Strawberry Kiss - Sutopuri [Utaite]

139 13 12
                                    

Nama Donatur : Arabella Aqualine
Akun Donatur :  Arabella_Aqueline77
Tipe : One Shot
Judul : Strawberry Kiss
Pairing : Sutopuri X Reader
Fandom : Utaite

***

Di Kerajaan Strawberry

Para pangeran terlihat gelisah dan mondar mandir di sekeliling istana membuat pengawal yang melihat mereka dengan tanda tanya di kepalanya.

"Ada apa? Kenapa para pangeran terlihat gelisah?" tanya pengawal ke penasehat kerajaan.

Penasehat kerajaan hanya mengangkat bahunya kemudian berlalu pergi, meninggalkan pengawal yang kebingungan.

"Aku tak bisa terus diam di sini! Aku akan mencari gadis itu," ucap pangeran ke empat, Jel, sambil berjalan menuju pintu.

"Emangnya kamu tahu siapa gadis itu?" tanya pangeran ke ketiga, Colon, sambil mengangkat alisnya terlihat penasaran.

"Aku tidak tahu siapa dia," jawab Jel dengan wajah cemberut sambil berbalik menatap para pangeran yang lain.

"Bagaimana dengan kalian?" tanya Jel.

"Aahh, aku sangat ingin dekat dengan gadis itu lagi. Aku sangat merindukannya," jawab pangeran pertama, Riinu. Ia melihat keluar jendela sambil tersenyum memikirkan gadis yang mereka temui beberapa waktu lalu.

"Aku juga sangat ingin bertemu dengan gadis tersebut," timpal pangeran ke lima, Root.

Sedangkan pangeran kedua, Satomi, sibuk dengan pikirannya sendiri tak menghiraukan ocehan saudaranya itu.

"Aahh, aku menginginkan dia tapi aku tak tahu dia siapa," ucap Satomi sambil menghela nafas lelahnya dan terlihat sedikit frustrasi.

Beberapa hari yang lalu para pangeran pergi keluar bersama tanpa pengawal. Mereka menyamar sebagai rakyat jelata, untuk mengetahui keadaan dan perekonomian rakyat.

Saat sampai di kota sebelah, mereka dirampok dan kehilangan semua barang, mereka berakhir dengan kelaparan.

Saat mereka merasa putus asa. Seorang gadis yang menawan dan baik hati menawarkan mereka bantuan, memberi mereka makan dan uang untuk pulang karena terlalu bahagia, mereka lupa menanyakan nama gadis tersebut.

Sesampainya di kerajaan, barulah mereka ingat bahwa mereka tidak tahu nama gadis yang menolong mereka dan yang telah membuat mereka jatuh cinta. Inilah alasan para pangeran terlihat gelisah dan sering mondar-mandir di istana.
Akhirnya, Satomi yang tidak tahan dengan rasa frustasinya memanggil pengawal.

"Pengawal, kemarilah!" teriaknya membahana.

Para pengawal yang mendengar itu pun langsung berkumpul di depan Satomi sambil menundukkan kepala.

"Ya, pangeran."

"Kalian tolong cari tahu dan selidiki siapa gadis yang telah menolong kami waktu itu dan bawa dia ke istana. Ini perintah!"

"Siap, laksanakan, pangeran!"
Para pengawal bergegas keluar dari ruangan tersebut, mencari gadis yang telah menolong pangeran mereka.

***

Setelah beberapa hari para pangeran belum juga mendapatkan kabar dari para pengawalnya.

"Kenapa mereka lama sekali untuk mencari tahu siapa gadis itu," kata Jel kelihatan jengkel.

"Jel, kamu diam saja! Tunggu, kabar dari para pengawal kita," kata Riinu sambil menepuk bahunya Jel. Ia tahun betapa elitnya pengawal yang mereka kirim untuk mencari gadis tersebut.

"Kalau gadis itu ditemukan itu pasti akan jadi milikku," kata Colon dengan lantang.

"Enggak, bisa! Dia harus menjadi milikku," ucap Root gak mau kalah.

"Enak aja, milik kalian berdua? Dia itu milikku," timpal Jel tidak mau ketinggalan sambil melotot ke arah Root dan Colon.

Sedangkan Satomi dan Riinu menggelengkan kepala, menatap ketiga adiknya dengan wajah datar.

"Oii, kalian berhenti berdebat karena dia menolong kita semua maka ia adalah milik kita semua," kata Riinu sambil tersenyum manis.

"Okeh, kalau begitu kami setuju," ucap para pangeran lainnya dengan kompak.

"Huft, satu masalah terselesaikan," kata Riinu menghela nafas lega.

Saat mereka tengah asyik berbincang-bincang, seorang pengawal datang.

"Hormat, pangeran! Kami sudah menemukan gadis tersebut. Gadis tersebut bernama [Name] dan ia tinggal di desa sebelah bersama neneknya yang sudah tua," ucap pengawal membacakan hasil yang ia dapat.

Seketika para pangeran gugup dan bingung untuk bertemu dengan sang penyelamat mereka. Bagaimana pun mereka belum pernah menyatakan perasaan mereka sebelumnya.

***

Sang gadis yang bernama [Name] itu tidak tahu mengapa ia dibawa ke istana para pangeran menjadi cemas dan gelisah.

'Apakah aku melakukan kesalahan?' tanya [Name] dalam hati.

Saat menatap ke arah depan, [Name] melihat para pangeran memasuki ruangan dengan kikuk dan duduk di atas tahtanya dengan elegan.

"Salam yang mulia pangeran! Apakah hamba melakukan sebuah kesalahan?" tanya [Name] sedikit takut-takut.

"Tidak," jawab Riinu dengan wajah seriusnya.

"Lalu mengapa hamba dipanggil menghadap yang mulia ke istana?" tanya [Name] dengan wajah polosnya.

Riinu dan para pangeran lainnya terdiam, mereka ingin menyampaikan perasaannya tapi mereka belum pernah melakukan hal itu. Para pangeran semuanya terlihat sangat kebingungan, ini pertama kalinya bagi mereka untuk menyampaikan perasaan mereka tak tahu harus bagaimana?

Sementara itu, [Name] masih menatap para pangeran dengan wajah polosnya sambil tetap terlihat cemas memikirkan apa yang membuat para pangeran mengundangnya ke istana.

Para pangeran kemudian saling bertatap-tatapan untuk menentukan siapa yang lebih dulu berbicara.

"Jatuh cintalah pada kami ini adalah sebuah perintah," kata Root dengan wajah yang sudah memerah, ia sudah tidak tahan dengan suasana canggung itu.

Seketika [Name] tercengang mendengar apa yang dikatakan oleh pangeran Root.

"Ahem! Maksudnya begini karena kamu telah menyelamatkan kami dari kesusahan. Kami akan membalas dirimu dengan mencintaimu sepenuh hati dan kamu pun harus mencintai kami dengan sepenuh hati juga," kata Riinu menjelaskan.

"Perintah para pangeran itu mutlak dan takdir adalah keputusan kita bersama. Jadi, kemarilah," kata Satomi dengan penuh percaya diri menyuruh [Name] datang mendekat.

[Name] berjalan menuju pangeran kedua dengan langkah malu-malu akan tetapi sebelum sampai di depan pangeran kedua, [Name] dihadang oleh Colon, pangeran ketiga.

"Sejak aku jatuh cinta kepadamu dunia ini menjadi lebih berwarna. Aku akan memberimu cinta dan ciuman pertamaku," kata Colon sambil menekuk lututnya dan mencium punggung tangan [Name].

Untuk sesaat [Name] tercengang dan jantungnya berdegup kencang, saat melihat pangeran ketiga bertekuk lutut di hadapannya kemudian mencium punggung tangannya.

'Oh, Tuhan! Apakah ini mimpi?!' jerit batin [Name] histeris.

"Oii, Colon! Jangan mencuri start duluan!" kata Riinu sambil menjewel kupingnya Colon.

"Iyah, itu benar!" timpal Jel mengangguk-anggukkan kepalanya.

Akhirnya, para pangeran bergantian menciumi punggung tangannya [Name]. Inilah harga yang harus dibayar untuk sebuah kebaikan. Kebaikan yang kita berikan, pasti akan dibalas dengan kebaikan pula.

~The End~

★ | Bansos Asupan Halu :: Chara x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang