❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞
⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️
Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat ingin ku tulis sejak lama namun baru sekarang aku berani untuk mem publikasi-kannya.
Ini tentang cerita yang diangkat berdasarkan nyata dan ju...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Allo✌️ Apa kabar? Semoga baik-baik saja^^
~•••***•••~
Yolan, tengah duduk diatas sepeda motornya yang tengah terparkir didepan area perkarangan sekolah. Yolan menunggu Hera, karena Yolan merasa curiga pada Hera, bahwa ada suatu hal yang tengah anak gadis itu sembunyikan.
Yang ditunggu tiba, Yolan tersenyum dan melambaikan tangannya pada Hera. Terlihat raut wajah Hera turut membalas senyuman tersebut.
"Bapak lagi ngelambai ke saya?" tanya Hera, ketika dirinya berada didepan Yolan.
Sang empu mengangguk, "Iya, oh iya Hera apa saya bisa bicara sama kamu?" ucap Yolan.
Hera memandang Yolan untuk beberapa saat lalu mengangguk.
Alih-alih pergi ke suatu tempat yang biasa untuk berbicara, namun Yolan justru mengajak Hera untuk pergi ke sebuah rumah. Motornya ia parkiran, Hera turun dari motor dan menatap sekeliling.
"Ayo masuk Hera...." ajaknya, membuat Hera yang melihat sekeliling seketika mengikuti Yolan.
Hera melepaskan sepatunya sebelum masuk kedalam rumah, sempat Yolan cegah namun Hera menolak.
"Gapapa pak, kan mau masuk rumah masa harus pake sepatu." ujarnya.
Yolan berjalan terlebih dahulu, dirinya pergi begitu saja meninggalkan Hera yang terdiam didekat ruang tamu dengan banyak bingkai foto kecil serta sebuah TV.
"Hera." panggil Yolan, sontak membuat Hera memalingkan wajahnya.
***
Yura terdiam beberapa saat, ketika melihat Hera berdiri didepan pintu rumahnya. Namun Yura membiarkan Hera masuk kedalam rumahnya, melihat Hera datang, Jihan selaku bunda Yura pun turut menghampiri Hera.
"Loh tumben kesini enggak bilang dulu nak." tanyanya, membuat Hera senyum kikuk.
"Iya, tumben banget Lo." sahut Yura.
"Izin beberapa hari disini, boleh enggak Tante?" ucap Hera kemudian.
Yura dan Jihan saling pandang mendengar ucapan Hera barusan.
"Y-ya boleh nak, tapi mamah kamu tau kalau kamu mau nginep disini?" tanya Jihan.
"Aku lagi butuh waktu untuk jauh dari mamah saat ini, kalau memang Tante sama Yura izinin... Aku mohon mamah jangan tau keberadaan ku disini." jelas Hera.
