Chapter 48 : Erinnerungen und Schicksal

2.6K 406 73
                                    

ARMIN POV

Aku membuka mataku, mengerjapkannya beberapa kali saat pandanganku nampak kabur. Kepalaku teramat sangat sakit, aku meringis dan mendesis sembari menjambak rambut pirangku. Bahkan tanpa sadar aku merontokan rambutku sendiri, ini sakit sekali...

'..sampai mau mati rasanya'.

"Aku muak harus selalu melakukan ini, sampai mau mati rasanya"

Suara perempuan bergema di sekitarku, mengalihkan perhatianku. Ruangan gelap yang awalnya sunyi ini perlahan berubah menampakan wujudnya. Mata ku mengembara ke sekeliling ku, melihat ada dimana sekarang aku berada ini?

 Mata ku mengembara ke sekeliling ku, melihat ada dimana sekarang aku berada ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Ini.. sebuah kamar? Bukankah tadi aku sedang menghadang Bertholdt? Apa aku mati? Ini neraka?' refleks aku mengambil langkah mundur saat merasa familiar dengan ruangan kamar ini.

Aku melihat seseorang berbaring di ranjang tidak sadarkan diri, aku juga bisa melihat perban yang melilit di kepalanya membuatku merinding membayangkan betapa parahnya luka itu. Namun, saat aku mengamati orang itu, dia tampak tidak asing.. sepertinya aku mengenalnya.

Tapi siapa?

"Tapi mati juga pun tidak bisa haha.. kamu enak sekali ya Armin?"

Nafasku tersendat mendengarnya. Dia menyebut namaku? Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena ia membelakangi ku, dan sesuatu mengejutkanku saat dia membungkuk mendekatkan bibirnya pada telinga orang yang ada disana.

Tiba-tiba tenggorokan ku menjadi kering ketika dugaan ku ternyata benar. Orang yang tertidur disana adalah aku?!

Aku mulai mengingat kembali saat Eren dan Mikasa menangis ketika aku sadar. Mereka mengatakan kalau aku sudah tidak bisa ditolong lagi dan sebuah keajaiban aku bisa bertahan dan sadar kembali. Anehnya dokter mengatakan jika di tubuhku bahkan tidak ada bekas luka yang serius, padahal seharusnya luka yang menimpaku itu bukan sekedar luka biasa, bahkan dokter saat itu mengatakan bahwa aku mengalami kerusakan otak!

Jika dilihat sekarang dan jika benar yang sedang tertidur disana adalah aku, itu berarti dokter itu tidak berbohong. Karena aku melihat banyak sekali balat bantuan medis yang terpasang di tubuhku.

'Ini berarti aku ada di masa lalu?'

Tapi bagaimana bisa?!

Seluruh ingatan dan pandanganku berputar. Semua kenangan dan memori seperti dipaksa masuk kedalam otakku sampai aku bersujud berteriak kesakitan. Nafasku terengah-engah, aku melirik perempuan di depan ku.. dia diam tak berkutik bak tidak mendengarkan suara jeritanku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wàhrheit [AOT X READER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang