7. That's Going to Hit the Fan

6.5K 563 11
                                    

"There is something really special about you that I can't quite explain." - Unknown

Aku membesarkan volume radio yang tengah memutar lagu Fallin' (Adrenaline) milik boy band kenamaan Amerika Why Don't We

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membesarkan volume radio yang tengah memutar lagu Fallin' (Adrenaline) milik boy band kenamaan Amerika Why Don't We.

Aku melirik Papaku yang sedang fokus menyetir di sampingku.

Aku sebenarnya bingung, kenapa Papa tiba-tiba mengotot ingin mengantarku sekolah. Tidak seperti biasanya, Papaku termasuk orang yang super duper sibuk. Jadi, kejadian seperti ini terasa aneh saja bagiku.

"Oh iya, Sha, Papah lupa mau kasih kamu tiket filmnya yang kemarin." Aku menunggu Papa melanjutkan kalimatnya. "Nanti kamu minta sama Mamah ya," sambungnya.

"Iya Pah, tumben Papah kasih aku tiket, selama ini Papah suruh aku buat beli sendiri," kataku dengan nada sengit.

Papa mengacak-acak rambutku pelan. "Jangan marah dong, ini soalnya film terakhir Papah. Jadi kamu wajib nonton."

"Hah?! Papah serius mau berhenti jadi aktor?" sahutku tak percaya. Papa tak menjawab hanya senyuman yang Papa diperlihatkan kepadaku.

Pagi ini aku dikejutkan berkali-kali oleh sikap aneh Papa.

Papa membelokkan mobil ke kanan untuk memasuki area sekolah. Dia memarkirkan mobilnya ke parkiran khusus guru. Aku sungguh tidak tau apa yang terjadi saat ini, karena Papa juga ikut turun dari mobil.

"Papah, ngapain ikutan turun sih?"

"Loh Pak Bhanu sudah sampai ternyata?" Papa yang tadinya mau menjawab pertanyaanku menoleh ke arah belakangnya.

"Selamat pagi Pak Rendra, ini tadi sekalian mengantar anak saya sekolah." Wait a second, ini juga kenapa bapak kepala sekolah yang terhormat menghampiri Papaku. Ini ada apaan sih sebenernya pekikku dalam hati.

"Oh anaknya sekolah disini juga ternyata," ujar Pak Rendra menatapku dengan senyuman khas kepala sekolah.

Papa mengkode aku untuk menyalimi kepala sekolahku itu, aku yang mengerti kode itu tentu saja mendekati Pak Rendra dan menjabat tangannya dengan sopan.

"Mari, Pak Bhanu, kita sudah ditunggu kedatangannya," ajak Pak Rendra pada Papaku.

"Sayang, kamu belajar yang rajin. Papa duluan. Oke?"

Dengan raut wajah yang masih bingung aku tetap mengiyakan pesannya. Papa dan Pak Rendra beriringan menuju aula sekolah. Jangan-jangan Papah mau jadi guru disini?! Aku menggelengkan kepalaku berkali-kali untuk mengusir pemikiran absurdku itu.

Aku sampai tak menyangka ada beberapa siswa disekelilingku yang sejak tadi memperhatikan kehadiranku dan Papa layaknya si pemeran utama. Aku menghela napas kasar. Biasanya topik yang paling diutamakan untuk bergosip oleh para siswa-siswi Merseille adalah ketiga pemeran utama. Pasti nanti akan beralih menjadi anak tunggal aktor senior Bhanu Haryo Bratadikara ternyata salah satu siswi Merseille.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang