🏘K10-10🏘

13.6K 2.5K 180
                                    

5 chapter lagi selesai nih🏘

Met baca💪

——+——

"Haiii, kenalin nama aku Cicaaa."

Benar kan apa yang Rumi bayangkan, Cica pasti mulai ganjen sama penghuni baru yang tak lain adalah saudara kandung Rumi.

Ke 5 saudara Rumi sontak mendelik jijik. "Paan sih, jijik." sewot Dallen geli.

"Tau tuh, menye banget." cibir Glen.

"Hooh, gue kalau punya adek kayak dia, rasanya pengen gue jogrokin aja ke parit." sinis Adlen yang menutupi sebagian wajahnya dengan masker.

Soalnya kan, dia keluar dari dunia Artis karena beberapa skandal, jadi untuk beberapa saat Adlen tak mau buka masker kalau diluar.

Melvio dan Marel hanya diam saja, mereka sudah cukup dewasa untuk tidak melawani perkataan cewek aneh itu.

"Kamar kalian, ada di rumah utama. Karena kamar di luar sudah habis jadi mau gak mau kalian tinggal disana." Jepri berusaha bicara sesopan mungkin.

Soalnya, ini calon ipar. Harus ngasih kesan baik.

Ke 5 pria tampan itu mengangguk saja.

Semua anggota kost diam, mereka gamau kesan pertama mereka dimata saudara Rumi jelek.

"Kami ke kamar ya, nanti makan malam ketemu lagi." pamit Adlen sembari memeluk Rumi erat.

Diikuti ke 4 lainnya.

Tentu saja yakan, Cica langsung iri.

"Mas nya mending jauhin Rumi, dia caper. Murahan juga loh mas." semua sontak memicing tajam.

Terutama Melvio dan Adlen.

Baru saja Dallen hendak menghampiri Cica, tapi Rumi langsung menahannya.

"Cewek kayak Cica gausah diladeni, diladeni makin menjadi. Kayak orang yang suka drama terus nyari panggung." balas Rumi santai.

Dan tak apa yang Cica lakukan? Dia geram dan memilih menendang lutut Rumi kuat.

Duk!

"RUM!?"

"MBAK!"

"TEH RUMI!"

"SAYANG!?"

Semua langsung mengerubuni Rumi yang hanya meringis pelan, sementara Cica mencibir disana.

"Cemen banget, baru juga ditendang-"

BUGH!!

Cica terhempas ke lantai, Rumi sudah tak tahan lagi sialan. Dengan geram dia menjambak Cica dan menyeretnya ke halaman tengah.

Diikuti yang lainnya.

"Aw sialan! Lepasin gue!"

"Lo ngelunjak banget njing!"

Rumi menghempaskan tubuh Cica dengan santainya.

"Tujuan lo kesini buat apa sialan?" bisik Rumi geram.

Cica malah tertawa kuat. "Tujuan gue ya tentu aja buat jadi Ratu disini hahahah! Nama gue tuh ada nama Ratunya asal lo tau!" bangga Cica.

Rumi terbahak. "Nama gue juga punya arti Ratu. Gayatri, paham lo?"

Cica terdiam, Rumi nampaknya sudah hilang kesabaran menghadapi Cica.

"Mending ya, lo pergi dari sini." usir Rumi lelah.

Cica menggeleng kuat. "Enak aja lo! Gue gak bakal pergi sebelum mereka jadi milik gue!" serunya.

"Dih, gue gamau jadi milik lo." cibir Jhoni.

"Gue ini, miliknya Rumi." seru Samudra dan Wahyu.

"Lo mah cuma rengginang, cantik menang susuk aja bangga." cibir Devilo yang diangguki Jerri dan Davin.

"Tau tuh." sahut Brandon.

"Cantik tapi kalau besi ditarik dari mukanya langsung kayak nenek-nenek." cetus Seron.

"Iya ih, Mbak Rumi cantik natural gak kayak Cicak." cibir Jale.

"Gak level lah dia dibandingin sama Mbak Rumi." sahut Jake.

Jepri dan yang lainnya hanya diam, mereka sudah cukup dewasa untuk tidak ikut menci-

"TAU TUH! MASIH BAGUSAN RUMI!" seru Rafa, Fael dan Adlen.

"Ya Tuhan.." Jepri fikir mereka dewasa nyatanya tidak.

Rumi menyeringai puas sambil bersidekap dada melihat gadis menye itu, baru tau dia siapa pemegang kendali di Kost an ini.

Perlahan Rumi mengapit dagu gadis itu, dan mendongakan wajah cantik si gadis.

Ke 20 pria di belakangnya hanya bersidekap dada dan memandang apa yang Rumi lakukan saat ini.

"Lo mau ngerebut mereka dari gue? Gabisa saaayy, walau lo cantik, pinter dan anggun, tapi lo gabisa ngerebut mereka dari gue." bisik Rumi pongah.

Gadis itu menggeram emosi.

"Apa yang mereka liat dari cewek b aja kayak lo!" serunya tak terima.

Rumi mengedik, dia melepas apitan tadi lalu Ilo maju ke sebelahnya lalu mengelap tangan Rumi dengan tisu basah.

"Biar terhindar dari kuman mbak." gumam Ilo lugu.

Gadis menye itu tak terima tentu saja.

"DIA ITU BODOH! JELEK! GAK ADA ANGGUN-ANGGUNNYA! KENAPA LO PADA CINTA SAMA DIA!"

Ke 20 pria itu menyunggingkan senyum miring, mereka langsung memeluk Rumi dan memandang gadis itu mengejek.

"Karena dia, adalah Ratu kami." jawaban serentak itu membuat si gadis terdiam.

Dan yah, nampaknya dia sudah kalah.

"HAHAHAHAH MAMPOOOSS!" teriak Adrian bahagia.

"Mampus looo."

"Mampus lo sialan!"

"Wohooo akhirnya si menye bakalan keluar dari sini!"

"Akhirnya kost an damai, cukup Rumi aja yang gue pandang."

"Tau tuh, Cicak mah merusak pemandangan banget."

Bahkan sekelas teman Ghoib Rumi dan setan di kost an seneng atas kekalahan Cica.

©^^©

Bersambung😾

Komentar Ramai baru lanjut.

Kost 10 [Selesai]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin