3.

1.1K 47 0
                                    


Berpura-pura bahagia disaat hati terluka, tertawa di tengah perihnya duka, pelukan hangat selalu tersedia, bahu terulur saat lelah tubuh menyangga, itulah rupa sahabat.

~Nania

-


Kring ... kring

Bel pulang sekolah pun berbunyi semua murid berbondong-bondong menuju parkiran dan keluar dari area sekolah.

Ziva gadis itu tengah berjalan di koridor menuju parkiran di sana ada Arez yang tengah menunggui nya.

"Rez, Bang Zo ko dari istirahat pertama ga keliatan sih, lo tau ga dia dimana? Perasaan gua ga enak, gua takut dia kenapa-kenapa," ujar Ziva. Dia merasa tak enak perasaan, selalu memikirkan Zorion seakan-akan 'dia' sedang tidak baik-baik saja. Ziva juga merasa aneh tiba-tiba perutnya menjadi sangat sakit. Biasanya jika diantara mereka ada yang sakit kembarannya juga ikut merasakan sakit, maklumlah mereka 'kan anak kembar.

"Perut gua juga akhir-akhir ini suka sakit tiba-tiba, padahal gak kenapa-kenapa, kemarin gua sama Bang Zo ke dokter ngecek keadaan gua, dan hasilnya baik-baik aja, gua kira gua kena gagal ginjal tapi Alhamdulillah nyatanya nggak kenapa-kenapa. Tapi kenapa gua suka sakit perut ya?"

"Paling lo cuman salah makan," jawab Arez. Ziva menghela nafas, jawaban Zorion dan Arez sama saja.

"Lo mau tau Zo dimana?" Arez menatap Ziva dengan serius, Ziva pun mengangguk mengiyakan perkataan Arez. "Zo, lagi di Jakarta. Dia lagi ikut lomba cerdas cermat, kayak biasanya," sambungnya.

"Hah? Seriusan? Tapikan-"

Ziva semakin merasa ada yang ditutup-tutupi, jawaban Arez sangat tak masuk akal tak biasanya Zorion tidak meminta izin nya terlebih dahulu sebelum pergi. Zorion tak pernah pergi jika Ziva tidak mengijinkannya, tapi kali ini mengapa Zorion tak izin padanya? Jangankan izin pamit saja tidak.

Seakan-akan Arez tau apa yang mau di tanyakan oleh Ziva, ia pun langsung menjawabnya. "Zo ga bilang sama lo karena dia mau bikin surprise buat lo, Zi."

"Lomba? Perasaan gua gak denger kabar kalau ada lomba, baru bulan kemarin Cey sama Bang Zo ikut lomba masa sekarang lomba lagi, bukannya lomba itu tiga bulan sekali?"

-_-

Arez menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Gua lupa lagi berhadapan dengan seorang Zivanna Aeena Permata. Zi orang yang paling gak bisa di kibulin, gua harus hati-hati jangan sampai keceplosan.

Ziva melambai-lambaikan tangannya ke wajah datar Arez.

"Naik," perintah Arez yang sudah nangkring di MotoGP miliknya.

"Gua gak mau, makasih," ucap Ziva sambil berjalan menuju gerbang sekolah namun baru beberapa langkah tangan besar milik Arez membuat langkahnya terhenti.

"Naik. Ini pernyataan bukan pertanyaan."
Ziva, menaikkan sebelah alisnya menatap heran Arez yang kini sedang membuka jaketnya lalu ia memberikan kepadanya.

"Tutupin, rok lo pendek." Setelah itu Arez memakaikan helm untuk Ziva sebelum menyalakan mesin. Pipi Ziva memanas, ia menahan senyumnya.

Arghhhhhhhhh, baper bangetttttt woyyyyyyyyyyylahhh skskks.
batin Ziva.

"Rez," panggil Ziva saat motor sudah berjalan beberapa meter dari tempat tadi.

"Hmmm." Arez sedikit melirik Ziva dari kaca spion motornya.

Gadis itu terlihat tersenyum lalu memeluknya. Dibalik helm Arez juga tersenyum simpul.

o0o

Z I Z O | POSSESSIVE BROTHER (HIAT)Where stories live. Discover now