10

405 9 0
                                    

Bukan bahagia yang menjadikan kita bersyukur, tetapi dengan bersyukur akan menjadikan hidup kita bahagia

~Zorion Brilsky Trisson
-

Kejadian dimana Arez dan Ziva pergi ke Jakarta untuk makan malam bersama menyebabkan diri mereka terseret ke ruang BK, tempat yang dimana Ziva sering kali mendapat ceramah beruntun di ruangan itu hampir setiap harinya. Arez yang juga terseret ke ruang BK pun tampak gelisah karena dia tidak pernah masuk BK, dan ini pertama kalinya.

Ziva terkekeh kecil saat melihat Arez yang muka nya mulai memerah.

"Ziva, Arez! Ngapain kalian di Jakarta? Kalian tidak berbuat apa-apa 'kan?!" tanya Pak Irwansyah tegas.

"Kita ke Jakarta cuman dinner doang kok, Pak. Kita ga ngapa-ngapain, serius deh," jelas Ziva dengan tenang. "Lagian pikiran Bapak aja yang mesum," sambungnya.
Inilah Zivanna Aeena Permata, ralat! Zivanna Aeena Permata Trisson gadis yang sangat-sangat bar-bar, cerewet, dan pantang takut dengan orang.

"Ziva, kamu tuh ya udah nilainya paling kecil di kelas, kamu juga sering nyontek ke siswa-siswi yang lain, dan kamu sering bolak-balik ruang BK. Bapak bosen liat kamu lagi kamu lagi yang kesini," keluh Pak Irwansyah.

"Yaudah Bapak keluar aja dari sekolah ini kalo Bapak bosan, beres 'kan? Bapak lupa sama jabatan Bapak? Bapak itu guru BK, ya berarti Bapak harus terima semua konsekuensinya lah, ribet banget nyalahin saya, salahi saja diri Bapak sendiri yang tidak bisa menasihati murid-murid nakal seperti saya. Bapak mah curang gak mau anak muridnya nakal tapi kerjaannya marah-marah melulu, kalo gak marah-marah, ngasih hukuman berat ke 'kami' yang membuat 'kami' ketinggalan pelajaran," ucap Ziva membuat Arez melongo, berani banget dia, pikir Arez.

"Ck! Bapak juga gak pernah nasihati 'kami', malah Bapak mematahkan semangat 'kami', Bapak pernah bilang kalau 'kami' anak-anak yang nilainya kecil tidak akan bisa sukses dimasa depan nanti, itu yang membuat kami down dan kecewa," lanjut Ziva.

"Dan juga kalau tidak ada murid-murid nakal seperti saya disini, Bapak tidak akan ada disini, dan Bapak tidak akan berfungsi, nah! Justru adanya Bapak disini adalah berfungsi untuk memberikan nasihat dan motivasi bukan malah banding-banding 'kan kami," tegas Ziva. Daebak, Ziv!

"Lagian saya aneh dengan guru-guru disini, Bapak mau tau alasan saya kenapa selalu menyontek? Jawabannya adalah karena guru-guru lebih menghargai orang yang bernilai tinggi, daripada orang yang jujur," jawab Ziva membuat Pak Irwansyah kicep.

"Waktu kelas sepuluh saya pernah dapat nilai bagus, tapi apa? Guru-guru malah gak percaya, dan bilang saya nyontek padahal saya gak pernah nyontek waktu berada di kelas sepuluh, karena saya tau mau dapet nilai bagus atau jelek yang penting hasil sendiri. Eh, guru-guru malah membuat saya kecewa berat, malah nuduh saya nyontek, daripada saya cuma di tuduh dengan fakta yang tidak sesuai, mendingan saya beneran ngelakuin hal tersebut, sama-sama jelek 'kan nama saya didepan para guru-guru," pungkas Ziva. Setelah itu dia berdiri sambil menarik tangan Arez menuju pintu keluar. Sebelum benar-benar pergi, Ziva mengatakan sesuatu ke Pak Irwansyah.

"Saya dan Arez permisi, sampurasun," pamit Ziva.

"Rampes," jawab Pak Irwansyah pelan.

o0o

Jam menunjukkan pukul 20.20 WIB.
Sekarang Zorion, dan Ziva sedang menonton TV di ruang tamu. Di temani dengan banyak cemilan dan juga makanan.

Ziva gadis itu sedang fokus kepada film yang tayang di dalam TV. Yaitu film horor yang memang Ziva sangat menyukai film tersebut.

