riweuh euy

2.6K 381 49
                                    

Jaemin disibukkan dengan acara memasaknya pagi ini, ia tak membuat banyak, mengingat Jeno yang sedang tak ada dirumah. Jadi ia hanya membuatkan makanan untuk si kecil. Untuk sarapannya sendiri, ia bisa memesan nanti.

CKLEK

Suara pintu terdengar, Jaemin tak mau peduli, mungkin Chenle sudah bangun.

GREB

Tubuhnya tiba tiba dipeluk dari belakang, apa Chenle masih se chlingy ini?

"Chenle, cuci muka dulu sayang"

"Maaf" Jaemin yang awalnya fokus pada sayurannya langsung terpaku saat mendengar suara yang saat ini sedang tak ingin ia dengar.

"Bisa lepas pelukannya?" Pinta Jaemin dengan nada dinginnya.

"..."

"Hon, le-"
"Ya tuhan" kejut Jaemin yang membalikkan tubuhnya dan melihat penampilan Jeno yang sangat acak acakan.

"Hon, ini kenapa?"
"Kamu abis berantem apa giaman sih?" Jaemin melepaskan pelukan Jeno dan meminta Jeno untuk duduk di kursi makan.

Penampilan Jeno sangat buruk kali ini, bahkan Jaemin merasa belum pernah melihat Jeno seperti ini. Rambut berantakan, sudut bibirnya yang menyisakan darah kering, lengan baju yang kotor.

"Ini kenapa bisa kaya gini?" Tanya Jaemin khawatir sembari membersihkan luka Jeno.

"Maaf"

"Kamu ngga berantem sama gangster  kan?"
"Ini lukanya, ya tuhan"
"Kamu bisa makan atau engga ini nanti"
"Sakit ngga?"

Jeno hanya menggeleng, ia terus menatap wajah khawatir Jaemin yang membuatnya merasa sakit. Bagaimana bisa ia menyakiti sosoknya?

"Maaf"

"Ini kenapa?"
"Ngga usah bilang maaf dulu, aku ngga butuh maaf kamu, ini kenapa dulu" omel Jaemin yang sudah merasa kesal.

"Kemarin malam dia ngehubungi saya, dia bilang ada orang yang terus terusan ngetuk pintu apartement nya"
"Jam 11 malam saya langsung meluncur kesana, dan benar ada orang asing yang gangguin dia"
"Kami beradu pukul setelah saya pergoki orang itu yang berusaha buka pintu apartement dia"
"Mungkin merasa kalah dan orang itu langsung lari setelahnya"
"Saya"
"Saya melihatnya menangis di apartement yang membuat saya tak tega jika meninggalkannya"
"Dia sangat takut, hingga tubuhnya terasa bergetar" tutur Jeno menjelaskan.

"Renjun?" Tanya Jaemin sembari meletakkan kapas yang ia gunakan untuk membersihkan sudut bibir Jeno.

"Maaf"

"Hon, apa benar benar harus aku lepas?"

Jeno yang menunduk langsung menatap mata Jaemin, tidak itu tidak boleh terjadi.

"Kamu pergi setelah kita bertengkar, kamu masih peduli sama dia"
"Aku kira setelah aku jujur kalau aku tau tentang hubungan kalian, kamu bakal malu"
"Tapi apa? Kamu malah datengin dia?"
"Aku bakal lepas kamu hon" final Jaemin karena ia sudah merasa lelah.

Jeno tiba tiba langsung bersimpuh didepan Jaemin, menggenggam kedua tangannya.

"Saya sudah lepasin dia, kemarin saya sudah bicarakan ini, dan saya sudah benar benar ninggalin dia"
"Maaf saya tidak langsung pulang, saya hanya ingin menenangkan diri saya dan meyakinkan diri jika saya harus kembali ke kamu"
"Ini"
"Ambil ponsel saya, agar dia tak bisa lagi mengganggu saya" Jeno memberikan ponselnya pada genggaman Jaemin, dari semalam Renjun seakan tak berhenti menghubunginya.
"Saya minta maaf"
"Saya minta maaf"
"Saya berjanji saya tidak akan menemuinya lagi, tak akan menghubunginya lagi, saya berjanji"

just you ✅Where stories live. Discover now