🏘K10-11🏘

13.1K 2.6K 280
                                    

Kayaknya enggak, ini bakalan diperpanjang lagi sampai 20 atau 30 chapter.

Tapi tergantung vote apalagi komennya, kalau komen selalu ramai dan bisa buat aku ketawa terus, maka cerita ini bakalan lanjut lebih panjang lagi.

——+——

Setelah kejadian semalam, Cica tak juga keluar dari Kost an, dia malah berdiam diri di kamarnya seharian.

Seluruh anggota kost tak perduli, mereka lebih senang berbincang dan bermanja bersama Rumi.

Terlebih sekarang ke 5 saudara Rumi juga ada disana, namun mereka jarang ada karena sibuk bekerja.

"Rumiii, aaaa liat Rafa dia basahin baju akuuu iih." rengek Fael saat Rafa menyemprotkan air dari selang yang dia pegang.

Hari ini mereka bersih-bersih berjamaah, ada yang mencabut rumput dan ada juga yang siram bunga.

Pokoknya tugas mereka sudah dibagi-bagi. Kecuali Rumi yang tak diberi tugas apa-apa, dia menjadi pengamat saja.

Rumi menjewer telinga Rafa pelan, Rafa gak kesakitan dia malah mleyot.

"Aish, mau juga dong dijewer." cetus Jhoni iri.

"Heem, mau juga dong." sahut Devilo.

Rumi menggeleng pelan, dia mengambil selang dari tangan Rafa kemudian menyiram mereka yang ada dibagian halaman.

"Aakhh! Rumrum!"

"Yeayyy main aiiiir."

"Rum siram gue juga rum!"

"Aya gue mau disiram jugaaa."

"MBAK RUM JALE JUGA MAU!"

Mereka berebutan minta disiram sama Rumi, tak terkecuali Jepri, Evan, Sam dan Seron.

Mereka tertawa bahagia bersama, semua bahagia siang yang tak terlalu panas. "Hihi, Rumiiii!" Rumi berbalik begitu mendengar panggilan dari Jake.

Byur!

Wajah Rumi kena siram air es sampai membuat baju putihnya mencetak jelas dalaman warna merah gelapnya.

Semua terdiam, shock.

"M-merah!?" seru mereka dengan wajah memerah dan hidung yang mengeluarkan darah.

Dengan langkah seribu mereka berlari menuju kamar masing-masing guna mengambil handuk.

Dan setelahnya menutupi tubuh Rumi dengan handuk.

Baru kemudian mereka menatap kearah Jake dengan tatapan membunuh yang kentara. "Mati lo!" seru mereka kesal.

"AMPUUUN!" Jake berlari kencang menghindari mereka semua.

Sementara Rumi hanya tergelak ditempat, lucu sekali sih mereka.

"Mending aku ganti baju." Rumi berjalan menuju kamar.

"Rumi cantik."

"Kenapa Drian?"

"Rumi cantik banget, Adrian suka."

Cup.

Rasa dingin terasa dibibirnya saat Adrian menciumnya singkat lalu menghilang.

Rumi shock, tapi jantungnya malah berdebar cepat. "Sialan." bisiknya kaget.

Tanpa menunggu lagi, Rumi masuk ke dalam kamar.

Bahkan dia tak memperhatikan tatapan membunuh dari Cica yang mengintip dari balik jendelanya.

Ada yang aneh pada wajah gadis itu.

"Gue bunuh lo nanti." desisnya marah.

.
.

Malam tiba setelah selesai makan malam.

"Selamat malam adek, abang sayang adek." Dallen mengecup dahi Rumi diikuti ke 4 lainnya.

Rumi tertawa pelan, dia memeluk satu per satu abangnya. Lalu melambaikan tangan pada abang-abangnya yang berjalan menjauhi kamarnya.

"Maaf ya mbak untuk yang tadi siang." Jake datang dengan raut wajah bersalah.

Rumi mengibas pelan. "Gak apa, santai aja."

"Hehe, mbak. Peluk dong." pinta Jake semangat.

Rumi terkikik pelan, dia memeluk Jake erat tanpa merasa curiga sama sekali.

Setelah selesai, Jake pamit untuk ke kamarnya.

Rumi memastikan tak ada lagi orang diluar, cuma ada sesosok nenek-nenek berdiri di depan kamar Cica.

Rumi menganggapnya hantu, jadi dia tak mau menganggap itu hal serius

"Permisi nek, saya masuk ya." pamit Rumi, tapi nenek itu hanya diam.

Saat Rumi hendak menutup pintu.

"HYAHAHAHHAHA MATI KAU BRENGSEK!"

"HEY-"

JLEB! JLEB!

DUGH!

Rumi meringis kuat setelah berhasil menendang sosok nenek-nenek itu.

Pisau masih menancap diperutnya, teriakan Rumi tadi membuat semuanya keluar dari kamar masing-masing.

Nenek-nenek itu masih tertawa kuat.
Rafa dan Fael yang duluan datang langsung menghampiri Rumi yang sudah ambruk dilantai.

"RUMI!"

Darah merembes membasahi lantai dibawahnya, yang lain seakan sudah kehilangan nyawa mereka, terlebih ke 5 saudara Rumi.

Jhoni mendekati nenek-nenek tadi dan menyingkap rambut putihnya, betapa kagetnya dia saat melihat wajah nenek itu.

"CICA!?"

Ya benar, sosok nenek itu adalah Cica, si gadis caper yang menggunakan susuk dan saat ini susuknya sudah dicabut.

®^^®

Bersambung😾

Kost 10 [Selesai]Where stories live. Discover now