Ziva memberenggut kesal. Saat sedang asyik-asyiknya menonton film malah dimatikan oleh Zorion. Ziva menatap sinis ke arah Zorion yang juga sedang menatapnya.

"Dek, katanya lo masuk ke ruang BK lagi ya?" tanya Zorion.

"Iya."

"Huft ... lo tuh hobi banget ya keluar-masuk ruang BK. Suka lu ya sama Pak Irwansyah?"

"Bang, gue pengen berhenti sekolah, boleh gak?"

"Gak! Gua capek-capek kerja buat bayarin sekolah lo, dengan enteng nya lo ngomong kek gitu," sindir Zorion.

FYI, Zorion itu tidak bayaran sekolah karena dia dapat beasiswa.

"Kenapa sih emangnya? Ada masalah? Ada yang gangguin lo?"

"Gue bodoh jadi buat apa sekolah, percuma juga 'kan? Gua tuh bisanya ngebebanin lo doang," gerutu Ziva.

"Sekolah itu tempatnya belajar, biar yang kurang pintar jadi pintar. Ziv, gini ya kalau gue pinter ngapain gue sekolah? Mending gue jadi guru, biar ilmu gue bermanfaat," jelas Zorion. "Beban, lo ngerasa jadi beban? Gua nggak pernah bilang lo beban gua, tapi kalau lo sendiri yang ngerasa yaudah lo coba berhenti jadi beban gue, cara nya gampang lo harus semangat belajar biar dapat beasiswa," sambung Zorion.

"Kamu itu gak bodoh, kamu itu cuma males. Gak ada orang bodoh di dunia ini, adanya orang yang meles mencoba, pintar itu macam-macam ada yang pinter di bidang pekerjaan, ada yang di hobi, ada yang di akademik, semua orang itu pinter di bidangnya masing-masing, kalau gak pinter di akademik ya jangan berkecil hati, ayo kamu korek terus dimana basic kamu sendiri," tutur Zorion sambil mengelus pundak gadis itu guna memberi semangat kepada adik perempuannya.

"Kenapa ya Bang gue itu gak sepintar lo?"

"Karena gua ya gua, lo ya lo. Lo pinter nyanyi gue nggak, lo pinter masak gue gak bisa masak, lo pinter sembunyikan masalah gue gak bisa, lo bisa nahan amarah gue nggak bisa. Semua orang itu beda-beda, jangan bandingkan diri lo sama orang lain, lo punya kelebihan yang orang lain gak punya, dan sebaliknya begitu," jelas Zorion.

"Lo harus semangat, jangan gampang menyerah, jangan mikir masalahnya tapi pikir solusinya, jangan banyak ngeluh, hidup itu disyukuri."

"Apa yang harus gue syukuri? Ga ada, keluarga bahagia? Gue gak punya, orang tua yang sayang dan perhatian sama gue, gue juga gak punya. Orang lain punya ini itu gue gak punya," lirih Ziva.

"Astagfirullah, istighfar Ziv," tegur Zorion menggelengkan kepalanya, dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Ziva.

"Bukan bahagia yang menjadikan kita bersyukur, tetapi dengan bersyukur akan menjadikan hidup kita bahagia," ucap Zorion membuat Ziva yang sedang mengunyah permen karet kicep.

"Semakin bersyukur maka hidup semakin akur. Akur bagaimana? Akur dengan keadaan yang kita alami. Bersyukurlah dengan semua hal dari yang kecil sampai yang besar, dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan lapang maupun sempit," pungkas Zorion. Ziva menatap punggung Zorion yang mulai menjauh.

'Yes, right! Gue harus lebih semangat, gue pasti bisa!' batin Ziva.

"Seharusnya gue bersyukur karena masih dikasih umur, masih sehat wal'afiat, masih bisa sekolah, masih punya dua tangan, dua kaki, dua mata, dua ginjal, dan dua lobang hidung," ucapnya pada diri sendiri.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Rabb."

***

Haii, semuanya!!

Sudahkah kamu bersyukur hari ini?

Kamu tahu? Bahwa bersyukur adalah tips agar semakin nikmat itu datang pada diri kita sendiri. Semakin bersyukur maka hidup semakin akur. Akur bagaimana? Akur dengan keadaan yang kita alami.

Jangan lupa bersyukur ya teman-teman, semangat terus, jangan pantang menyerah❤️

See you next chapter

Z I Z O | POSSESSIVE BROTHER (HIAT)Where stories live. Discover now