🍁ngidam 1🍁

3.5K 433 79
                                    

Mereka melakukan makan malam setelah Jisung pulang dari kantornya. Chenle sudah pandai memasak berkat berguru pada bu sela. Untuk makan malam kali ini ia memasak pasta. Karena Jisung bilang masakan western nya yang terbaik. Terlihat dari Jisung yang sangat lahap dengan makan malamnya. Berbeda dengan Chenle yang hanya mengambili makaroni itu sesekali. Bukan karena ia tak suka, tapi ia sedang memikirkan bagaimana cara mendapat ijin Jisung.

"Waaah, ngga pernah gagal kalau kamu bikin pasta" puji Jisung.
"Loh, kok ngga di makan sayang? Mau sesuatu?" Tanya Jisung dengan nada lembutnya.

"Nda"

"Kenapa ngga di makan? Mau mas suapi?" Tanya Jisung saat suaminya terlihat murung.
"Kenapa sayang? Ada masalah?" Jisung menggeser sedikit kursinya agar mendekat pada sang suami.

"Mas"

"Iya?"

"Janji dulu nda akan marah" ujar Chenle sembari mengangkat jari kelingkingnya.

"Iya janji" Jisung ikut menautkan jari kelingkingnya sebagai sumpah janji.

"Kemarin aku main sama Jio"
"Terus aku liat kak Jaemin ternyata dia buat jasa bikin kue sama cookies gitu loh mas"
"Terus, terus aku lihat seru banget, trus aku bantu bantu kak Jaemin" jelas Chenle dengan menunduk serta memainkan jarinya.

"Hu.um, trus apa yang bikin mas marah sayang?" Tanya Jisung sembari menyelipkan rambut Chenle yang mulai memanjang ke belakang telinga.

"Aku"
"Aku boleh nda bantu bantu kak Jaemin bikin kue?"
"Aku dirumah juga bosen nda ngapa ngapain, tanaman juga nda mungkin aku siram, aku bersihin tiap jam nya kan?"
"Boleh ya mas?"
"Aku tau mas nda bolehin aku kerja, tapi inikan nda yang kerja berat kan? Akunya juga seneng liat kak Jaemin bikin bikin kue"
"Aku juga nda capek"
"Boleh ya?" Pinta Chenle memohon pada suaminya.

Jisung tersenyum mendengar penuturan sang suami.

"Ginilo sayang, mas sebenernya ngga ngelarang kamu buat lakuin apapun, mas cuma jaga jaga aja, mas khawatir sama kalian"
"Makanya mas putusin buat minta kamu biar ngga kerja"
"Tapi kalau cuma bantu bantu kak Jaemin, mas ngga akan larang"
"Asal kamu ngga boleh capek capek ya, kalau ngerasa lelah istirahat"
"Yang penting itu beneran bikin kamu seneng, kalau kamu seneng kan dedek juga seneng"

Chenle langsung mengangguk antusias dan memeluk Jisung.

"Makasih ya mas"

"Janji ngga capek capek ya"

"Hu.um"

"Sekarang, lanjutin makannya"
"Mas suapin mau?"

Lagi lagi anggukan antusias Chenle berikan sebagai jawaban.

"Makan yang banyak biar dedeknya sehat terus, kalau mau apa apa langsung aja bilang ke mas, jangan di pendem sendiri dan bikin kamu kepikiran"
"Mas ngga akan marah kalau itu ngga membahayakan kamu sama dedek"

"Iya maaas"

Setelah mendapat ijin hari hari Chenle diisi dengan membantu Jaemin membuat cookies untuk persiapan nantal serta merawat tanamannya yang sedang manja karena memasuki musim dingin. Tak terasa juga kehamilan Chenle sudah memasuki bulan ke tiga.

"Kak"

"Iya?"

"Dulu kakak ngidam ngidamnya pas masuk bulan keberapa?"

"Ngidam? Kakak ngga pernah ngidam, yang smape pengen sesuatu yang bikin kakak kepikiran gitu ngga pernah, Jio pinter ngga nyusahin daddynya dulu"
"Tapi malah setelah Jio lahir aku baru diserang ngidam yang pengen ini itu"
"Aneh banget kan?"
"Kamu udah mulai ngidam ngidam nih?" Tanya Jaemin.

just you ✅Where stories live. Discover now