¹⁵

456 50 9
                                    

flashback

Desember 20XX

" kita dirumah siapa ? "
Rio melirik Ren yang sepertinya masih kebingungan kenapa mereka berada di tempat yang cukup terpencil itu.

Rio menarik tangan Ren yang membuat sang empunya tertarik lebih dekat ke arah Rio, Rio dan Ren memperhatikan dengan seksama rumah besar namun bernuansa sederhana di depan mereka itu. Rio dan Ren berjalan beriringan menuju rumah itu, Ren hanya mengikut walaupun dia tidak tahu itu rumah siapa. Pada waktu itu mereka saja menikmati liburan semester pertama di sekolah, dan Rio berkata akan mengajak Ren ke rumah seseorang, dan disinilah mereka. Di tempat yang lumayan sepi, entah berantah seperti nya.

Sebelum memencet bel yang berada tepat di pintu masuk itu, Rio melirik Ren sekali lagi, memperhatikan wajah pria itu, apakah dia ketakutan atau merasa aneh karena dia tiba tiba membawa Ren kemari? Rio menahan tangan Ren, mata mereka bertatapan. Tak tahukah Rio, bahwa jantung Ren seperti akan lepas saat itu juga? Si pelaku hanya tertawa kecil lalu merangkul bahu Ren. Ren berusaha untuk tenang, jantungnya hampir saja dibuat lepas karena perlakuan Rio. Padahal awalnya dia mencoba biasa saja, walaupun pada akhirnya tetap saja merasakan perasaan tersebut.

" ini rumah nenekku, dia emang suka tempat sepi kayak gini, lebih tenang katanya, kita nginep disini dulu ya buat beberapa hari "

kemarin ortu, sekarang neneknya.. kenapa baper sih ? padahal cuma di kenalin sebagai temen

Rio segera menekan bel rumah tersebut, tak lama dari dalam terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke pintu masuk. Ren memperhatikan pintu tersebut, dia terkejut karena suara langkah kaki yang sangat keras itu, rumahnya tidak kedap suara ternyata. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pemilik rumah datang juga, yang pertama kali Ren lihat adalah seorang wanita yang berpenampilan sangat rapih dan modis, tak terlihat penuaan di wajahnya, dia nampak muda, seperti ibu Rio.

" eh Rio, nenek kira siapa "
Si wanita dengan segera memeluk Rio yang dibalas sang empunya dengan kekehan kecil.

" lho, itu siapa Ri ? "
Rio menarik tangan Ren yang membuat sang empu ikut mendekat.

" ini Ren nek, beberapa hari kita liburan disini, bolehkan kita ikut numpang tinggal disini ? "

" iya, boleh Rio, Ren juga jangan sungkan ya sama nenek "

flashback off

Ren memperhatikan dengan seksama rumah di depan nya, agak ragu untuk menekan bel nya, dia takut beliau justru malah mengusir Ren dengan kasar, secara Ren bukan siapa siapa yang patut di hormati di keluarga mereka. Ren menghela nafas nya, dia tak mungkin benar benar pulang ke rumah orang tua nya, yang ada dia akan kena masalah lebih besar lagi.

Tanpa Ren ketahui, jauh dari sana seorang wanita paruh baya sedang berjalan ke arahnya, dia lah pemilik rumah tersebut, Nyonya Ellya yang kerap dipanggil Nenek oleh Rio. Awalnya Ellya tak berfikir itu Ren, karena mana mungkin dia kemari sendirian, tapi setelah semakin dekat, dia yakin itu Ren. Ren yang merasa diperhatikan pun berbalik dan melihat sang pemilik rumah ternyata ada disana.

" eh nenek, habis dari mana ? "

" dari supermarket, tumben Ren ke sini sendiri. mana Rio ? "

Ren terdiam mendengar itu, apakah dia harus jujur pada wanita paruh baya di hadapan nya itu? Tanpa ia mempertanyakan itu lagi pada dirinya, Ren lebih dulu menghampiri Ellya, memeluk wanita tua itu membiarkan air matanya mengalir begitu saja. Ellya tentu saja tidak marah atau merasa aneh, dia justru memeluk Ren juga, mengusapi perlahan punggung anak muda di hadapan nya itu.

" cerita di dalem aja ya "

— Partner —

Rio merapihkan beberapa pakaiannya, kini dia tinggal dirumah orang tua nya lagi, kenapa dia menurut? Ya hanya karena Ren yang meminta nya untuk menuruti orang tua nya. Semua pakaian nya sudah tersusun dengan rapih di lemari besar yang dia punya, Rio melirik ke arah kamera yang sering di pakai untuk merekam kelakuan bejatnya dan Ren, kini kamera itu akan segera beralih fungsi, Rio tidak akan kembali ke dunia gelap tersebut.

Rio memperhatikan ponselnya, seharusnya Ren sudah mengabari nya kan? Tapi kenapa belum ada satu pesan sama sekali dari Ren, padahal Rio sudah sangat khawatir. Melihat si anak bungsu sedang termenung sembari memegangi ponselnya, Evelyn memilih masuk ke kamar anaknya tersebut. Rio melirik ibunya itu, ternyata dia sudah berada di kamarnya toh.

" mikirin apa Ri ? mikirin Ren ? "

" iya.. kok dia belum ngabarin Rio ya ? "

Evelyn mengusapi kepala anaknya itu, membiarkan anaknya mencurahkan semua yang dia rasakan, mungkin itu akan membuatnya lebih lega ya kan? Karena selama ini Rio sama seperti kakaknya, berbicara seperlunya, dan lebih memilih memendam semua yang dia alami sendirian, kadang itu yang membuat kedua orang tuanya jadi kesulitan untuk memahami apa yang terjadi pada anak-anak nya.

Sudah hampir 3 tahun juga kakak Rio pergi dari rumah, kenapa? Hampir sama dengan Rio, kakaknya juga sering mengalami yang namanya rasa iri, orang tuanya kadang lebih memuji Rio ketimbang dirinya, hal itu jelas membuat kakaknya merasa sangat kesal dan berakhir pergi dari rumah, tanpa ada yang tahu kini dimana dia berada, dan Evelyn berharap kejadian itu tak terjadi pada Rio, dia sudah cukup kehilangan anak pertamanya yang entah kemana, jangan sampai Rio juga pergi darinya.

" ma, Rio kangen Ren "

Mendengar perkataan anaknya membuat Evelyn kembali sadar dari lamunan nya. Terlihat dari wajahnya, Rio berusaha untuk tidak menangis hanya karena ditinggal Ren, lagipula dia kan bisa menemui Ren saat liburan nanti. Evelyn hanya bisa mengusapi kepala anaknya itu, dia juga tidak tahu harus bagaimana, pada dasarnya dia juga menyayangi sosok Ren, karena Ren lah Rio berubah banyak menjadi pribadi yang lebih baik, meskipun dia tidak tahu satu hal fatal yang telah mereka berdua lakukan.

— Partner —

" ya udah, kamu sama nenek aja ya, nenek gak bakal kasih tau Evelyn apalagi Rio, kamu aman disini "
Ren kembali memeluk wanita tua itu bagaikan dia adalah neneknya juga.

" Ren bakal bantu-bantu nenek disini, makasih nenek udah mau nerima Ren.. dan anak Ren disini "































TBC

berapa lama ngilang nih? ada yang kangen gak? duh, pedenya hamba. segini dulu ya,

Stay healthy !
See you next part !

- Kenzo

Partner [ END ]Where stories live. Discover now