¹³

422 46 2
                                    

" siang pak, ada apa memanggil saya ? "
Ren mencoba setenang mungkin ketika berbicara, saat ini dia bukan hanya berbicara dengan guru biasa, tapi itu kepala sekolah, astaga ada apa hingga dia dipanggil seperti ini?

" siang Ren, oh ya duduk dulu "

Ren mendekat dan duduk di kursi yang di sediakan di ruangan tersebut, Ren memperhatikan setiap gerak-gerik kepala sekolahnya itu, dia mengeluarkan sebuah ponsel dan menyimpan nya tepat di depan Ren. Ren masih mencoba tenang, memilih diam daripada banyak bertanya. Mata Ren membulat sempurna saat itu juga, itu video nya, tapi itu bukan video biasa, tapi itu video dewasa nya, tepatnya seperti rekaman nya saat malam itu bersama Rio, kenapa kepala sekolahnya punya video itu?

" jelaskan pada saya Ren, kamu melakukan itu dengan siapa ? "

Ren mendongkakkan kepala nya melihat orang yang selama ini memimpin sekolah tempatnya menimba ilmu, lalu melirik ke arah jendela yang menunjukkan lapangan luas di sekolah itu, dan kebetulan sekali Rio sedang bermain basket disana dengan teman temannya, membuat Ren jadi berfikir dua kali untuk menyebutkan nama Rio.

" entah pak.. saya sendiri gak tau "

" kenapa bisa gak tau ? "

Ren memainkan jari jemari nya, dia mulai gugup. Mata nya tak sanggup menyembunyikan perasaan nya saat itu, ingin rasa nya dia menangis sekarang juga, fvck dengan imagine nya yang selalu judes dan cuek pada orang lain. Ren kembali melihat sang kepala sekolah, dia terkejut kala tangan pria paruh baya itu mengelus rambutnya lembut, seperti usapan orang tua pada anaknya.

" gak apa apa kalau gak tau, tapi Ren, kalau video ini ke sebar, nama baik kamu gimana, kamu gak apa apa ? "
Ren dibuat terkejut dengan pertanyaan yang di layangkan kepala sekolahnya, kenapa dia tidak marah sama sekali?

" cu-cuma berharap gak ke sebar aja sih.. tapi kenapa.. respon nya "

" Ren, kalau ada apa apa sama kamu, bilang sama saya, anggap saya papa kamu sendiri, saya tau cerita kamu di masa lalu, kalau kamu butuh apa apa, kamu bisa bilang sama saya. ok ? "

Ren tak bisa lagi sok jaga imagine, dia langsung berdiri memeluk sang kepala sekolah, Ren bisa merasakan ketulusan dari setiap kata yang kepala sekolahnya itu katakan, si pria paruh baya yang memang kebetulan sedari dulu tidak dikaruniai anak itu sudah mengincar Ren dari lama, dia ingin Ren jadi anaknya, meskipun hal itu lebih dulu di lakukan orang tua Rio.

" tapi maaf Ren, saya gak mungkin biarin kamu lanjut sekolah lagi, saya takut ada orang yang apa apain kamu "

" iya pak.. gak apa apa "

" panggil saya papa ok ? "

— Partner —

" kemana aja sih, besok itu acara kelulusan aku, aku mau kamu hadir sama aku "
Ren melihat ke semua arah di apartemen mereka, mencoba menghindari kontak mata dengan Rio.

" aku gak kemana-mana "
Rio berdiri dan segera mendekat ke arah Ren, mengusap pelan rambut Ren.

Ren mencoba menahan dirinya, dia tak mau semakin jatuh dan mencintai Rio, pesona pria itu berhasil membuatnya seperti ini, bila dia harus pergi, maka malam itu adalah kesempatan nya, dia harus melakukan nya. Rio menarik dagu Ren perlahan, mencium bibir Ren dan menahan pinggang nya, Ren mencoba tak membalas ciuman itu, tapi entah kenapa perasaan nya seakan menolak apa yang dia inginkan.

kenapa harus lu, kenapa lu yang bikin gw sejatuh ini Ri ?


































TBC

pendek dulu ya :> soalnya bingung mau gimana, segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Partner [ END ]Onde histórias criam vida. Descubra agora