²⁹

380 23 8
                                    

" gw gak nyangka, baru balik malah disuguhi suara haram begini "
Elo dan yang lain mengangguk menyetujui perkataan Melvin. Lagian mereka pulang dari kejadian yang mengerikan jika harus diingat ingat, eh pasangan dua R malah sibuk bercocok tanam, mari maklumi Rio yang kelebihan hormon.

Ah ya, kita belum meminta penjelasan pada Jace, Farrel dan juga Daniel. Mereka perlu menjelaskan banyak hal. Melvin sebagai pemilik dari apartemen yang kini menjadi tempat mereka berkumpul lebih memilih pergi ke dapur dulu, dia mau mengambil makanan katanya, mau menyambut tamu harus lah begitu, kalau prinsip Melvin, berbeda dengan Arkan yang malah membuat kerusuhan di apartemen tetangga, untungnya Melvin bisa memaklumi kegilaan sahabatnya itu.

" silahkan, gw paling menunggu penjelasan Farrel sama Daniel "
Kedua orang yang namanya dipanggil itu saling bertatapan, bertanya pada diri masing masing bagaimana mereka akan menjelaskan apa yang telah mereka lakukan selama ini.

" jadi gini "
Arkan sepertinya selesai dengan kegiatan merusuhnya, karena dia langsung masuk ke dalam apartemen Melvin lagi dan langsung mengambil alih camilan yang baru akan Stev ambil, sialan memang dengan urat malu Arkan yang sudah putus itu.

" sebenernya gw sama Farrel emang udah disuruh ngelakuin ini semua, rencana awalnya semua dari orang tua Ren sama Rio, mereka emang udah niat mau jodohin mereka, cuma ya terhalang karna ortunya Ren keburu pergi, jadi mereka minta bantuan kita, gak nyangka aja sih ternyata efeknya jadi separah ini "
Melvin itu bar bar, kalian harus ingat.

Jelas Melvin marah mendengar penjelasan Daniel, kalau niatnya mau membantu kenapa caranya sangat buruk? Bahkan yang stress bukan hanya Ren, tapi dia, Arkan, Jace bahkan Rio juga kena dampaknya. Apalagi gara gara rencana mereka, Ren jadi pergi tak tahu kemana, siapa yang tidak kesal coba? Melihat kekasihnya terpojok, Stev sebagai tunangan nya segera menjadi penengah diantara mereka.

" udah udah, kalian denger kan ? udah jangan terlalu pojokin mereka, niat mereka baik, cuma caranya yang salah, toh sekarang semua udah balik lagi kayak sebelumnya, jangan terlalu dipusingin "

" tapi tunangan lu sialan banget Stev ! "
Baru akan meledakkan emosinya, tiba tiba mereka semua terfokus melihat Ren dan Rio yang ternyata sedang berjalan ke arah mereka.

Melihat ekspresi kurang baik dari Ren membuat mereka berhenti bertengkar, Jace langsung menghampiri Rio dan membantunya, begitupun dengan Elo yang sangat posesif pada kekasihnya itu. Mereka tidak mau bertengkar kalau melihat Ren seperti ini, bisa bisa mereka disemprot habis habisan. Setelah mendudukkan Ren disofa, Rio memilih duduk disampingnya, dan sudah bisa ditebak mereka melakukan apa, ya betul, mereka malah berpelukan membuat orang orang yang sudah panik itu malah jadi kesal melihat tingkah si bapak bucin Rio itu.

" kalian ribut nya kenceng amat, sampe ke kamar tadi kedengeran "

" lu juga ngegenjot nya gak main main, yang bawah sampe denger "
Ren melirik tajam temannya itu, bisa bisanya dia berkata tanpa filter seperti itu.

" itu katanya bisa mempercepat kontraksi, makaknya gw lakuin "

Jawaban polos Rio membuat Ren gemas hingga dengan santai menampar pria itu, jelas teman teman mereka yang melihatnya tertawa puas, terutama Stev yang jarang sekali melihat moment seperti ini, ya moment dimana sahabatnya ditampar seperti ini. Lagian Rio terlalu seram untuk ditampar, dan Ren adalah satu satunya yang berani menampar Rio seperti tadi, meskipun konteksnya bercanda, tapi teman yang lain salut dengan keberanian nya. Lagian tidak sabaran sekali bapak Rio itu, anaknya akan lahir bila sudah waktunya.

Setelah menjelaskan semua kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka, akhirnya hanya tersisa Rio, Ren dan Melvin di apartemen itu. Yang lain sudah pulang karena urusan mereka selesai. Tapi Rio khawatir jika dia pulang, Ren akan terancam lagi seperti sebelumnya. Jadi dia memutuskan untuk menginap barang semalam di apartemen Melvin. Melvin sendiri tidak keberatan karena Ren juga sahabatnya. Tapi waktu berlalu cukup cepat, tidak terasa malam sudah menyapa dunia, Ren sudah tertidur sedari tadi, membiarkan Rio dan Melvin berbicara secara 4 mata.

