permintaan si manis

2.5K 350 53
                                    

Kehamilan Chenle sudah memasuki bulan ke tujuh. Sikap manjanya semakin menjadi, bahkan ia meminta Jisung untuk tidak berangkat kerja dan menemaninya di rumah saja. Ia akan selalu menangis jika ditinggal Jisung untuk pergi bekerja. Tapi syukur ada Jio yang selalu bisa ngalihin perhatian Chenle dan Jisung bisa berangkat bekerja. Walau kadang ia akan mendapat laporan dari suaminya tentang hal hal random yang membuat Jisung ingin pulang detik itu juga.

"Halo"
"Iya sayang" Jisung menjawab panggilan dari suaminya. Bukan hal yang mengejutkan jika tiba tiba suaminya itu menghubunginya saat ia baru sampai di kantor 10 menit yang lalu.

"Mas"
"Ini anaknya mas ngga bisa diem ya?"
"Aku ditendangi mulu" omel Chenle dalam sambungannya.

"Sayaaang~"

"Mas"

"Iya"

"Ini perutnya aku nda bisa ya dilepas dulu?"
"Aku pengen tengkurep"

Jisung langsung menepuk jidatnya setelah mendengar aduan si manis.

"Sayang, yang bener aja?"
"Mana bisa?"
"Nanti ya 2 bulan lagi"

"Lama ih"
"Mas nanti cepet pulang ya, aku mau ngomong sesuatu"

"Apa sayang, kan bisa dibicarain sekarang"
"Jangan bikin mas panik ya"

"Iiihh pokoknya nanti"

PIP

Sambungan itu langsung di putus dalam sepihak oleh Chenle. Jisung terus memikirkan apa yang akan suami kecilnya itu bicarakan. Ia juga terus mengirim pesan untuk menanyakan hal itu tapi tak mendapat balasan apapun dari Chenle.

Saat pukul enam Jisung langsung bergegas pulang, ia terus saja kepikiran tentang apa yang akan di bicarakan Chenle. Ini bukan sesuatu yang buruk kan?

"Loh kok udah pulang?"
"Mas pulang lebih awal? Kok nda bilang?"
"Aku masaknya belom selesai" tanya Chenle saat mengetahui Jisung sudah dirumah.

"Engga, mas ngga pulang lebih awal"

Chenle melihat jam yang ada di ponselnya, ini masih jam enam seperempat, yang harusnya masih ada lima belas menit lagi untuk Jisung berada di rumah.

"Mas ngga ngebut kan?" Tanya Chenle dengan menatap suaminya tajam.

"Maaf, tapi mas kepikiran sama omongan kamu tadi pagi"
"Mas kepikiran terus, kamu mau ngomong apa sayang, hm?" Wajah Jisung terlihat panik.

"Mas apaan sih, ini bukan masalah yang penting penting banget, kan aku udah bilang kalau mau ngomongnya nanti"
"Tapi mas malah kebut kebutan gini"

"Maaf, tapi beneran bukan hal serius kan?"
"Kamu ngga akan bilang kalau kamu bosen sama mas kan?"
"Jujur mas kepikiran kalau ternyata kamu bosen sama mas dan minta buat-"

"Mas ngomong apa sih?" Kalimat Jisung langsung diputus oleh Chenle.
"Maaf, ya udah bikin mas panik"
"Tadi pesenan kue kak Jaemin banyak banget jadi akunya nda bisa pegang handphone dan bales pesannya mas"
"Maaf udah bikin mas kepikiran" tuturnya sembari memeluk Jisung, mencoba menenangkan suaminya itu.

Ia tak tau ucapannya tadi pagi malah membuat Jisung berfikir yang tidak tidak. Dan bagaimana bisa ia bosan dengan suaminya yang amat sangat perhatian ini? Ia sudah berjanji kepada Tuhan untuk selalu bersama Jisung, dan tak akan menyakitinya lagi. Ia malah sebaliknya, ia takut jika Jisung yang akan meninggalkannya.

"Aku siapin airnya dulu ya, abis itu mas mandi, ya"

"Ngga usah biar mas sendiri yang siapin" jawab Jisung yang tanpa sadar menggunakan nada dinginnya.

just you ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang