24.

159 6 0
                                    

Nothing know my troubles but God.

-

Dilain tempat terdapat pria yang terbaring lemah di brankar rumah sakit setelah dua belas jam ia tertidur dan enggan bangun dari tidurnya.

"Eugh," lenguh seorang pria yang tak lain adalah Zorion.

Seorang pria yang berpakaian seragam sekolah membantunya duduk. "Puji Tuhan, sadar juga lo."

"Gimana keadaan lo, Zo?" tanya Arez dengan nada khawatir.

"Gue b aja."

"Ck! Maka nya gua bilang juga apa lu jangan ikut balapan, untung gak mati lu." Angga memukul pelan kepala Elang.

"Lu kalo ngomong gak bisa dijaga ya babi!" cibir Vazo pada Elang yang asal ceplos jika berbicara.

"Ziva gimana?" tanya Zorion pelan.

"Adik lu, eum ... Kev, lu aja dah yang jelasin," pinta Ethan. Kini Zorion menatap sengit Keven.

"Kemarin Ziva telfon gue dia nanyain kabar lo, dia khawatir karena lo udah dua hari gak pulang-pulang, akhirnya gue suruh dia pulang ke rumah," jawab Keven seadanya.

"Rumah mana? Kalo ngomong gak usah setengah-setengah!"

"Anjir, galak bener lu." Zayn menatap raut wajah Zorion dengan takut.

"Pms lu ya, bangun dari pingsan
tiba-tiba marah-marah," ucap Ethan sembari menyodorkan jajanan ringan, agar pria itu lebih rileks.

"Ethan tolol! Orang baru selesai operasi lu kasih ciki, mending kasih gua." Baru saja tangan Elang ingin merebut jajanan ringan tersebut dengan gesit pria yang sedang sakit itu merampasnya, setelah itu ia membuang jajanan tersebut. Semua orang melongo, ada apa dengan Zorion?

"Jangan-jangan lu ngalamin metempsisosis ya?" tuding Zayn menatap Zorion dengan perasaan takut.

"Metempsikosis Zayn goblok! Udah tuwir tapi bego, bodoh, anying," maki Angga kesal.

"Lu kok bisa tau sih, Ga?" tanya Ethan ter-kaget-kaget karena kok bisa temannya yang sengklek itu pintar.

"Oh jelas lah gua tau, gua 'kan pinter gak kek lu pada." Angga memainkan rambutnya.

"Mentang-mentang lu tau, lu jadi besar kepala ya," gerutu Zayn kesal.

"Udah besar kepala, botak lagi, fiks lu ketularan virus sih idiot Ipin," duga Elang melotot.

"Eh iya ya, lu juga 'kan minggu lalu ke Malaysia." Vazo ikut melotot menatap Angga yang sedang tertawa tak jelas.

"Anying, lu juga pake baju biru, plissss kok teman-teman gua pada reinkarnasi." Ethan juga ikut melotot menatap Angga yang juga menatapnya.

"Anjir, gak ada reinkarnasi! Itu fantasi!" ucap Zayn sedikit ngegas.

"Ada kok, gua percaya adanya reinkarnasi," ujar seorang pria yang sedari tadi hanya diam saja. Pria itu adalah Dharma—anggota unit killer savage.

"Ya 'kan lu agamanya Budha, tapi kalau di—" Ucapan Zayn terpotong kala Zorion menjatuhkan gelas, membuat gelas itu tidak terbentuk lagi.

"TOLERANSI! DAN TOLONG TINGGALIN GUE SENDIRI!"

"Lu kenapa sih, Zo? Ada masalah?" tanya Arez.

"Ba-cot!"

"Anying, ari sia kunaon?" Angga memundurkan langkahnya, kala Zorion menatapnya dengan tajam.

"Gua capek.. gua pengen ikut Steven aja."

"Steven? Sepupu lu yang waktu itu lu ceritain ya?"

"Steven sekarang di Jerman ya?" tanya Dharma. "Sumpah ya gua tuh kagum banget sama dia, jadi pengen ketemu sepupu lu–Steven," sambungnya.

Z I Z O | POSSESSIVE BROTHER (HIAT)Where stories live. Discover now