⁰⁷

442 53 11
                                    

Rio berjalan sedikit sempoyongan menuju apartemen, dia merasa tubuhnya sangat lelah, bahkan untuk berjalan pun dia merasa harus berpegangan pada sesuatu, tapi jika dia minta Ren menjemputnya dia akan merepotkan, mau tak mau Rio harus bisa sendiri. Tangan nya seakan menggusur tasnya, karena jangankan dibawa, untuk ditarik seperti ini saja sudah membuat Rio kelelahan.

Akhirnya setelah perjuangan panjang nan berat, Rio sampai juga ke ambang pintu apartemen miliknya, dia yakin Ren ada di apartemen karena memang tidak ada rencana lain. Rio mencoba membuka pintu apartemen dengan segala tenaga yang dia rasa dia punya, dan foilah terbuka lah pintu apartemen tersebut, Rio segera masuk dan menutup kembali pintu tersebut.

" lho, udah pulang ? "

Rio melirik ke arah dapur, Ren tengah berdiri disana dengan tatapan heran melihat nya di apartemen, mungkin terkejut karena tadi dia bilang dia akan pulang malam tapi ternyata pulang lebih dulu. Rio mengangguk pelan, hingga matanya melihat sesuatu, entah kenapa melihat Ren membuatnya merasakan gejolak nafsu yang sangat menggebu-gebu.

Rio mencoba menggeleng kan kepalanya, bisa bisanya dia memikirkan soal itu. Ren masih sibuk berkutat di dapur, dia tidak tahu harus merespon Rio bagaimana, lagi pula dia sendiri sedang sibuk, jadi biarkan saja dulu Rio di ruang tengah sendirian. Ren baru akan berbalik, sampai dia merasakan pinggang nya dipeluk seseorang dari belakang, dia sudah bisa menduga dia siapa, di apartemen kan hanya ada dia dan Rio.

" kenapa ? "

Tak ada sahutan dari belakang, tapi Ren bisa merasakan deru nafas Rio disekitar lehernya, tiba tiba memeluknya dengan erat hingga membuat Ren kesulitan bergerak, syukur nya kegiatan masak Ren sudah selesai, jadi dia membiarkan Rio di belakang nya. Tapi ketika dia hendak berjalan menuju ruang tengah, Rio bukan hanya memeluk nya, tiba tiba dia mencium Ren juga.

Bukan itu saja, Rio juga bahkan menandai setiap inci tubuh Ren, Ren sudah biasa sebenarnya, toh Rio dan dia sering melakukan nya, tapi kali ini terasa sangat berbeda dari sebelumnya. Ren sampai harus berbalik bertanya-tanya apakah benar itu Rio atau orang lain? Saat dia berbalik itu benar benar Rio, dan bertepatan dengan Rio yang langsung mencium bibir nya.

" mpht ! "

Tanpa mempedulikan Ren yang mulai berontak, Rio langsung membawa Ren ke kamar yang biasa mereka pakai untuk melakukan itu. Ren terkejut, padahal belum sampai seminggu Rio mendapat jatahnya, kenapa tiba tiba Rio seperti ini ini lagi? Dia seperti orang kehausan yang sangat haus. Rio kembali mengusapi area sensitif Ren, Ren mau memberontak tapi tenaganya kalah besar dengan tenaga Rio.

" Ri stop ! "

— Partner —

Ren masih menangisi kejadian yang baru saja menimpanya tadi, dia benar benar ketakutan. Berbeda dengan Rio yang berada di sampingnya, dia tertidur dengan begitu tenang tidak seperti dirinya yang sedang gelisah. Ren mencoba bangun meskipun terasa sakit, dia memang sering melakukan nya dengan Rio, tapi tadi adalah kejadian pertama dimana Rio,

dia.. dia keluar di dalem kan ?

Ren melirik Rio di belakang, dia yakin Rio tidak mungkin melakukan itu padanya tanpa alasan, tapi dia juga curiga karena tadi seperti bukan benar benar Rio, mungkin kah Rio melakukan nya karena pengaruh alkohol? Tapi dia tidak mencium bau alkohol dari tubuh Rio. Ah sudahlah, Ren tak mau memikirkan itu semua, dia tak sanggup memikul semuanya bila dipikirkan bersamaan.

Ren lebih memilih mengambil semua pakaian nya dan segera memakainya lagi, dia melihat ke sekeliling, berjaga-jaga ada kamera Rio disana, bisa saja Rio melakukan bisnisnya tanpa persetujuan, tapi tidak ada kamera Rio dimana-mana. Ren berjalan tertatih tatih menuju luar kamar itu, dia harus menghindari Rio untuk sementara waktu.

Setelah sekian lama, kini Ren kembali menangis atas perbuatannya. Dulu ketika pertama kali jadi partner Rio, hampir sebulan penuh dia selalu menangis setelah melakukan hubungan, dia takut orang tuanya kecewa di atas sana, tapi Rio selalu berhasil meyakinkan nya bahwa semua akan baik baik saja untuknya maupun Rio, hingga akhirnya Ren berhenti menangis dan mulai terbiasa dengan kehidupan barunya.

Dan lagi, kali ini Ren menangis karena merasa bukan hanya jadi manusia kotor, dia merasa tak berharga lagi, padahal sebelumnya dia sudah tahu hal itu karena Rio yang merusaknya, kali ini pelakunya masih Rio, tapi ini berbeda dengan sebelumnya, pertama kalinya Rio keluar di dalam, Ren memikirkan banyak kemungkinan, dia belum lulus, dia masih membutuhkan sekolah.

" gimana kalau sesuatu terjadi ? Rio bakal tanggung jawab.. iya kan ? "

— Partner —

Rio benar benar heran kenapa hari ini Ren terasa sangat berbeda, dia tak banyak bicara seperti sebelumnya. Bahkan dia tak makan sarapan nya seperti biasa, lebih banyak menghindari Rio juga tentunya, seperti ada hal aneh telah terjadi di antara mereka. Rio memang curiga karena semalam dia terbangun di kamar khusus mereka dengan keadaan telanjang, ingin bertanya pada Ren tapi melihat raut wajah khawatir nya membuat Rio tidak tega.

" ayo berangkat "

" duluan "

Rio berbalik ke belakang, Ren tampak memainkan jarinya gelisah. Rio segera menghampiri Ren, memberikan Ren pelukan hangatnya, sayang bukan balasan yang seperti biasa yang Rio terima, Ren malah menghempaskan tangan nya lalu pergi lebih dulu meninggalkan Rio. Rio masih terdiam di tempatnya, dia benar benar bingung ada apa dengan Ren, tapi daripada dia terlambat lebih baik dia juga berangkat mengikuti Ren, saat dia sampai diparkiran, ternyata Ren masih menunggunya, setidaknya.

" ayo masuk "

Walau tak menjawab, Ren tetap masuk ke mobil dan Rio segera melajukan mobil tersebut menuju sekolah mereka. Alasannya tumben sekali pergi pagi pagi karena ada latihan, sebentar lagi dia ada ujian akhir, Rio akan segera lulus. Ren memikirkan soal itu, bila terjadi sesuatu padanya dia tak bisa terus bergantung pada Rio, dia bersyukur karena dari awal sudah berinisiatif untuk selalu menabung uang yang dia dapatkan, sehingga kemungkinan untuk lepas dari Rio bisa dia lakukan, bila keadaan mendesak.

semoga aja sih gak






























TBC

silahkan hujatan untuk author disini aja, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Partner [ END ]Where stories live. Discover now