lelaki

2.4K 323 72
                                    

Jisung belum menyantap sarapannya sedari tadi. Matanya tak lepas menatap suami kesayangannya yang sedari tadi bermanja dengan bu sela.

"Ini ibuk beneran masak rendang? Nda bawa dari indo kan?" Tanya Chenle yang tak percaya akan ada menu rendang di sarapan mereka kali ini.

"Ya mana bisa ibu bawa rendang sayang, sini cobain" bu sela memberikan suapan pada Chenle dan tak peduli dengan tatapan Jisung yang semakin berapi.

"Eh? Kok bisa?"
"Ini, beneran enak loh buk"
"Tapi bukannya masak rendang itu bisa sampe seharian ya?"
"Tapi ini?" Tanya Chenle yang masih tak percaya.

"Ibu cuma pake bumbu rendang aja, trus tadi dagingngnya ibu rebus doang, trus ibu masak bareng, ngga sampe lama kok"

"Iiihh pengen bisa, kadang mamas pengen rendang tapi akunya nda bisa, nanti ajarin ya, biar mamas-"
"Eh, kok nda dimakan?" Kalimatnya terhenti saat melihat Jisung yang hanya memegang sendoknya dan nasi dalam piringnya yang masih utuh.
"Kenapa sih mas? Jangan bilang mas lagi cemburu"
"Mas, yang bener aja"

"Cemburu? Cemburu sama saya?" Tanya bu sela.

"Iya buk, mas pernah bilang dia takut kalau ibuk bakal rebut aku"
"Ada ada aja kan" adu Chenle pada bu sela.

"Loh, itukan salah satu niatan ibuk datang kesini"
"Jadi gimana nih mas, kita bersaing dengan cara apa nih?" Goda bu sela pada Jisung yang terlihat sangat berapi api.

Jisung langsung meletakan sendoknya dengan sedikit kasar. Pancingan dari bu sela malah membuatnya semakin marah.

"Bu, maaf sebelumnya, saya membawa ibu kesini dengan niat baik untuk membantu persalinan suami saya nantinya"
"Tapi kenapa bu sela punya niat seperti itu?"
"Saya masih ada hormat dengan bu sela untuk tidak memulangkan ibu detik ini juga"

"Mas" tegur Chenle saat melihat Jisung yang terlihat sangat emosi.

"Hahaha, lihat masmu beneran marah"
"Mas, mana mungkin saya rebut si cantik ini, saya juga masih suka yang ganteng mas kalau punya niatan ngerebut mah"
"Ngga bisa nih kayanya di ajak bercanda" goda bu sela yang malah senang melihat Jisung marah.

"Ibuk iiih, masnya aku jangan di godain terus ah" Chenle yang awalnya duduk di depan Jisung kini beralih menjadi duduk di sebelah Jisung dan memeluk lengan suaminya berharap bisa menyalurkan ketenangan.

"Mas"
"Masa beneran cemburu sih?"
"Bu sela cuma bercanda, jangan marah yaaa"

"Mas tuh dapetin kamunya susah"
"Ya mas ngga bisa lah kalau ada yang terang terangan mau rebut kamu"

"Posesip posesip" cibir bu sela.

"Ibuk~, udah ih"

"Aku nda akan pernah berpaling dari mas, mas rumah aku, rumah aku satu satunya, rumah aku yang paling nyaman"
"Aku nda akan pernah nemuin rumah lain, karena rumah aku udah senyaman ini"
"Mas nda perlu setakut itu, mas udah kunci aku di sini, aku udah nda bisa kemana mana"

"Tapi-"

"Apa? Mas beneran masih cemburu sama bu sela? Bu sela ibu aku juga mas"
"Udah ih ngambeknya, bu sela cuma bercanda mas"

"Bener ya"

"Iya suamiku~"
"Sekarang makan ya, Aaa~" Chenle menyendokan sesuap nasi pada Jisung.

"Eleuh eleuh, tadi ngamok ngamok, disuapi si cantik langsung nurut"
"Kalau kata anak ibu mah namanya bucin"

-----------

"Kak Jaemiiin~" panggil Chenle saat sudah berada di depan rumah tetangganya itu. Ia sudah berjanji akan mengenalkan bu sela padanya.

"Iya~" jawaban dari dalam rumah.

just you ✅Où les histoires vivent. Découvrez maintenant