5. I'm in Deep Shit

7.2K 579 6
                                    

"There is something really special about you that I can't quite explain."
- Unknown

"Lo beneran mau ikut ekskul drama Sha?" Sesil sudah menanyakan itu sejak tadi pagi hingga sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo beneran mau ikut ekskul drama Sha?" Sesil sudah menanyakan itu sejak tadi pagi hingga sekarang ini. Kami berdua baru saja selesai ulangan harian matematika, yang dibagi dua kelompok sesuai urutan absen. Karena tadi Ibu Imel selaku guru menyuruh absen akhir duluan, Janne masih di dalam mengerjakan ulangan. Aku dan Sesil sudah tinggal duduk-duduk santai.

"Ya ampun Sesil, jawaban aku masih sama. Iya," ujarku sambil memutar bola mata. Dia nggak bosan apa dari tadi tanya itu melulu pikirku. "Tapi Sha, ekskul drama disini tu jelek. Nggak ada anggotanya."

"Seriously? Sampai nggak ada anggota?"

"Ya ada sih, tapi cuma dikit. Dulunya sih ekskul drama disini terkenal banget saking bagusnya." Sesil memakan jajanan yang tadi kami beli di kantin. "Tapi sekarang kalah sama cheerleader dan antek-anteknya," sambungnya.

"Ya mungkin nanti kalau aku udah masuk, ekskulnya jadi banyak peminatnya," sahutku sambil menaik-turunkan alis. Sesil spontan memperagakan orang mual.

"Lo mending ikut karate aja sama gue."

"Nggak mau, takut."

"Takut apaan elah, kan nanti ada gue."

"Yang aku takutin itu kamu. Nanti kalau aku ngelawan kamu, aku pasti kalah kan tenaga kamu kayak kuli."

"Wah lo kalo ngomong suka ngadi-ngadi ya," kata Sesil memberiku pelototannya. "Bercanda, aku nggak minat ikut kayak gituan."

"Terus nanti temenin aku ya, mau ketemu sama ketua ekskulnya," ajakku padanya, lagian juga aku nggak tau Kak Dara itu yang mana apalagi kelasnya.

Sesil menganggukan kepalanya sekali. "Gampang itu mah."

"Si Janne lama amat sih," gerutunya pelan.

"Dia baru masuk 15 menit yang lalu, Sil." Sesil yang mendengar ucapanku tersenyum lebar. "Mending kita ke bawah yuk, Sha. Liat kelasnya Kak Aresh olahraga."

"Boleh deh, daripada gabut disini." Lumayan juga cuci mata habis ngerjain soal yang buat pushing kepala.

Kami berdua duduk di samping tangga, untuk melihat orang-orang yang sedang berolahraga. Terutama sih melihat Kak Aresh. "Sayang banget dari pagi aku nggak liat Kak Nio," gumamku lirih.

Setelah beberapa menit sibuk sendiri-sendiri mengamati ke arah lapangan. Sesil membuka mulutnya "Eh, Sha, gue masih nggak habis pikir deh sama Janne."

"Nggak habis pikir kenapa?"

"Dua hari yang lalu, yang dia nangis-nangis itu tu karena dia curhat sama gue kalo dia itu sebenarnya masih cinta sama Kak Aresh." Oke, penjelasan dari Sesil sudah menjawab satu hal yang ingin aku tanyakan sejak kemarin pada Janne.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang