²⁶

352 35 9
                                    

" kalian pulang ! mama khawatir banget, kemana aja kamu Ren ? "
Ren terdiam membiarkan Evelyn memeluknya, dia merasa bersalah pernah meninggalkan rumah terhangatnya ini, dia hanya takut mereka akan kecewa juga padanya, namun nyatanya ternyata merekalah yang membuat Rio tersadar dengan apa yang seharusnya ia lakukan.

" maaf ma, maaf buat mama khawatir "

Jace yang kebetulan berada dibelakang bersama beberapa orang lainnya mencoba menyembunyikan mata berairnya, tapi sayang sang kekasih malah memeluknya membuat Jace memilih mengutarakan rasanya walaupun sengaja sembunyi sembunyi karena malu. Berbeda dengan Arkan dan Melvin, mereka juga senang Ren sudah kembali, tapi mereka sedih karena semua orang disana punya pasangan masing masing, sedangkan mereka menjomblo.

Rio? Dia sedari tadi menangis dipelukan papanya, usaha nya berbulan bulan bahkan sampai stress karena mencari Ren kini membuahkan hasil, setidaknya kehadiran Ren membuat Rio juga kembali diterima dikeluarganya. Hanya satu yang Ren herankan, kenapa dan apa alasan keluarga Rio tak pernah menceritakan sosok Javien, padahal setahunya Javien juga anaknya Evelyn bukan? Ah tapi itu tidak penting untuk saat ini, karena yang paling mereka cari saat itu ya hanya Ren, jadi yang lain tidaklah begitu penting.

" selamat datang kembali Ren "

— Partner —

" saya heran kok kamu gak mau ngaku aja sih kalau kamu pacar saya, toh kita juga udah backstreet hampir 2 tahunan lho Jace, saya merasa digantung "
Jace memicingkan matanya tepat ke arah sang kekasih, tatapan nya berhasil membuat sang kekasih diam.

" iya, ngaku, setelah kakak bikin bekas ginian dileher ? goblok, nyari mati. tunggu bekasnya ilang, lagian suruh siapa tadi bikin bikin tanda ? katanya cuma cium pipi "
Gadis yang memiliki posisi sebagai butchy itu hanya mengangguk pelan menanggapi betapa seram nya amarah femme nya itu.

Dialah kekasih gelap Jace selama ini, padahal beberapa kali mereka bermesraan secara terang terangan tapi tidak ada yang percaya maupun curiga pada mereka. Jace bertemu kekasihnya saat dia mengambil sekolah seni dulu, si butchy kebetulan anak dari yayasan yang menaungi sekolah seni tempat Jace bersekolah, jadi mereka sering bertemu, bisa dibilang jarak umur mereka lumayan lah, berbeda 4 tahun lebih tua si butchy tentunya, siapakah dia?

Jace sebenarnya tidak mau punya hubungan backstreet, dan siapapun di dunia ini juga pasti tidak mau. Apalagi kalau sudah backstreet, pasangan nya friendly pada semua orang, duh makan hati bukan? Tapi ya mau bagaimana lagi, orang tua Jace juga bisa dibilang homophobic, karena itulah Jace lebih memilih pergi dari rumah dan punya rumah sendiri, dan ya bekerja sedini mungkin untuk memenuhi kebutuhan, setelah berpacaran diam diam dengan sang butchy Jace tetap jadi pribadi yang lebih suka melakukan apapun dengan usahanya sendiri, tak heran butchynya jadi sangat bucin ya kan?

Kalaupun Jace cerita kalau pacarnya ini memang pacarnya, pasti banyak yang tidak percaya, kenapa begitu? Ya karena si butchy ini sangat jauh dari rumor non-straight sejak memulai karirnya sebagai pengganti papa nya, walaupun tidak pernah menjalani kedekatan dengan orang lain, dia juga selalu menjaga jarak dengan siapapun, apalagi setelah berpacaran dengan Jace, rasanya dia mau terus di dekat Jace, tak heran cemburunya bukan main saat Jace lebih banyak menghabiskan waktu nya untuk membantu Rio, tapi kejadian kemarin membuat dia tersentuh, Rio pria yang pantas mendapatkan bantuan dari kekasihnya, mungkin kalau dia bisa mengakuinya di depan publik, dia akan lebih senang tentunya.

" sampe kapan kita mau sembunyi sembunyi Jace.. kalau orang tua kamu halangan nya, biar saya yang bicara sama mereka "

" kak ! jangan cari mati.. walaupun aku sepupu Rio, orang tua kita tuh beda banget prinsip nya.. aku takut.. "

" kita kan sama sama Jace, saya pasti stay terus sama kamu "
Mata mereka saling bertemu, tatapan yang Jace terima membuatnya merasa lebih tenang, ya walaupun hubungan mereka diam diam, tapi Jace bersyukur bisa bertemu dengan kekasihnya itu, kekasih gelapnya walaupun wajah pacarnya sangat bening layaknya gelas.

— Partner —

Ren melirik Rio disampingnya, dia tertidur dengan pulas nya setelah sibuk dengan laptop nya sedari tadi, tapi sayangnya sifat manja Rio tak berubah, walaupun tangan dan matanya sibuk dengan laptop, Rio tetap harus berada di dekat Ren, walaupun itu hanya duduk bersebelahan, tapi ya kadang pria dominan itu juga minta ditemani tidur, sama seperti yang di lakukan nya saat ini.

" papa kalian tidur terus.. kayak biasa "

Ren masih setia mengusapi rambut Rio yang tertidur disampingnya, dengan posisi laptop nya masih menyala. Dengan rasa penasaran nya, Ren menarik posisi laptop Rio, melihat apa yang ada di dalam nya, ternyata isi nya hanya beberapa dokumen yang tidak Ren pahami apa. Tapi ada satu foto dengan sebuah keterangan dibawahnya yang membuat Ren berhenti menjelajahi isi laptop Rio.

      Ren, suatu saat aku akan berhenti panggil kamu juniorku, dan tepat setelahnya, aku mau panggil kamu milikku, tepatnya istriku dan takdir terindah yang akan aku punya, semoga aku bener bener jalanin saat itu bareng kamu
         — tertanda, Arion Nanda Aditama

Lantas Ren kembali melihat wajah tenang Rio dalam tidurnya, ada banyak pertanyaan yang harus dia tanyakan pada Rio. Selama beberapa bulan sebelum Ren pergi, kenapa Rio sangat jarang menunjukkan batang hidungnya, dan kenapa selama dia bersama Elya banyak hal buruk menimpanya, sepertinya.. ada rahasia lain yang keluarga Rio sembunyikan darinya, atau mungkin, rahasia yang sebenarnya berhubungan dengan dirinya sendiri. Apakah pikiran nya mengatakan kebenaran? Entahlah, Ren juga bingung, tapi yang pasti saat ini, mungkin, masih mungkin karena Ren tidak mau terlalu percaya diri, Rio, mungkin dia punya perasaan yang sama dengan Ren. Mungkin.



















TBC

cie hubungan nya backstreet, gak mau terang terangan ya? * slap *
segini dulu ya

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Partner [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang