Chapter 20

3.5K 449 193
                                    

Hallo, semoga kamu suka
Happy Reading.

***

Selesai makan malam mereka kembali melanjutkan menyelesaikan tugas milik Yuna diruang tamu. Mereka sama-sama kembali fokus pada tugas mereka masing-masing. Saga sedang membaca buku untuk tugas yang akan dia kerjakan, sedangkan Yuna sedang menulis tugas yang dosennya minta untuk ditulis.

drrtt drrt

Ponsel Yuna yang sejak tadi tidak ia buka sama sekali bergetar diatas meja. Ada panggilan telfon dari seseorang dengan nomer luar negeri.

"hallo?"

Mendengar suara gadis disampingnya membuat Saga mengalihkan pandangannya.

"iya gue sibuk belakangan ini."

'gue ada kabar bahagia nih.'

"oh gitu? oke nanti kasih tau gue ya, gue lagi banyak tugas nanti gue telfon lo lagi oke? bye!" -tanpa ingin tahu sedikitpun kabar bahagia itu, Yuna mematikan telfon itu secara sepihak.

Begitu juga dengan Saga yang sepertinya sudah tahu siapa yang menelfon Yuna barusan memilih untuk tidak bertanya apapun.

Urusan peremuan, pikir Saga.

Mereka kembali fokus pada pekerjaan mereka  masing-masing sampai beberapa menit kemudian.

TIT!

"BUNDA!"

Lampu diruang tamu padam begitu juga dengan ruang-ruang lainnya. Rumah Yuna menjadi gelap gulita. Bersaman dengan itu Yuna langsung memanggil bundanya.

Saga juga terkejut saat semuanya padam semakin terkejut juga saat mendengar Yuna disampingnya berteriak begitu keras.

"lo kenapa?"

Yuna segara mencari Saga. Ini adalah pertama kali rumahnya mati lampu dan Sialnya, Yuna adalah salah satu dari beberapa orang yang punya gangguan psikologis *nyctophobia.

Tangan Yuna yang bergetar meraba-raba sekitarnya untuk mencari keberadaan Saga. Jantungnya berdetak cepat, Yuna merasakan panik karena tidak melihat sedikitpun cahaya disekitarnya.

Tiba-tiba tangannya digenggam seseorang. Yuna merasakan ada seseorang yang mendekat ke arahnya.

"gue disini. Lo tenang ya. Gue disini."

Saga langsung menyelakan senter di ponselnya, berharap itu akan meredakan kepanikan Yuna.

"Udah, udah ngga begitu gelap? lo bisa liat gue sekarang."

Yuna menoleh kesamping, dengan bantuan senter dari ponsel Saga dia bisa melihat wajah laki-laki itu meskipun tidak begitu jelas karena ada air mata yang menggenang dikelopak matanya.

"tunggu bentar," -dengan salah satu tanganya yang masih menggenggam tangan Yuna, Saga mencoba meraih laptop miliknya.

Mencoba menghidupkan laptopnya tapi sayangnya tidak bertahan lama karena baterainya habis. Saga juga mencoba menghidupkan laptop Yuna yang setidaknya bisa menyala lebih lama meskipun dalam beberapa jam kedepan laptop Yuna juga akan mati karena baterai milikgadis itu hanya tinggal tiga puluh persen.

COLD • Min YoongiWhere stories live. Discover now