🏘Keluarga Angin Topan-5🏘

8.1K 1.8K 131
                                    

Klara's baby aku unpub sih, karena pembacanya gak mau diajak kerja sama hahaha, jadi book ini dan kost 25 bisa juga aku unpub kalau mau sih.

Tekan vote dan RAMAIKAN KOMENTAR🖐

~~~~~~

Rumi pergi dari rumah, dia membawa Arian bersamanya. Mereka pergi disaat yang lainnya sedang tidur siang sesuai jadwal mereka.

Rumi pergi bersama Arian dengan mengendarai motor scoopy merah miliknya.

Tidak ada yang tau tujuan Rumi kemana.

Seluruh isi rumah sudah ribut karena Mami mereka pergi, wajar saja sih.

"Kita harus cari Rumi!" ujar Jake tak mau dibantah.

Namun Jepri langsung menggeleng pelan. "Biarkan saja, biarkan Rumi menenangkan dirinya dulu ya. Pasalnya dia sedang emosi dan biarkan dia meredam emosinya." tegasnya.

Semua langsung menghela napas panjang, dan menunduk lesu, ini kali pertama Rumi melarikan diri.

Dan dipastikan kehidupan mereka akan kacau.

Memang biasanya mereka lah yang mengerjakan pekerjaan rumah, tapi balik lagi Rumi lah yang mengatur semuanya.

Mengurus anak, memasak, menyapu disaat anak dan suami diluar, menyetrika pakaian yang Ilo setrika namun tidak rapi.

Mencuci kembali pakaian yang Jhonis cuci namun masih bau apek.

Menyiram tanaman, membersihkan halaman rumah disaat tukang kebun tidak membersihkannya dengan benar.

Rumi memang nyonya di rumah itu, tapi dia tetap pembantu tanpa orang lain sadari.

"Hiks..MAMIIIII HUAAAAAAAAA." Jossie menangis histseris, tak lama disusul yang lainnya.

Wajar, mereka kan dekatnya sama Mami mereka ketimbang Papi mereka.

.....

Rumi sendiri ternyata pergi ke pantai, disana dia asik bermain air dan pasir bersama Arian, tanpa perduli apa yang terjadi di rumah.

"Arian, sini nak cepat. Kita minum es kelapa dulu yuk." Arian yang tadinya sedang bermain pasir dipinggir pantai sontak berdiri.

Dia berlari pelan kearah Mami nya, namun dia sempat jatuh beberapa kali karena tersandung batu kecil disana.

"Ma..mii..hiks..sa..kit..hiks.." Rumi berdiri dan segera berjalan kearah Arian.

Tapi belum sempat Rumi sampai, seorang pria sudah duluan membantu Arian berdiri. "Masih sakit? Makannya hati-hati ya." ujar pria itu lembut.

Arian mengangguk pelan. "Ma..mii.." Arian langsung memeluk Rumi erat dan mendusel diceruk lehernya.

"Terima kasih Tuan."

"Sama-sama Nona."

"Daddy ayooo, Elia mau makan ayam panggang!"

Keduanya menoleh kearah gadis kecil yang berlari kearah mereka. "Loh? Hai Mami nya Arian." sapanya riang begitu melihat Rumi.

"Loh? Kamu kenal sama tante?"

"Kenal! Elia kan temen sebangku Arian."

Arian yang mendengar suara teman dekatnya sontak melepas pelukan nya. "E..liaaaaaa." pekiknya bahagia sembari memeluk Elia erat.

"Ariaaan aaaaaa, makan ayam yuk sama Lia."

"Aaaa...yo!"

"Daddy, Elia main bareng Arian ya."

"Boleh, tapi jaga Arian ya."

"Siap daddy!"

Setelah kedua bocah itu pergi, kini pria tadi menatap Rumi yang tampak tak perduli, Rumi berjalan menuju kursinya tadi tanpa memperdulikan pria itu.

Seulas senyum tipis terulas. "Rumi...sangat cantik.." bisiknya lembut.

Rumi terdiam. "Aku tau kau sudah berhasil bangun dari koma, tapi tolong jangan pernah mendekati ku sebagaimana kau dengan lancangnya memelukku saat masih menjadi roh."

Ucapan Rumi sudah jelas menjadi peringatan baginya. "Ya..maaf..aku tau.." lirihnya getir, senyum nanar terbentuk diwajahnya.

Kenapa Duda sepertinya harus jatuh hati pada wanita bersuami banyak itu, sedih sekali rasanya.

®^^®

Bersambung😾

Kost 10 [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang