8. Bad Egg

6K 550 9
                                    

"If you can get the proper definition of trouble, then we can find out who the real troublemakers are." - Al Sharpton

Setelah tadi ekskul drama dibubarkan oleh Bu Tia, kini hanya tersisa aku, Kak Bima dan Kak Nadya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tadi ekskul drama dibubarkan oleh Bu Tia, kini hanya tersisa aku, Kak Bima dan Kak Nadya.

"Bima!" Teriakan keras itu sungguh memekakkan telinga orang yang mendengarnya. Kak Bima yang tadinya mengajakku mengobrol bersama Kak Nadya mengenai seleksi besok Senin, dengan malas membalikkan tubuhnya.

"Anjing, lo ngapain sih, Cak?"

"Itu si Aresh sama El gelut lagi mereka."

Aku membelalakkan mataku, Kak Nio sama Kak Aresh berantem? Kenapa? Emh karena Kak Rasya mungkin kali ya. Biasa drama pemeran utama.

"Lah terus, gue kan udah nggak ngurus begituan, panjul. Kalo lo lupa gue bukan anggota OSIS lagi."

"Nah, itu Dani tadi udah coba ngelerai tapi malah kena bogeman mentah dari si El."

Kak Bima mengusap wajahnya kasar. "Kalian berdua ikut gue bentar deh," ajak Kak Bima padaku dan Kak Nadya.

Kami bertiga diarahkan temannya Kak Bima itu ke arah lapangan samping. Aku menatap ngeri ke arah dua orang yang sibuk balas-membalas tinjuan. Aku itu kan sering melihat film action yang diperankan oleh Papa. Tapi kalau lihat secara langsung suasananya sangat jauh berbeda. Aku dapat merasakan mata yang memancarkan kemarahan dan kebencian antara Kak Nio dan Kak Aresh.

 Aku dapat merasakan mata yang memancarkan kemarahan dan kebencian antara Kak Nio dan Kak Aresh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku menyapu ke sekeliling lapangan terdapat anak-anak basket dan futsal. Loh bukannya hari Jumat itu waktunya ekskul futsal? Kok ada anak-anak basket? pikirku bingung. Ada lima siswa anggota OSIS yang dua diantaranya mukanya lebam-lebam. Itu mungkin karena mereka berdua yang tadinya ingin melerai perkelahian Kak Nio dan Kak Aresh. Itu pasti sakit.

Kak Bima mendekati Kak Nio dan Kak Aresh dengan sekali gerakan Kak Bima kini sudah di tengah-tengah keduanya.

"Lo apa-apaan sih, Bim?! Lepasin gue!"

"Bangsat lo Bima! Lo cari mati, gue belum puas ngehajar tu orang!"

Teriakan Kak Aresh dan Kak Nio bersahutan saat dengan sengaja Kak Bima melintir tangan mereka berdua ke belakang. Aku reflek membuka mulutku, Kak Bima keren banget. "Jangan kaget gitu, Sha. Si Bima emang dari dulu sering ngelerai mereka berdua kalau lagi berantem. So, dia udah khatam," bisik Kak Nadya.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang