45. Penebusan dan terima kasih

67 41 198
                                    

~•••***•••~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~•••***•••~

Alora Mendapatkan kabar yang begitu mengejutkan Dipagi hari, Dimana dokter Samuel menghubungi nya dan memberitahu bahwa ada seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya pada Hera. Walaupun hal itu harus melakukan uji tes terlebih dahulu, namun bagi Alora itu adalah sebuah keajaiban.

Alora melangkahkan kakinya cepat menuju kamar Hera, Entah anaknya itu sudah bangun atau belum. Kemarin mereka pulang dengan sangat terlambat karena jauhnya perjalanan.

"Ma!" panggil Hera cukup keras karena melihat Alora berjalan kearah kamarnya.

Alora menoleh dan melihat Hera ada dibawah, sepertinya ia baru bangun terlihat dari pakaian piyama yang masih melekat pada dirinya.

Alora buru-buru berlari menuruni tangga dan mengahampiri Hera.

"Mama ada kabar baik untuk kamu," ucapnya saat tiba dihadapan Hera.

Hera menaikkan kedua alisnya, "Kabar apa ma?"

"Ada seseorang yang bersedia mendonorkan ginjalnya untuk kamu," Hera terdiam sejenak, detik kemudian dirinya tersenyum dan memeluk Alora.

"Benar ma?" tanyanya, dibalas anggukan oleh Alora.

"Iya benar, walaupun harus mencocokkan terlebih dahulu...."

"Kalau enggak cocok?" tanya Hera seraya melepas pelukannya dari Alora.

Alora terdiam, "Pasti cocok, kita berdoa. Mama akan lakukan apapun demi kamu," ujarnya pada Hera.




****

Jehan tertawa saat bersama Hera, mengingat kejadian mereka di laut kemarin. Disaat Jehan panik karena merasa Hera kehilangan nafasnya bahkan tak ada cetakan jantungnya. Hal itu membuat Jehan benar-benar khawatir.

"Lo gaboleh gitu lagi Ra, Lo gatau paniknya gue kemarin kayak gimana," ucap Jehan pada Hera.

Hera tersenyum tipis, dirinya juga merasa Jehan konyol karena panik.

"Emang kemarin nafas gue benar-benar gaada?" tanya Hera memastikan.

"Gaada Ra, makanya gue udah hampir copot jantungnya, gue takut Lo malah kenapa-napa...." ujar Jehan menjelaskan.

"Padahal kemarin tuh gue cuma tidur biasa, gue nyaman sama Lo, sampe Lo ngira nafas gue ilang ... Senyaman itu Jehan," mendengar hal itu seketika Jehan tersenyum, pipinya memerah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 12, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

1. PASSING BYWhere stories live. Discover now