18. I'm Back, Back Where I Belongs

4.7K 484 86
                                    

Hai-hai aku up lagi:)

Happy Reading!

They will be better off, if I stay far away from them.
So I have to get as far away from them as possible.

Hampir satu minggu lebih aku menjauhi semua yang berhubungan dengan ketiga pemeran utama Merseille atau lebih tepatnya menghindari Kak Nio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hampir satu minggu lebih aku menjauhi semua yang berhubungan dengan ketiga pemeran utama Merseille atau lebih tepatnya menghindari Kak Nio. Sepulang latihan drama, aku memilih langsung pulang karena aku sudah berpesan kepada supirku untuk menjemputmu lebih awal.

Saat tengah latihan beradegan dengannya pun aku mencoba seprofesional mungkin agar bisa cepat-cepat berganti scene. Terima kasih pada tinggi badanku yang tidak seberapa ini, membuatku lebih mudah untuk menghindari tatapannya.

Aku sangat-sangat tau kalau Kak Nio ingin mengajakku berbicara berdua. Tapi, aku tidak peduli dan sudah membulatkan tekadku untuk menjauhinya.

It's been ninth days now, everything worked flawlessly according to my plan. Walaupun mungkin ada yang sadar kalau kelakuanku akhir-akhir ini sangat aneh.

Seperti sekarang ini, istirahat pertama aku dan Sesil pergi ke kantin untuk mengisi perut. Kami hanya berdua karena Janne sedang berkumpul dengan anggota cheerleader.

"Sha, lo lagi ada masalah ya?"

"Masalah? Nggak deh kayaknya," kilahku tapi sepertinya Sesil tau kalau aku sedang menutupi sesuatu. "Bohong ya lo? Muka lo akhir-akhir ini kusut banget."

"Ya gitu deh. Tapi kayaknya aku nggak mungkin ceritain ini di sekolah."

"Emang masalahnya besar?"

"Entah, aku juga bingung."

Dia mengernyitkan dahinya, "Dahlah males gue mikir, ayo makan aja deh." Ini nih contoh generasi micin, kalau disuruh mikir nggak mau, pengennya terima beres aja.

"Oh, Sha gue baru inget. Kapan hari, udah agak lama sih, gue pernah ketemu Kak El bonceng cewek sekitar jam enam malam. Kalau nggak salah ceweknya pakai baju pink," akunya sambil meniupi bakso panas yang ia pesan tadi.

Aku yang tadinya tengah menyuapkan segulung mi ayam ke mulutku langsung tersedak. "Uhuk."

Aku membuka tutup botol air mineral yang aku beli tadi dan meminumnya. "Gimana, Sil?"

"Elah, gue bilang liat si Elenio bonceng cewek pake motor. Dan gue yakin itu ceweknya bukan Kak Rasya."

Aku menengok kanan kiri, tidak ada yang memperhatikan kami berdua. Lalu mendekat ke arahnya. "What if I told you... that girl it was me. Do you believe in me?" ucapku pelan.

Sesil malah terbahak mendengar pengakuanku. Dia mencoba memberhentikan tawanya setelah tersadar bahwa aku dan dia sudah menjadi santapan empuk para kakak kelas yang merasa terganggu acara makannya. Mereka menatap sinis ke arah meja kami berdua.

CHOOSEWhere stories live. Discover now