Sayang, mungkin Dewi keberuntungan sedang tidak memihak mereka berdua. Karena nyatanya Ren terbangun dari tidurnya, dia merasa mual tapi tak tahu harus memberitahu Rio dengan cara apa, jadi dia memutuskan untuk keluar dari kamar dan mengambil air minum, mungkin setelah minum dia jadi merasa lebih baik. Sepertinya Rio dan Melvin berbicara terlalu serius hingga tidak menyadari Ren yang sebenarnya ada dibelakang mereka dan sempat mendengar sepenggal percakapan mereka itu.

" ya anaknya nanti gw bawa "

" lu beneran mau bawa anaknya ? "

anak.. anak siapa?, Ren yang tadinya ingin fokus memperhatikan mereka malah terusik karena perutnya yang tiba tiba mengencang, Ren berharap itu hanya kontraksi palsu yang belakangan dia rasakan.

" shh.. astaga nyeri "
Suara rintihan Ren membuat Rio dan Melvin menghentikan obrolan mereka dan menghampiri Ren.

" kamu kenapa ? ada yang sakit ? "

" atau mau gw panggilin dokter Jayden aja ? lu gak apa apa kan Ren ? "
Hanya anggukan yang Ren berikan, dia tidak tahu harus menjawab pertanyaan mereka bagaimana, dia masih teringat sepenggal percakapan Rio dan Melvin tadi.

Karena Ren tak kunjung menjawab pertanyaan Rio, Rio langsung menggendong Ren dan membawanya kembali ke kamar utama di apartemen Melvin, untungnya Melvin sudah mengizinkannya. Ren membiarkan Rio melakukan apapun padanya, pikiran nya kalut memikirkan percakapan tadi. Anak, anak siapa yang Rio maksud? Apakah itu anak mereka yang sedang dia kandung? Ah tidak tidak, jika benar begitu, apa itu artinya Rio akan membawa anaknya pergi?

" Rio "

" hm ? "

" kamu jangan pergi, apalagi bawa anak kita juga pergi "

— Partner —

" gak apa apa Rio, itu wajar kalau menjelang waktu persalinan, tenang aja. sekarang siap siap aja dulu, jangan lupa siapin peralatan nya juga, nanti kalau udah selesai kabarin, biar langsung dicek "
Rio mengangguk mengerti, dia sekarang sedang melakukan panggilan suara dengan dokter kandungan Ren yaitu dokter Jayden, sebenarnya Rio tidak berencana untuk membantu Ren melahirkan sendiri di apartemen Melvin, tapi mengingat dari semalem Ren terus terbangun karena kontraksinya, Rio jadi tidak tega.

" ok lah, makasih dokter "

" iya, diperhatiin aja waktu kontraksinya, kalau udah deket, dan mungkin udah gak berjarak, kamu waspada aja "
Ren yang sedari tadi berjalan jalan disekitar Rio sembari mengusap perutnya terlihat sesekali berhenti karena kontraksi yang lumayan menyiksanya, Melvin sudah pergi entah kemana sejak semalam, jadi hanya ada mereka berdua di apartemen.

" masih bisa ditahan ? "

" masih kok "
Rio berdiri menghampiri Ren, dia yakin Ren tidak mengatakan kebenaran 100%, kontraksi pastinya terasa sakit, Rio tahu Ren pasti menahan dirinya, padahal jika memang sangat sakit, kan bisa langsung bilang.

" istirahat dulu ya, aku mau keluar sebentar, nyari beberapa peralatan yang harus ada "
Ren menurut, dia membiarkan Rio mendudukkan dirinya di sofa empuk disana, dengan menyimpan satu bantal dibelakangnya, mungkin agar Ren merasa lebih nyaman.

Setelah memastikan Ren akan baik baik saja, Rio langsung mengganti pakaiannya dan pergi, menyisakan Ren sendiri disana. Jika kalian pikir Ren akan merasa senang, tidak, justru dia merasa khawatir, terutama percakapan Rio dan Melvin yang terus terngiang ngiang dalam pikirannya. Apakah, anak yang Rio maksud, memang anak mereka? Tapi, Rio akan pergi kemana dengan anak mereka? Apakah Rio akan membiarkan Ren sendirian? Ah, pikiran buruk terus menghantui Ren, bersyukurnya ia karena bayi bayinya aktif menendang sehingga fokus Ren bisa berpindah yang tadinya over thinking soal Rio, sekarang dia lebih fokus pada dirinya sendiri, dan juga bayi bayinya, semoga saja yang dia pikirkan tidak benar adanya. Ya, semoga saja, karena Ren juga lelah, beberapa bulan belakangan terasa sangat berat untuk dilalui bagi Ren.


















TBC

ada yang kangen? lagi sibuk nulis yang lain dulu, maaf ya:(, oh ya kemungkinan next chapter ada adegan yang mungkin agak jijik buat sebagian orang, jadi kalau kurang suka, langsung diskip aja ya chapter selanjutnya, chapter selanjutnya itu ada adegan normal birth gitu, dan kayaknya agak kurang masuk akal, tapi ya kepikiran nya gitu:>, so mohon kebijakan nya ya, segini dulu

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Partner [ END ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon