¹⁰

470 52 24
                                    

Pagi itu Rio dan Ren berangkat ke sekolah seperti biasa, tidak ada bedanya dengan sebelumnya. Sudah berminggu-minggu sejak kejadian Ren melihat Rio jalan dengan Farrel, pertama dan terakhir kalinya, sejak kejadian itu Rio tak pernah dekat lagi dengan Farrel, suatu kenikmatan bagi Ren, sebentar lagi ujian akhir tiba, dan dia bisa menikmati hari libur bersama keluarga Rio. Rio juga baru selesai melaksanakan ujian akhir nya, tinggal menunggu kelulusan nya tiba.

Baik Melvin maupun Arkan juga tetap berteman baik dengan Ren, mereka tidak pernah terpisahkan. Semuanya baik baik saja, iya baik baik saja sampai Ren teringat dengan tingkahnya belakangan ini, agak aneh kalau dia harus menyimpulkan nya. Anehnya Rio tidak menunjukkan reaksi apapun, dia biasa saja dan bersikap seperti biasa. Ya walaupun terkadang Rio pulang larut ke apartemen, tapi itu adalah keuntungan bagi Ren juga, saat tingkah aneh nya ini kumat, Rio bisa membantunya.

Awal mulanya Ren bersikap seperti biasa, dia berfikir mungkin tingkah aneh nya itu hanya karena dia sudah lebih dewasa saja. Tapi kecurigaan nya kini mulai dipertanyakan kembali, apalagi saat dia sedang berbelanja kebutuhan bulanan mereka, Ren melihat sepasang pasangan gay di suatu supermarket, dan tebak? Salah satu dari pria itu — mungkin dia submissive nya, sedang apa ya.. perutnya sedikit mengembung, dan si pria satunya berkata dengan lembut namun masih bisa Ren dengar.

" apa dia disana mau sesuatu ? "

Hal itu sukses membuat Ren over thinking, ketakutan nya kembali menghantui dirinya. Akankah jika hal itu terjadi padanya juga, Rio akan jadi seperti pria itu? Ataukah itu hanya angan angan Ren? Ren yang penasaran tentu lebih memilih menyelidiki nya sendiri, pertama-tama dia harus memastikan keadaan dirinya dulu, setelah Rio pergi entah kenapa setelah mengantarkan nya ke apartemen, Ren memutuskan pergi ke apotik terdekat, membeli suatu benda yang katanya bisa memberitahu soal keadaan nya, ya itu testpack.

Ren tidak dipelototi atau ditanya aneh aneh oleh sang apoteker, mungkin sudah biasa dia melayani yang seperti itu. Setelah membeli benda keramat itu Ren langsung pulang ke apartemen, tapi dia berjaga-jaga dan berhati-hati takut ada seseorang yang sengaja mengikuti atau menjadi penguntit dari seorang Varendra. Foilah, syukur dia selamat sampai apartemen, dan Rio tak ada disana, Ren sempat ragu dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri, jika hasilnya tidak sesuai yang dia inginkan, apa yang akan terjadi pada hidupnya?

Rio pasti tanggungjawab.. gw yakin, Ren langsung pergi ke kamar mandi, dia harus menyelesaikan permasalah pikiran nya, daripada semakin lama dia malah semakin over thinking soal keadaan nya sendiri.

— Partner —

" persetan.. bilang sama gw kalau Rio bukan cowok brengsek.. sekali aja "
Ren melempar testpack ketiga nya, lagi lagi hasilnya sama dengan yang sebelumnya, positif.

Tapi apa yang dia ucapkan hanyalah suatu kemustahilan, bila Rio bukan pria brengsek dia mana mungkin akan meminta Ren jadi partner nya melakukan hal menjijikkan seperti ini, dan lagi meniduri seseorang seperti ini memangnya bukan hal brengsek? Ya setidaknya sih Rio masih memberi Ren tempat bernaung, tidak menidurinya lalu pergi begitu saja. Tapi tetap saja, sekarang Ren hamil, dan itu pasti anak Rio, Ren hanya melakukan itu dengan Rio seorang.

Ren tak mau berlalu dalam kesedihan nya, dia pasti bisa mengurusi dirinya sendiri, tapi bagaimana dia bisa hidup dengan satu kehidupan lain di tubuhnya bila dia satu apartemen dengan Rio? Dia tak ingin Rio tahu soal ini. Ren menggelengkan kepala nya, saat ini dia hanya memerlukan hiburan, lebih baik dia mencari hiburan ya kan? Ren segera mengumpulkan sisa sisa dari benda keramat yang baru saja dia pakai, tentu kecuali si testpack yang hasilnya positif itu, dia perlu menyimpan nya untuk keperluan nya nanti.

Ren memilih duduk di sofa, itu mungkin bisa mengalihkan pikiran nya untuk sementara waktu. Tangan Ren dengan lincahnya menekan satu persatu tombol di remote tersebut, hingga perhatian nya terfokus pada sebuah drama yang di tayangkan di tv besar itu, karena penasaran Ren memilih menonton drama tersebut, meskipun dulu dia sangat anti dengan drama seperti ini — ibaratkan ini sikakektron yang ada di Indokomerberuntung, bukan drama Korea yang biasa kalian tonton 👍🏻.

" kamu hamil ? kamu kan murahan, mana mungkin itu anak aku, pasti anak dari orang lain "
Dialog di drama tersebut membuat Ren kembali over thinking, dia jadi semakin takut dan juga ragu.

" pergi, aku gak butuh kamu apalagi dengan keadaan hamil kayak gitu, nyusahin aja "
Ren segera mematikan tv tersebut.

Nafasnya memburu tak karuan, dia jadi memikirkan bagaimana jika itu Rio, Rio menolak kehadiran si kecil yang sebenarnya tak Ren ingin kan juga. Sayang, ketika dia berfikir untuk mengakhiri nyawa si kecil, detak jantung kecilnya membuat hati Ren terenyuh, mana mungkin dia melenyapkan darah daging nya sendiri, tapi melihat drama tadi seperti sebuah tamparan bagi Ren, bagaimana jika Rio berubah 180° dan memperlakukan nya sama seperti itu?

" kenapa gw makin over thinking sih.. "

— Partner —

" hoi goblok, gak main entod entodan lagi kan ? "

Rio yang sedang di suatu tempat itu langsung menutup speaker ponselnya, sial suara di seberang sangat keras padahal volume ponsel Rio sudah yang paling kecil. Lihatlah karena sang penelepon kini orang orang di sekitar Rio memperhatikan nya dengan tatapan tajam, sungguh Rio malu bukan main.

" jangan keras keras tolol "

" ya maaf, mana Ren ? papa kangen "

Rio langsung menunjukkan ekspresi datarnya, padahal dia kira papa nya itu merindukan nya, tahunya merindukan si anak emas keluarga yang sebenarnya partner Rio ngentod. Secara mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi keluarga Rio juga sangat menyayangi Ren.

" gak mama, gak papa, dua duanya nanyain Ren terus, anaknya kan aku "

" heleh bacot, cepet kasih tau aja dimana dia, anak kesayangan papa "

" ini anak anjing comel, ini anak an- "

" mau warisan lu pindah tangan ? "

" ampun suhu "

Percakapan dua pria tersebut akhirnya bersambung ke berbagai topik yang sebaiknya tidak diceritakan, semoga kelak cucu tuan Aditama tidak sama dengan papanya apalagi kakeknya, hdh, sangat lelah hamba dengan mereka berdua. Apa kalian juga?

































TBC

silahkan komentar hujatan nya disini aja, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Partner [ END ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora