Chapter 49 : Verschwinden

2.8K 400 120
                                    

Tok tok..

Perempuan paruh baya itu segera beranjak dari duduknya. Dia berdecak saat tamu yang tak diundang itu mengetuk dengan tidak sabarnya.

Dengan tak rela dia melepaskan pena dan catatan hariannya. "Iya! Sebentar!"

Fischl Cliff mengomel dalam hati, siapa yang datang pagi-pagi seperti ini dan merusak mood nya?

Cklek.

"Iya siapa?" Fischl menelengkan kepalanya saat menemukan sosok berjubah hijau sudah ada di depannya. Wajah yang tertutupi tudung serta perawakannya yang tertelan jubah besar, membuat Fischl kesulitan menebak siapa tamu tersebut.

"Kaa-san.."

Netra biru Fischl membesar begitu mendengar suara cempreng khas yang sangat ia rindukan. Tanpa melihat wajahnya saja Fischl sangat mengenali tamu itu.

Tanpa berpikir lagi Fischl menerjangnya dengan pelukannya. Perempuan tua itu menangis tak menyangka masih bisa melihat dan mendengar suara putrinya.

"Oh.. putriku yang malang.." tangisannya begitu menjadi saat merasa tubuh mungil anaknya semakin mengurus.

Dia menyesali keputusannya yang membuat putrinya menderita.

Seharusnya ia tidak mengirimkan anaknya pergi ke militer, seharusnya dia tidak meninggalkannya.

Persetan dengan putrinya yang memiliki bakat khusus yang bisa menyelamatkan umat manusia. Bisakah mereka berdua egois untuk hidup dan mengacuhkan orang-orang yang membutuhkan bantuan putrinya?

"Kaa-san merindukanmu.. sangat rindu.. maafkan Kaa-san"

"Manusia memang seperti itu kan? Kaa-san"

Suasana hangat dirumah Fischl seketika menurun drastis. Hawa dingin mulai mendominasi saat putrinya berjalan maju menyudutkan tubuh ibunya.

"Kau.." Fischl ikut memundurkan langkahnya. Entah kenapa dia harus waspada ke putrinya sendiri. Suara itu.. jelas sangat berbeda dengan yang pertama.

Fishl mendengar dengan jelas itu adalah suara putrinya, tapi kenapa.. suara tadi sangat berat dan menakutkan?

"Siapa kau?!" tekan Fishl melirik ke sekelilingnya, mencari alat pertahanan diri yang bisa ia jangkau.

Suara putrinya kembali terdengar membuat Fischl kebingungan. "Aku tentu anakmu.. Kaa-san sudah meninggalkanku dan sekarang kau melupakanku?"

Tangan itu membuka tudungnya.. dan benar saja itu adalah wajah yang ia rindukan.

"Aku juga merindukanmu Kaa-san"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku juga merindukanmu Kaa-san"

Tidak. Itu bukan (Name).

Fischl menggeleng keras. Itu memang tubuh anaknya, tapi Fischl yakin ada yang mengendalikannya.

Wàhrheit [AOT X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang