Warm - Akashi Seijurou [Kuroko no basket]

348 34 1
                                    

Nama donatur : Lily
Akun donatur : Fujimalily
Jenis bansos : Drabble
Judul : Warm
Character/pairing : Akashi Seijurou x reader

.

"Sempurna, ya ... "

Akashi Seijurou tersenyum, menatap kearah seorang gadis yang memainkan piano di ruang musik itu. Sementara gadis itu sendiri, [Full name] menoleh.

"Bagaimana?" ucap [Name] datar. Akashi mengangguk seolah memberi respon bagus.

"Terima kasih atas usahamu. Sepertinya tak ada nada sumbang lagi dalam permainanmu, sudah bagus," kata Akashi. "Ah, untuk lombamu─"

Namun gadis itu bangkit tanpa memedulikan Akashi, meraih tasnya dan melangkah keluar dari ruang musik. Hanya memandangi pintu itu selama beberapa saat, Akashi lantas menghela.

.

"[Name]-chan?" gadis bersurai merah muda membuka minumannya seraya menoleh kearah Akashi. "Oh, ya, dia ada cerita soal itu."

"Soal apa?" Akashi mengernyit. Momoi Satsuki menghembuskan nafas, pandangannya tampak murung sesaat.

"Soal lomba itu," lirihnya. "Katanya ayahmya memaksanya untuk ikut. Latihannya keras, kalau dia melakukan kesalahan ayahnya akan menamparnya. Jarinya juga sampai terluka karena menekan tuts terus-menerus. Akashi-kun tahu, kan, ayahnya juga pemusik? Ayahnya tak mau dipermalukan oleh [Name]-chan."

Akashi bungkam, menatap kopi kalengan yang berada di tangannya.

" ... Padahal dari awal dia bisa memainkan piano dengan sempurna ... "

"Akashi-kun? Kau ngomong sesuatu?"

"Ah, tidak," Akashi lantas bangkit, tersenyum. "Terima kasih. Aku harus pergi."

Langkahnya lalu membawanya kearah ruang musik, yang terdengar denting piano kasar. Dia mengangkat alisnya. Nada yang dikeluarkan tidak jelek, namun terlalu berenergi. Terkesan buru-buru.

Begitu Akashi membuka pintunya, dia harus melebarkan matanya ketika melihat [Name] memainkan piano itu. Ekspresinya tak tergambar, namun dia tampak lega. Permainannya yang kasar tampaknya membuatnya tak terkekang, malah merasa bebas. Akashi tersenyum dalam diam.

"[Surname],"

[Name] tersentak, menoleh. Dia tergagap saat Akashi mendekatinya, buru-buru mengangkat jari-jarinya dari piano. "A-aku tidak─"

"Kau sudah berusaha keras, ya,"

permukaan dingin kaleng teh menyentuh pipinya, membuatnya menjengit kaget.

"Hadiah," teh itu disodorkan kepadanya. Dia mengerjap. "Ng? Kenapa? Apa lebih suka kopi?"

" ... tidak. Aku suka teh," perlahan, tangannya menerima kaleng itu, membuka tutupnya. "Soal yang tadi ... kaichou, jangan bilang pada ayahku─"

"Aku tahu," bisik Akashi pelan, bersandar di piano. "Aku ... juga paham perasaanmu. Tak masalah."

Hening. [Name] menatapi iris ruby yang tampak sendu itu. Baru menyadari bahwa kedua bongkah mata tajam itu tampak begitu indah jika dilihat dengan jelas.

"Kaichou ... apa kau─"

"Pulang sekolah nanti, kau punya urusan?"

" ... sepertinya tidak." [Name] menggeleng pelan. "Kenapa?"

Akashi tersenyum tipis, "Temani aku membaca buku di perpustakaan umum."

.

Sejujurnya, dia hanya membaca buku, tak perlu ditemani oleh gadis itu. Tapi gadis itu tampak lebih nyaman berbincang dengannya di perlustakaan ini. Bahkan dia terkadang tertawa kecil, menceritakan tingkah lucu kucingnya. Akashi mulai merasa lega saat [Name] akhirnya tak mengkhawatirkan soal apa akan terjadi kalau dia bolos latihan.

"Kenapa Kaichou membawaku kesini?" tanyanya, menelengkan kepalanya. Seraya membalik halaman buku yang dipegangnya, Akashi tersenyum.

"Aku ... hanya ingin bersamamu sedikit lebih lama."

[Name] merasakan bahunya dijadikan sandaran. Menatap kearah Akashi yang perlahan menutup bukunya, menghembuskan nafasnya halus.

" ... hangat."

" ... Kaichou?"

Dengkuran halus terdengar. [Name] mengerjap sebelum mengulas senyuman, mengusap surai merah itu, mengecupnya perlahan.

"Kaichou juga sudah berjuang, ya."

Fin
Sincerely, Lily

★ | Bansos Asupan Halu :: Chara x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang