JJ

2.5K 310 76
                                    

"Papa sayang"
"Pa pa" ucap Chenle saat sang buah hati sudah mulai memasuki tahap berbicara. Sungguh tak terasa jika bayinya sudah menginjak usia satu tahun dan sudah mulai aktif mengoceh.

"Coba bilang pa pa"

"Mi mi" ucap Jecelyn kecil.

"Bukan mommy sayang, pa pa"

"Miiii!!!!!" Teriak Jecelyn kecil yang kesal karena dipaksa.

"Okay okay, terserah Jecy aja, tapi besok belajar panggil Papa ya" pinta Chenle. Namun bukannya mendapat respon, Jecelyn kecil malah langsung merangkak pergi tak memperdulikan ucapan sang papa.

"Selamat sore keluarga cemarakuuuu" teriak Jisung saat baru pulang dari kerjanya.

"Hhh... kumat" gumam Chenle saat mendengar suara itu.

Jecelyn yang sangat hapal dengan suara itu langsung merangkak keluar dari zona bermainnya.

"Yah yah yah" panggil Jecy sembari mengulurkan tangannya meminta gendong.

"Halo princessnya yayah"
"Udah mandi ya? Wangi banget sih?" Ujar Jisung setelah menggedong buah hatinya.

"Dimana papa?" Tanya Jisung.

"MIIII" teriakn Jecy dengan wajah marahnya.

"Eh, kok triak triak?"
"Ngga boleh triak triak sayang, ayo kita cari papa"

"Mi"

"Hm?"

"Mi" ujar Jecy sembari menunjuk Chenle yang juga ikut merengut.

"Mau makan mie? Emang bisa?" Tanya Jisung yang masih mencoba mencerna ucapan sang anak.

"Buka maaas, tadi aku ajarin dia bilang papa tapi malah nda mau"
"Malah triak Miiii~~ aku kan nda mau di panggil mommy" adu Chenle.

"Oalah, yayah kira mau mam mie, ternyata mau manggil mommy ya sayang ya?"
"Yaudah ngga papa senyaman adek aja ya"

"Maaas~" rengek Chenle yang tak terima karena tak mendapat pembelaan.

Mereka benar benar membesarkan Jecelyn dengan baik. Walau Jisung akan amat sangat memanjakan putrinya tapi Chenle tak akan tinggal diam jika putrinya itu meminta sesuatu yang tak terlalu penting dan berlebihan. Ia hanya ingin mengimbangi agar Jecy tak menjadi anak yang manja. Seperti saat Jecy berusia 7 tahun, gadis kecil itu meminta sekuter mini pada sang ayah.

"Please.... Jecy juga mau kaya abang Jio bisa keliling pake sekuter, boleh ya? Please...." pinta Jecy pada sang ayah.

"Nda, Jecy masih kecil nda boleh naik sekuter kaya Jio, biasanya juga di bonceng Jio kan kalau main?"
"Nda, nda boleh" tolah Chenle.

"Yah, please...." pinta Jecy yang masih mencoba membujuk sang ayah.

"Jecelyn" tegur Chenle karena sang putri yang masih merengek.

"Mommy tuh kenapa sih? Aku minta ini nda di bolehin, minta itu nda di kasih, mommy tuh sayang aku nda sih?"
"Ayah juga, semuanya nyebeliiiin"
"Aku mau sama daddy aja, nda usah nyari aku" ujar Jecelyn setelah meluapkan amarahnya.

"Kan, mirip banget sama kamu" bisik Jisung pada Chenle.

Sikap keras kepala Jecy benar benar menurun dari sang papa. Gadis kecil itu akan berlari ke Jeno jika kedua orang tuanya memarahinya atau tak menuruti kemauannya. Benar benar sangat mirip dengan Chenle yang selalu meminta apapun pada ayah Jisung.

"Ya tapi itu tadi minta sekuter buat apa coba? Paling bentar lagi juga dia minta sepeda, kalau sepeda aku bakal ijinin, kalau sekuter buat apa?" Keluh Chenle.

just you ✅Where stories live. Discover now