Chapter 37 : Wàhrheit

5.8K 906 385
                                    






























Hari persidangan.

Ruangan yang sangat luas dan mewah begitu sunyi untuk beberapa saat. Orang-orang disana berkumpul dihadapan Sang Raja yang duduk dengan gagah memandang rendah Komandan pasukan pengintai- Erwin Smith.

Dibelakang Erwin sudah terdapat banyak para petinggi militer lainnya seperti Nile Dok dari polisi militer dan juga Dot Pixis dari pasukan penjaga. Tak sedikit para pasukan lainnya yang siap berjaga di belakang mereka yang selalu berjaga-jaga dengan senjata mereka.

Sekarang dihadapan para petinggi pemerintah, Erwin menunduk dengan tangan terantai. Dia terus diam dan patuh mendengarkan semua tuduhan yang para petinggi pemerintah berikan padanya.

" -melarikan diri dari tanggung jawab setelah menyebabkan banyak prajurit tewas" Aurille yang merupakan salah satu dari petinggi pemerintah mengakhiri penjelasannya.

"Maka dari ini-" Nile Dok menahan nafasnya saat akan mendengar putusan hukuman untuk Erwin- mantan sahabatnya dulu. Dia melirik Erwin yang memiliki lebam pada wajahnya. Nile terkejut saat melihat senyuman tipis itu, dia sangat mengerti betul bagaimana sosok Erwin. 'Kau tersenyum? Apa ini yang kau inginkan, Erwin?!' batinnya.

"..Erwin Smith dijatuhi hukuman-"

Brak

Semua orang disana menoleh dan melihat siapa yang berani mengacaukan persidangan tertutup ini?

Pria yang baru saja mendobrak pintu itu menarik nafasnya dan mengepalkan tangannya yang ia letakan pada dadanya, melakukan penghormatan "Saya Moblit Berner dari pasukan pengintai!" teriak Moblit dengan tegas.

"Kisama! Apa kau buta?! Masuk semaumu, kau pikir tempat apa ini!" bentak Deltoff yang merupakan bagian dari petinggi pemerintah. Dia meneriaki Moblit serta menunjuknya dengan emosi. Semua polisi militer yang menjaga ruangan itu juga mengarahkan moncong senjata mereka pada Moblit. Sontak hal itu membuat ia menelan ludahnya.

Sekilas Moblit melirik Erwin yang penampilannya sedikit mengenaskan. Sepertinya Moblit pikir Erwin ikut terkejut melihat kedatangannya, tapi tak lama setelahnya ia melihat pria bersurai pirang itu menganggukan kepalanya pelan. 'Hanji-san sudah mempercayakan ini padaku' batinnya menyadarkan dirinya sendiri.

"Saya menghadap untuk mengatakan hal penting" Moblit berdiri dengan tegap, ia tak bisa mundur sekarang meskipun polisi militer bersiap membidik kepalanya sekarang.

Terlihat dua orang lainnya memasuki ruangan. Raut marah para petinggi pemerintah dan militer nampak terkisap tak percaya apa yang Moblit tunjukan pada mereka semua.

'Mereka belum mati?!' batin mereka berteriak. Dan benda yang dua orang itu bawa menarik perhatian mereka hingga tidak sengaja berteriak kaget.

"Buku itu!"












.....................

Eren merasa seseorang tengah mengikatnya dengan sesuatu yang kuat. Pengaruh suntikan itu mungkin mulai menghilang, karena dia mulai mendengar percakapan lebih dari satu orang.

Kedua lengannya terasa pegal dan kaku, sebenarnya apa yang mengikat kedua tangannya hingga dia tak bisa bergerak? Dan juga siapa yang melakukannya?

Kelopak mata itu terbuka perlahan, menampakan keindahan emerald sang empunya. Beberapa kali mengerjap untuk membiasakan cahaya yang masuk pada pupil matanya.

Dan sekarang ia bisa melihat jelas tempat yang sangat luas dengan tiang besar nan tinggi membuatnya tampak kokoh. Dan juga beberapa orang yang ada dibawah?

Wàhrheit [AOT X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang