10. Mago

179 142 587
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


~•••***•••~


"Jehan!!".

"Tunggu Jehan"

Jehan yang hendak berjalan menuju kantin menghentikan langkahnya tatkala Alana memanggilnya dan menghampiri dirinya.

"Kenapa?" Ucapnya spontan.

"Ada yang mau ku tanyakan" balas Alana.

"Dikantin aja ya" sambungnya lagi membuat Jehan mengangguk mengiyakan.

Setiba dikantin dan memesan makanan serta minuman keduanya makan, Jehan tak peduli ataupun penasaran apa yang akan Alana tanyakan. Dirinya kini hanya fokus pada makanan didepannya yang terlihat menggoda.

Sedangkan Alana mendengus akan hal itu.

"Jehan?" Panggilnya membuat Jehan menatap sekilas pada Alana.

"Hm".

"Kemarin kamu janji buat temenin aku kan? Terus kamu kemana, aku nunggu kamu sampai larut loh" ujar Alana dengan raut sedikit sedih.

Jehan menegakkan tubuhnya dan menyeruput minuman es nya lalu menghelah nafas untuk menjawab pertanyaan Alana.

"Maaf, kemarin ada urusan yang lebih penting. Dan gabisa buat gua tinggal" jawab Jehan akhirnya membuat Alana membulatkan matanya.

"Urusan yang lebih penting? Urusan apa Jehan?" Tanyanya.

"Hm ya urusan, lain kali aja deh gua temenin Lo" ucapnya pada Alana.

"Tapi Jehan, bukan itu masalahnya" sergah Alana cepat.

Jehan menaikkan satu alisnya, "terus apa?" Ucapnya.

"Kamu tega bikin aku nunggu sampai selarut itu? Kalau gabisa kan kamu bisa kasih kabar"

"Yaudah gue bilang kan, lain kali aja kita ketemunya" ucap Jehan akhirnya lalu pergi dari kantin meninggalkan Alana seorang diri menatap punggung Jehan yang semakin menjauh.

"Apa urusan yang lebih penting itu?" Gumam Alana.

********

Satu buah kotak berukuran sedang tergeletak diatas meja Hera membuatnya mengerutkan dahi bingung. Pasalnya saat dia pergi keluar untuk mengembalikan buku di perpustakaan tidak ada kotak ini, apa mungkin ini ulah Milka yang berniat jahil padanya lagi.

"Anak manja itu, awas aja!"

Hera mengambil kotak itu dan membawa nya keluar menuju ke tempat pembuangan sampah tanpa mau melihat dulu apa isi dari kotak itu.

Kebetulan sekali sebuah api menyalah, sepeti baru saja ada pembakaran sampah.

Saat hendak melemparkan kotak itu tangannya dicekal, membuat Hera memalingkan wajahnya dan menampakkan Yura berdiri dengan memegang tangannya.

1. PASSING BYWhere stories live. Discover now