awal

3.6K 411 24
                                    

Untuk beberapa Chapter kedepan, akan flashback ke awal mereka ketemu sampe gimana mereka bisa nikah, semoga kalian suka ya sama alurnya yang maju mundur ini.
.
.
.
.
.
.
.

Jisung menatap pantulan dirinya pada cermin. Menggulung lengan kemaja latte nya hingga ke siku. Hari ini sang ayah akan mengajakknya bertemu rekan lamanya. Jisung sebenarnya tau jika sang ayah memiliki maksud lain dari ajakannya makan siang bersama. Mungkin sudah saatnya ia menjadi anak penurut kali ini. Tak ingin membuat sang ayah kecewa lagi.

"sudah siap?" Tanya sang ayah yang berada di ambang pintu kamar Jisung.

"Sudah yah"

Mereka menunju ke sebuah resto daging ternama disana. Jisung hanya diam fokus pada pengemudinya. Ia memang tak terlalu dekat dengan sang ayah di tambah ia yang baru saja pulang dari luar kota karena menempuh perguruan tinggi membuat mereka sedikit canggung.

"Dia rekan ayah dulu pas militer" ujar sang ayah tiba tiba.

Ayah Jisung adalah mantan tentara yang harus rela meninggalkan jabatan tingginya karena sebuah insiden yang membuat ayah Jisung harus mengalami cidera punggung yang cukup serius.

"Oh ya?"

"Ya, dulu ayah deket banget sama dia, udah ayah anggep kaya abang sendiri"

"Apa beliau masih aktif yah?"

"Udah pensiun 2 minggu lalu"

Jisung hanya mengangguk sebagai jawaban. Tak lama mereka sudah sampai di resto daging itu. Jisung membantu sang ayah untuk keluar dari dalam mobil, sakit di punggungnya seringkali kambuh akhir akhir ini.

"PARK!!" Teriak seseorang dengan stelan jas berwarna navy di pojok resto tersebut.

"Lihat, sikap malu maluinnya ngga ilang" Cibir ayah Jisung.

Jisung mengikuti langkah sang ayah. Sang ayah langsung memeluk teman lamanya yang sepertinya lama tak bertemu.

"Apa ini Baby Park yang dulu hanya sebesar lenganku?" Tanya rekan sang ayah yang menepuk bahu Jisung.

"Salam kenal paman" ujar Jisung dengan sopan.

"Ya, ya duduklah"
"Waah sudah berapa lama kita tidak bertemu Park?"

Jisung duduk disebelah sang ayah. Ia sedikit bernapas lega karena asumsinya sepertinya salah. Ia pikir ia akan dikenalkan pada anak teman ayahnya seperti di film film yang berakhir di jodohkan. Tapi sepertinya tidak karena Jisung tak melihat si paman bersama anaknya.

"Berhentilah berlakon, kita baru bertemu minggu lalu" ujar sanga ayah.

"Papaaa~~~ nda bisa ilaaang" tiba tiba pemuda manis dengan kemeja warna putih tulang menghampiri mereka sembari merengek.

"Nanti biar di bersiin sama mbak dirumah" ujar si paman menenangkan.

Ah, bajunya terkena noda?

"Tapi jadi kotooor, nanti tamunya ngetawain aku" ujar si manis dengan bibir mengerucut.

"Engga, tuh mereka ngga ketawa kan?" Tunjuk si paman pada Jisung dan Ayah.

"Eh"
"Loh ayah?"
"Tamunya ayah? Papaaa kalo tamunya ayah kenapa nyuruh aku dandan rapi sih, ayah mah udah tau penampilan gembelku kalo di rumah, kan jadi kotor gini bajunyaaaa" adu si manis pada sang papa.

"Bukan cuma ayah loh yang dateng"
"Tuh, ada mas mas ganteng yang dari tadi liatin kamu"

Si manis menatap pada Jisung yang masih tak berkedip.

just you ✅Where stories live. Discover now