³³ (BONCHAP!)

399 19 3
                                    

" pelan pelan dih, astaga, istrinya sendiri jugaan, lembut dikit kek "

Rio melirik ke arah Ren sekilas, tak begitu peduli dengan apa yang istrinya katakan, Rio kembali mendorong kursi roda istrinya seperti sebelumnya. Sintink memang, minta digebug. Ini sudah lewat sekitar 5 tahun dari tahun pernikahan mereka, kebetulan, kini Rio dan Ren sedang berada dirumah sakit, niatnya sih ingin check up keadaan bayi yang ada dikandungan Ren dan tentu saja Ren nya sendiri. Sayang, mungkin karena faktor Rio sudah bertambah tua atau memang kondisi bayi mereka yang sangat sehat, Rio tak bisa menggendong Ren selayaknya dahulu ia menggendong istrinya saat tengah hamil si kembar. Kehamilan Ren yang kali ini lebih sulit, bahkan Ren sendiri sampai kesulitan berjalan dengan perut besarnya tersebut.

" YANG, KAMU MAU BUAT AKU DI OPERASI HAH?! " Rio bukannya melambatkan si kursi roda, dia malah semakin mengencangkan dorongannya, syukurnya baik Ren maupun Rio tidak terluka karena itu.

" maaf yang, habisan aku panik. kamu gak apa apa? "
Ren yang masih mengatur nafasnya tersebut melihat suaminya, rasanya ingin melampiaskan rasa kesalnya pada sang suami, bukannya mendorong kursi rodanya dengan lembut, ini malah didorong selayaknya tak ada orang diatas kursi tersebut, tentu saja ia kesal bukan main karena hal itu.

Tapi, jangankan marah, Ren yang melihat wajah panik Rio saja langsung luluh. Seperti yang sebelumnya diceritakan, kehamilannya kali ini memang lebih sulit. Rio bahkan sudah mengambil cuti untuk menemani Ren sedari istrinya diketahui hamil, lagi. Bukan hanya karena Rio khawatir, tapi mari flashback sedikit pada kejadian beberapa bulan lalu yang kebetulan menimpa mereka. Baru saja menerima kabar bahagia akan kehadiran anggota baru dikeluarga mereka, tak berselang lama, ternyata kabar tersebut digantikan dengan kabar kepergian si jabang bayi. Rio jadi semakin overprotektif setelahnya.

" aku gak apa apa, kram dikit aja lho perutku. khawatir banget sih kamu "
Bukannya menjawab sang istri, Rio malah memeluk Ren erat, seakan-akan ia takut tidak akan bisa melakukan itu lagi. Ren tak banyak bicara, yang ia lakukan hanyalah membalas pelukan suaminya tersebut, mereka larut dalam suasana itu.

— Partner —

" Rio, anak anak minta dijemput tuh "
Rio melirik ke belakang, istrinya berjalan perlahan kearahnya sembari menyimpan tangannya tepat dipinggangnya, tentu Rio langsung berlari kearah istrinya ketika melihat itu.

" ya ampun sayang, kamu kan bisa panggil aku ke kamar, kamu istirahat aja ya? ya ampun, ngilu sendiri aku liatnya "
Hanya gelengan kepala yang Ren berikan, tangannya terulur untuk menarik tangan Rio dan menyimpannya diperut besar miliknya.

Mereka diam beberapa waktu, tak lama beberapa tendangan terasa begitu jelas pada tangan Rio. Ren tahu, Rio terlalu mengkhawatirkan dirinya, dan itu wajar, tapi Rio juga harus tahu, dia dan bayi mereka baik baik saja, tidak perlu begitu khawatir. Rio mendekat, mengecup lembut kening Ren, yang awalnya tangan Rio hanya diam diatas sana kini mulai bergerak untuk mengusap perut Ren. Kini posisinya ia berlutut dihadapan Ren, tangannya masih tetap bergerak lembut mengusap-usap perut istrinya. Mereka terlalu fokus pada kegiatan tersebut, sampai tak sadar, ada dua anak laki laki yang berlari ke arah mereka.

" mama! papa! dede! "
Rusuh, kedua anak yang diketahui kerap disapa sebagai Jevan dan Jojo itu berhamburan memeluk kedua orang tuanya, plus, calon adik baru mereka yang masih berada dikandungan Ren.

" pelan pelan Jevan, Jojo, ya ampun, untung mama sama dede gak jatuh "
Ren menatap sinis kearah Rio ketika mendengar hal tersebut, Rio harus mengaca jika mengatakan hal itu, padahal jelas jelas dirinya juga sering tidak sabaran ketika berhadapan dan berurusan dengan Ren.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Apr 26, 2022 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Partner [ END ]Onde histórias criam vida. Descubra agora