Chapter 30

3.3K 500 317
                                    

Hallo, semoga kamu suka
Happy Reading.

***

"saran gue sih yun, setelah ujian mending lo pindah kampus aja."

"iya, lo ngga malu apa? lo udah ngejual lagu kak Saga, anak pinter, terkenal kesayangan kampus."

"gue duluan ya."

Yuna hanya tersenyum mendengar cibiran dari banyak teman, senior-seniornya di fakultas dan Universitas. Selama seminggu ini yang bisa Yuna lakukan hanya pura-pura tidak mendengar dan segara pergi dari sana. Dari sekian banyak cibiran dan kejadian selama rumor itu beredar, setidaknya Yuna bisa menyukuri tiga hal.

Yang pertama, Dia bersyukur kasus ini tidak sampai pada pihak Universitas yang seperti dia takutkan pada awalnya. Sudah lebih dari seminggu rumor tentangnya beredar tapi tidak ada satupun panggilan dari pihak kampus untuknya. Dan itu adalah sebuah kabar baik yang harus Yuna syukuri.

Yang kedua, walau dengan tatapan benci dan mengintimidasi dari teman-temannya dikelas, setidaknya dia masih bersyukur karena ujiannya bisa dia lewati tanpa kendala apapun sampai hari terakhir ujian, tidak ada kesulitan saat Yuna mengerjakan soal. Dan Yuna berharap itu akan menjadi kabar baik yang dia dengar nanti saat nilainya keluar.

Yang ke tiga,

"Yuna!" Mikko memanggilnya dari belakang.

"gimana?" tanya Yuna.

Mikko mengacungkan jempolnya. "gampang, gue selesai duluan dong tadi."

"bagus deh."

"itu lo kenapa bawa gitar?" tanya Mikko saat melihat tangan Yuna menenteng case gitar berwarna hitam.

"oh ini ketua kelas gue waktu itu minjem."

"oh gitu. Kalo gitu kekantin yuk." ajak Mikko.

Yuna melihat jam tangannya. "ngga mau males, gue juga mau ketemu dosen."

"ngapain?" tanya Mikko khawatir.

"tanya masalah tugas Mikko."

Pria itu membulatkan mulutnya. "oh yaudah, kalo gitu gue kekantin ya, lo mau nitip apa? nanti kita ketemu didepan."

"ngga usah, gue takut lama. Udah sana kekantin keburu makin rame." Yuna mendorong badan Mikko agar cepet pergi dari sana.

"Yaudah, kalo ada yang gangguin lo lagi langsung telfon gue."

Dan yang ketiga, Yuna masih bersyukur masih ada orang-orang yang percaya padanya.  Yuna tidak peduli seberapa banyak orang mem-bully Yuna. Tidak peduli kalau dia harus dicibir karena kesalahan yang tidak dia lakukan. Dia tidak peduli kalau orang lain tidak percaya padanya. Yuna hanya mau orang-orang terdekatnya percaya padanya,

termasuk Saga. Yuna masih sangat berharap kalau Saga bisa percaya padanya.

***

Yuna cukup lama bertemu dengan dosennya. Dan untung saja dosennya tidak mengatakan apapun tentang rumor itu. Yuna hanya tidak tahu harus menjawab apa kalau dosennya menanyakan rumor itu padanya.

Koridor kampus masih begitu ramai padahal Yuna sudah merasa cukup lama berada didalam ruang dosen. Yuna berjalan sembari menghela nafas berkali-kali menguatkan hati dan pikirinnya saat merasa beberapa orang disana sedang membicarakannya.

Saat berjalan dengan kepala yang ditundukan, tanpa sengaja Yuna melihat sepatu hitam yang begitu familiar untuknya. Sepatu itu berjarak beberapa meter dari tempat dimana Yuna berdiri tertegun saat mengangkat kepalanya dan mendapati seseorang yang akan masuk kedalam kedung Fakultas musik. Wajah itu, adalah wajah yang seminggu kemarin penuh kemarahan, mata yang sedang melihat kelayar ponsel itu adalah mata yang seminggu kemarin menatap Yuna dengan tatapan kecewa.

COLD • Min YoongiWhere stories live. Discover now