²¹

423 42 12
                                    

Sama seperti kemarin, Rio hanya menjalani hidupnya dengan sangat tidak bersemangat, tak ada Ren yang mendampingi nya lagi. Kali ini Rio iseng mampir ke sekolahnya dan sekolah Ren dulu, Arkan dan Melvin tampak masih sama, tak berubah. Suasana sekolah juga tak berubah, hanya saja murid kelas 12 sekarang banyak yang membantu Rio untuk menemukan Ren, yang paling berjasa sih Arkan dan Melvin, setidaknya Rio tak merasa begitu mati menyadari banyak orang yang peduli padanya.

Seseorang nampak memperhatikan Rio sedari tadi, tapi beliau engan menghampiri Rio. Menyadari Arkan dan juga Melvin masih berada dikelasnya, jadi Rio memutuskan untuk pergi ke kelas olahraga, siapa tahu ada yang sedang olahraga ya kan. Dan tebakan Rio benar, ada beberapa orang yang sedang bermain bola disana. Ngomong ngomong soal Bola, Rio jadi teringat kejadian lamanya disini.

flashback

Ren memperhatikan pertandingan Rio kali ini, karena lawannya kebetulan dengan teman sekelasnya. Ren tak ikut karena Rio yang melarangnya, ya mau tak mau Ren lebih memilih menuruti mau si seme mesum yang menyebalkan itu. Ren sesekali menyoraki Rio yang membuat atensi teman satu kelasnya memperhatikan Ren, kenapa dia malah mendukung lawan bukan nya kawan? Ya bodo amatlah, toh Ren yang punya suara ya kan, suka suka dia.

Jelas Daniel juga ikut pertandingan itu, mendengar Ren bukannya mendukungnya, jelas itu membuat Daniel sangat geram. Padahal dia teman satu kelas Ren, tepatnya dia orang yang diam diam menyukai sosok Ren, tapi kenapa Ren malah mendukung lawannya? Sungguh dia jadi kesal, tapi apa daya, dia sadar diri dia siapa. Sedangkan Rio yang mendengar namanya di soraki Ren, semakin besar kepala.

Beberapa kali Rio hampir mencetak gol, tapi semua gagal karena fokus Rio yang terpecah karena tak sengaja melihat Ren. Ren yang duduk di kursi penonton di depan, sehingga dia lebih mudah terlihat oleh Rio. Lambaian tangan, teriakan Ren, itu berhasil membuat Rio beberapa kali menghentikan kegiatan nya karena ingin melihat Ren. Sayangnya Daniel punya rasa cemburu yang tinggi, dia malah membuat Rio terjatuh hingga semua memperhatikan nya.

" Rio ! "

Tanpa pikir panjang lagi, Ren segera turun lewat tangga bawah untuk ke depan Rio. Beberapa anggota team Rio sempat beradu mulut dengan team Daniel, jelas jelas Daniel sengaja melakukan nya, tapi mereka membela Daniel mati-matian. Rio tidak begitu kesakitan, dia malah masih bisa berdiri, tapi dia ingin menjahili Ren, jadi dia berpura-pura kesakitan.

" aw-aww sakit Ren "

" out ! ayo kelas 12, panggil pengganti Rio, Rio istirahat aja, Ren mohon bantuan nya ya, pertandingan kita sambung "

Ren mengangguk sembari perlahan membantu Rio untuk berdiri. Setelah menyingkir dari lapangan hijau itu, Rio masih berpura-pura kalau dia sangat kesakitan, membuat Ren mau tak mau mengikuti atau tepatnya mendampingi dirinya ke ruang ganti. Syukurnya ruang ganti sekolah mereka itu kedap suara, dan sejujurnya Rio sudah bernafsu sejak melihat Ren sebelum mereka berangkat ke sekolah tadi.

Saat Ren sibuk mencari kotak obat luka, Rio memanfaatkan waktu untuk mengunci pintu ruang ganti, tak ada suara luar yang terdengar ke dalam, tak apa lah. Ren berbalik untuk melihat Rio, masih berpura-pura kesakitan tentunya. Belum juga kapas beralkohol itu menyentuh kaki Rio, Rio sudah berteriak kesakitan, membuat Ren terheran-heran, lah kan belum kena anjeng, begitulah batin Ren.

" belum jugaan "

" oh ya ? masa sih ? "

Ren menyadari sesuatu, ternyata Rio hanya menjahilinya. Rio hampir tertawa kencang saat Ren mencoba meninggalkan nya sendirian, sayang karena tidak fokus, dia malah di kunci bersama Rio di ruang ganti, hawa hawa mengerikan mulai menyeruak dari diri Rio, Ren mencoba kabur dari sana, dia sudah paham kalau begini apa yang akan terjadi pada dirinya. Sudah sering terjadi dan di alami oleh Ren.

Partner [ END ]Where stories live. Discover now