²²

409 41 9
                                    

" jadi itu anak ha- "

" bahasanya Javien ! "

Ren sebenarnya mau membantah perkataan Javien, tapi kenyataannya memang begitu, dia mana bisa mengelak nya lagi. Bersyukur nya Ren, karena ada nya Elya yang menengahi mereka, kalau tidak bisa bisa dia sudah adu mulut dengan pria bermulut lemas itu. Kabar baik, Ren sudah pulang dari rumah sakit, tapi masih di awasi oleh dokter kandungan nya, yaitu Jayden, walaupun sudah tak berkonsultasi secara langsung, tapi Jayden dengan senang hati menjadi dokter pribadi Ren. Tapi anehnya, Javien jadi ikut turun tangan atas kondisi Ren, apa dia melakukan nya karena ternyata Ren sedang hamil anak dari adik nya?

Walaupun mereka belum lama saling kenal, tapi sosok Javien sudah memberikan banyak perhatian nya pada Ren membuat Ren keheranan, kadang dia mengorderkan makanan ke rumah nenek nya, atau menitipkan obat ke sana. Awal nya Ren merasa terlalu merepotkan Javien, lagipula secara harfiah dia dan Javien hanya teman biasa, tapi kalau kata Elya, Javien memang seperti itu. Cara bicaranya mungkin agak kasar, tapi jika dia sudah peduli pada seseorang, maka dia akan terus begitu. Sifatnya entah turunan dari siapa, karena sifat orang tuanya jelas berbeda dengan Javien, begitu juga sifat Rio.

Ren akui, dia menyukai beberapa sifat Javien, agak mirip Rio. Hal itu membuatnya beberapa kali teringat pada pria yang berhasil merebut perhatian nya selama 2 tahun belakangan ini. Sesekali Ren meruntuki diri nya sendiri, kenapa dia masih teringat sosok Rio. Padahal ini sudah berjalan beberapa minggu sejak terakhir dia bertemu dengan Rio, sampai saat ini Rio belum berhasil menghubungi Ren lagi, mungkin dia sudah melupakan Ren dan memulai hidup barunya. Ren harus mengakuinya, melupakan sosok Rio itu sulit, tapi ada yang lebih sulit dari itu, yaitu ketika dia harus menahan diri nya untuk tidak penasaran dengan keadaan Rio saat ini.

" lu gak mau ketemu Rio lagi ? "
Hari itu Javien kebetulan ada di rumah Elya, menemani Ren karena neneknya sedang pergi sebentar, mengurusi urusannya yang lain, untungnya Javien mau menemani Ren, meskipun dia harus melihat Ren melamun beberapa saat seperti tadi, mungkin memikirkan adiknya.

" eh.. kayaknya nanti aja deh, atau mungkin juga gak akan lagi "

" ntar anak lu gak punya ayah "

Satu kalimat yang membuat Ren berhenti melakukan aktivitas melamun nya, kata kata Javien menyadarkan nya, sesuatu mulai membentuk banyak pertanyaan di otaknya. Ada benarnya juga, kalau dia tak mau menemui Rio lagi, bagaimana nasib anak anak nya? Ah sial, pikiran nya jadi menumpuk soal Rio lagi, tapi jangan sampai dia stress lagi, Ren tak mau kembali ke rumah sakit yang bau nya benar benar membuat muak.

— Partner —

Kalau Ren pikir Rio punya kehidupan baru yang bisa saja lebih baik, maka Ren salah. Nyatanya sekarang Rio masih setia dengan laptopnya, mencari tahu banyak informasi soal Ren disana, melacak keberadaan nya. Sesekali Jace berlalu lalang dibelakang Rio, sedang apa dia? Sedang stress kenapa laptopnya rusak sehingga tak bisa membantu Rio, padahal dia sudah mendapatkan banyak informasi sebelumnya, sayang nya laptop Jace rusak duluan sebelum memberitahu Rio.

" sialan, masukin gw ke rumah sakit jiwa aja Jace, gila beneran gw ini "

Arkan dan Melvin ikut turun tangan ke masalah ini, mereka sudah tahu sejak Rio di usir dari rumah, Rio yang memberitahu tentunya. Meskipun awalnya mereka tak sudi berkerja sama dengan gembel, namun akhirnya mereka mau juga membantu Rio, padahal ujian akhir semester pertama akan mereka lakukan sebentar lagi. Katanya mereka sih ulangan bisa di ulang nanti, tapi kalau mereka tidak bisa lagi bertemu dengan Ren, lebih baik mereka juga tak hidup, ini kawan apa rexona sih? Setia betul.

" jangan nyerah Ri, kita udah sejauh ini nyari Ren, jangan sampe otong lu itu gw potong, karna otong lu itu Ren jadi pergi kayak gini soalnya "
Ancaman Melvin sukses membuat Rio memeluk selangkangan nya, melindungi si 'adik' yang keamanan nya terancam saat ini.

Saking stress nya mereka, tidak peduli dimana mereka saat ini, yang penting tangan sibuk dengan laptop, bahkan baru pulang sekolah saja mereka memilih menebeng WiFi kantin sekolah agar bisa memakai laptop nya, sampai sampai membuat Elvino -kepala sekolah mereka, jadi ikutan nimbrung kalau melihat mereka berempat di area sekolah. Elvino akui, dia sebenarnya prihatin pada Rio, tapi dia sudah berjanji pada Ren untuk merahasiakan tempat tinggalnya saat ini dari Rio dan yang lain.

Elvino sudah tahu siapa yang telah menghamili "anak" nya itu, dia tak marah pada Rio, karena setidaknya pria itu sudah mau mengakui kesalahannya sendiri, hanya saja untuk membantu menemukan Ren, dia sedikit ragu, karena saat mengirimkan paket saja dia tak pernah melakukan nya sendiri, jadi alamat Ren yang sekarang secara pastinya dia tidak tahu dimana. Tapi ya melihat keputusan asaan Rio, membuat hatinya tergoyahkan.

" Nak Rio masih stress cari Ren ? "

" iyalah Papa Pak Kepsek, makin stress kalau boleh jujur "

Elvino terkekeh kecil setiap mendengar panggilan Rio padanya, dia juga sudah cerita soal Ren sedikit pada Rio, jadi Rio membuat panggilan khusus padanya. Melihat Rio dan teman temannya sudah stress, akhirnya Elvino memberikan alamat yang biasa dia pakai untuk mengirimkan paket kebutuhan Ren, Rio jelas mengenali tempat itu, itu kan

" nenek.. "

— Partner —

Seseorang nan jauh disana tersenyum miring sembari memegangi sebuah foto, foto Ren yang baru baru ini dia dapat dari seseorang, tangan nya terulur menyentuh foto itu, mengusap tepat dibagian tengah foto, ya perut Ren sudah tak bisa ditutupi lagi, sehingga walaupun hanya ada di foto, orang itu sudah bisa menebak kalau Ren sedang hamil saat ini. Tapi senyuman bukanlah pertanda baik.

" Ren.. tanpa Rio, lu bakal lebih mudah buat gw hancurin, liat aja nanti, gw bakal buat lu menderita semenderitanya sampe lu bisa rasain apa yang gw rasain "





























TBC

ngilang berapa lama nih? kira kira, orang yang di akhir itu siapa? hayo lho, kena ghosting, wlee. segini dulu ya,

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Partner [ END ]Where stories live. Discover now