🏘Keluarga Angin Topan-9🏘

8.2K 1.7K 363
                                    

Pergaulan zaman sekarang itu mengerikan, kalau gak bisa jaga diri baik-baik bakal kacau.

Tekan vote dan tembuskan 110 komen🖐

~~~~~

Rumi sudah pulang lagi ke rumah setelah Jepri dan Rafa menjemputnya, sudah lega dia menangis dipelukan Mama nya tadi.

Rumi sengaja pulang sebelum Papa dan abangnya pulang, karena tak mau membuat masalah semakin lebar.

Biar Rumi yang selesaikan masalah keluarga nya sendiri. "Mereka udah pada makan Mas?" tanya Rumi dengan suara sumbang nya.

Kan habis nangis, matanya sembab, ditambah tenggorokan yang sakit.

Jepri tersenyum lembut sementara Rafa berdecak kesal. "Gausah bahas mereka, abaikan saja mereka nanti, hukuman harus tetap jalan." kesal Rafa.

Dia benar-benar marah, salah mereka para Papi juga karena terlalu sibuk di kantor dan jarang memantau pergaulan anak mereka.

Sekarang, mereka akan mulai hukumannya.

"Mas...tadi mereka gak berantem kan?" lirih Rumi lagi.

"Udah mas bilang, gausah perdulikan mereka!"

Rumi memeluk lututnya erat. "Tapi mereka anak aku mas..hiks..walau begitu mereka darah daging aku..hiks.." tangisnya pecah lagi.

Rafa jadi merasa bersalah "Adek, maksud Mas gak gitu, mereka udah dewasa dan hukuman harus tetap jalan. Adek gausah perdulikan mereka ya, biar mereka tau rasanya gak disayang lagi bagaimana."

Rumi masih menangis, entahlah hatinya masih sakit tapi dia tak bisa marah terlalu lama.

"Air mata seorang ibu yang jatuh karena kelakuan buruk anaknya, itu sudah membuat Allah melaknat mereka...karena berulang kali membuat Ibu mereka menangis..adek jangan nangis lagi ya? Biar kami aja yang hukum mereka, jangan sampai Allah nurunkan Azab buat mereka.."

Rumi terdiam langsung, dia menyeka air matanya dan berusaha berhenti menangis, ucapan Mas Jepri benar.

"Jeno gimana Mas? Dia udah makan?"

"Udah kok, tadi dia ngerengek minta ikut tapi gak Mas izinin."

Rumi terkekeh pelan, yah setidaknya anak yang dikatai anak pungut itu masih lebih tau bagaimana caranya menghormati orang tau, bukan seperti anak kandungnya sendiri.

Sesampainya di rumah, para suami sudah menunggu di depan Rumah.

"Aya, udah jangan nangis lagi." Jhoni segera mendekati Rumi yang baru turun dari mobil.

Disusul yang lainnya. "Sayang udah ya, jangan sedih." bujuk Samudra lirih.

Mereka ikut sedih, melihat wanita yang sudah 20 tahun mereka nikahi itu menangi sesedih ini.

Satu per satu mulai mencium dan menenangkan Rumi.

"MAMIIII." Jeno berlari cepat kearah Rumi dan memeluknya erat.

"Aduh anak Mami, udah mandi belum?"

"Udah dong hehehe, mami ayo makan. Tadi Jeno sama Om Papi udah masakin martabak Mie kesukaan Mami." serunya semangat.

Kost 10 [Selesai]Where stories live. Discover now