¹⁹

431 42 6
                                    

" kamu beneran mau pulang ke sana Ren ? mau nenek temenin ? "

Ren melirik Ellya, lagi lagi dia hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan nya, bukan nya tak sopan, tapi Ren sendiri bingung bagaimana harus menanggapi pertanyaan itu, Ren tak pandai mengekspresikan diri nya. Ren memeriksa ulang barang barang yang dia bawa, dia tidak akan menginap disana, jadi harus langsung pulang begitu urusan nya selesai, bersyukur nya Ren, karena papa nya mengirimkan supir pribadi nya ke mari, jadi Ren tak perlu repot-repot memikirkan cara untuk pergi dan meninggalkan kota itu kembali setelah urusan nya selesai.

" iya nek, Ren bisa sendiri kok, Ren berangkat ya nek "

Ellya menganggukkan kepalanya, mengizinkan Ren untuk pergi. Mereka berdua saling melambaikan tangan sebelum mobil itu membawa Ren menjauh dari rumah Ellya. Setelah memastikan Ren pergi, Ellya baru masuk kembali ke rumah nya, dia berharap Ren baik baik saja selama di sana. Biar bagaimanapun, Ren seperti masuk ke sebuah kandang singa, jika dia salah gerak sedikit saja, maka Rio akan menemukan diri nya, mana perut Ren tak bisa di sembunyikan lagi, bukan hanya Rio ancaman Ren kembali ke kota itu, tapi ada Farrel dan juga Daniel.

kita cuma mau ketemu temen mama, bukan ketemu papa ya, kita gak akan ketemu papa.. iya, gak, gak tau maksudnya

— Partner —

" bangsat Ri, lu kayak baru di usir dari rumah, acak acakan betol penampilan lu "

Rio yang baru saja sampai ke apartemen Jace itu hanya melirik sekilas ke arah sang empu yang bertanya padanya. Bahkan kantung mata mereka sudah bisa terlihat dengan jelas, sayang nya Jace pandai menjaga penampilan nya, sehingga orang tak akan mengira bahwa dia sudah sangat stress, berbeda dengan Rio. Lihatlah kondisinya, seperti gembel yang baru saja tidur di jalanan. Pakaian yang tak sesuai tempatnya, Rio memakai t-shirt, tapi bentuk nya sangat jauh dari kata layak di pakai, saking frustasi nya, Rio pergi mengemis dan menggembel kah?

" iya.. mama sama papa ngusir gw tadi "

Setelah mengatakan itu Rio menidurkan dirinya si sofa empuk milik Jace. Tak bisa dia pungkiri, karena ulah nya, Jace kena imbas nya juga. Sahabat nya sekaligus sepupu nya ini jadi lebih sering bergadang ketimbang sebelum nya. Bahkan sahabat sahabat mereka yang seharusnya sudah mulai berfikir akan kuliah dimana malah jadi tertunda karena membantu nya mencari Ren. Melihat sepupunya yang sangat berantakan, Jace langsung mengubrak-abrik isi lemari sepupu nya, mencari pakaian yang lebih layak untuk Rio pakai. Mereka memang sudah sering tinggal bersama, kalau Rio ada masalah sih biasa nya, tak melakukan apapun, percayalah, Rio suka yang berbatang lagi soalnya.

Jace melemparkan t-shirt baru pada Rio, yang dengan cekatan di ambil dan di tangkap empu nya dengan baik. Rio mengganti pakaian nya, membenamkan wajahnya di antara kedua tangan nya, berhari-hari tidur tak sesuai jadwal, makan bila cacing ditubuhnya sudah demo, kesehatan nya yang sering naik turun bagaikan rollercoaster, hal itu membuat Rio nampak semakin menyedihkan. Apalagi dia di usir dari rumah semakin menyedihkan sekali nasib gembel satu ini.

" istirahat dulu bego, mau kemana lu "

Rio terdiam di tempatnya, Jace tentu saja kesal bukan main pada Rio. Sudah jelas jelas keadaan Rio ini acak acakan dan tak beraturan, bukan nya istirahat dulu, setidaknya nanti kan jadi lebih enak di pandang, eh dia malah beranjak pergi, seperti hendak keluar dari apartemen nya, siapa yang tidak kesal coba? Kalau saja Jace tak ingat Rio itu sepupunya, maka pisau buah yang sedang dia pegang itu sudah jadi saksi kematian Rio di tangan Jace.

" gw mau cari Ren "

" dengan keadaan lu yang gak jelas ini, lu pikir bakal bisa nemuin Ren ? yang ada lu dikira gembel yang habis maling. istirahat dulu bego, malem lu lanjut cari Ren "

Partner [ END ]Where stories live. Discover now