menahan Jihoon yang hendak menyerang Asahi lagi, Jihoon menggeram amarahnya dengan teriakan. Sementara Asahi hanya menyeka luka di sudut bibirnya, dan merasakan ngilu pada tulang pipinya.

"Lu, gila ya?!"pekik Jihoon sambil memandang Asahi dengan mata membelak.

"Bang, udah bang.. Jangan emosi,"ujar Junkyu menenangkan Jihoon yang masih mencoba untuk lepas dari pegangan Junkyu dan Yoshi.

"To.. Please, lu gak boleh gini To,"ujar Jeongwoo seraya merintih dan memeluk Haruto erat di iringi isakan tangis.

"Lihat? Dalam sehari aja, gue bisa ngebunuh dua orang. Bukankah, lebih baik gue mati aja?"ujar Asahi dengan tatapan kosong ke tanah di depannya.

"Tembak gue juga! Biar gue mati bareng Haruto,"ujar Jeongwoo menarik tangan Asahi yang masih memegang pistol ke arah dadanya.

Yoshi yang melihat itu pun segera menghampiri Jeongwoo, menarik anak laki-laki itu untuk menjauh dari Asahi. Teman-temannya mulai menggila, pikirnya.

"Lu gak usah gila ya, anjing?! Cukup dua orang yang pergi hari ini, lu gak usah ikutan bangsat!"umpat Yoshi sembari menggoyangkan bahu Jeongwoo dengan penuh penekanan.

"Gak bang, lebih baik kita semua mati. Gak perlu susah-susah buat cari yang lain, gue capek bang. Gue gak bisa lagi berjuang buat keluar dari sini, gue lebih baik mati,"jelas Jeongwoo dengan air mata yang mengalir.

Bruk!

Asahi lagi-lagi tersungkur ke tanah, karena Jihoon menonjoknya pada bagian dada. Asahi pun jatuh pingsan, membuat keadaan di sana agak sedikit tenang namun tegang.

Tersisa Jeongwoo yang masih menangis, Yoshi pun memeluk adiknya tersebut sembari mengusap surai nya pelan. Ia ikut menangis, menangis karena rasa penyesalannya terhadap semua yang terjadi. Mau pada teman-temannya, atau pun dirinya sendiri.

Asahi digotong oleh Jihoon dan Junkyu, sementara mayat Haruto, ditinggalkan tergeletak begitu saja di jalan itu. Yoshi merangkul Jeongwoo yang masih terisak akan kepergian sahabat yang sudah ia anggap sebagai abangnya sendiri.

Jihoon, Junkyu, Yoshi, Jeongwoo, dan Asahi. Mereka lagi-lagi berjalan tanpa tujuan. Tidak ada yang tahu mereka berada dimana, semuanya tampak begitu samar. Hening, tidak ada yang bersua. Kecuali burung-burung yang berterbangan di atas langit.

To be continued.
.
.
.
Yeayyy, readernya udh 1K
Seneng banget aku 😭😭 sebelumnya belum pernah nyampe segini kalau ngebuat cerita.
Jangan lupa vomentnya yaa 💕

Mafia Games ft. TREASURE 💎 (Late Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang