18.

167 9 0
                                    

Hancurkan ilusimu sehingga engkau bisa melihat kenyataan. Hancurkan ketakutanmu sehingga engkau bisa melihat resiko. Hancurkan egomu sehingga engkau bisa melihat kehidupan.

~Maxim Legace

-

Dikamar yang berukuran sedang, Ziva sedang berbaring di ranjangnya. Gadis itu tengah memikirkan pemuda yang waktu itu pernah menyenggol lengannya membuat dirinya terjatuh.

"Logo tengkorak putih? Apa dia anggota geng jevracks yang terkenal sadis-ih, kok gue jadi mikirin tuh cowok songong sih," gerutu Ziva, lalu dia mengambil gitar yang berada di atas meja.

"Dash Uciha plis
Ku tak suka preman brengs*k
Yang brani nyolek
Ditemani satu trek
Sering triak
Galak, malak, nyalak, rusak
Mirip kumpulan sapi
Telat bulan terapi ...."

"Duh, laper banget. Tapi makan apa ya? Mana beras abis, telur, mie juga abis lagi, huft!"

Tiba-tiba gadis itu teringat kejadian tadi pagi, saat dirinya dan Kakak laki-lakinya hendak makan namun tidak ada sama sekali makanan yang tersisa.

"Yahh," desah gadis berkuncir cepol saat melihat lemari dapur minimalis yang kosong.

"Kenapa dek?" tanya Zorion sembari membenarkan pakaiannya.

"Stok makanan habis. Gaada makanan sama sekali Bang, g

"Yaudah bikin mie aja."

"Tapikan mie nya cuma satu." Keluhan gadis itu terdengar jelas ditelinga Zorion.

"Telur nya ada dua 'kan? Gini aja lo bikinin gue telur ceplok aja. Nah! Mie, dan satu telur nya lagi seterah lo mau dibuat apa."

"Gak usah deh lo aja yang makan mie, gue gak lapar-lapar amat. Lagian 'kan lo mau kerja jadi harus bertenaga, biar kerja nya semangat!"

"Dari semalam 'kan lo belum makan, udah lo aja yang makan mie instan nya. Gue berangkat ya," pamit Zorion menghampiri Ziva lalu memeluk adik nya itu dengan erat.

"Tunggu!"

"Kenapa, hmmn?"

"Gue bikinin mie buat sarapan lo dulu-" Belum sempat melanjutkan omongannya ucapan Ziva terpotong kala Zorion memotongnya.

"Jangan mikirin gue pikirin diri lo aja sendiri, lo 'kan belum makan dari semalam pasti lapar 'kan? Gue minta maaf ya Dek, gue belum bisa jadi Abang yang baik buat lo, maafin gue yang belum bisa bahagiain lo," lirih Zorion sambil mengeratkan pelukannya.

"Syut ... lo apa-apaan sih Bang! Dengar ya lo itu cinta kedua gue setelah Daddy. Lo itu yang paling berarti dalam hidup gue, lo itu ATM berjalan gue, lo itu bodyguard gue, Intinya lo itu yang paling terbaik! Lo juga jelek, nyebelin, galak, dan pelit." Zorion terkekeh kecil mendengar ocehan gadis mungil yang berada didalam pelukannya itu.

"Udah ah pelukannya, lo bau, jelek, belum mandi lagi dari kemarin," ledek Zorion seraya mengendus-endus seperti anjing.

"Biarin!" ledek Ziva sambil menjulurkan lidahnya ke arah Zorion yang saat ini hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah Ziva.

"Nih, uang buat beli keperluan rumah. Ingat ya uang ini untuk beli sabun, pasta gigi, sampo, beras, dan makanan pokok lainnya," pesan Zorion sambil menyodorkan beberapa lembaran uang berwana merah.

Z I Z O | POSSESSIVE BROTHER (HIAT)Where stories live. Discover now