the day

2.5K 346 173
                                    

Tok tok tok

Chenle mengintip ke dalam ruang kerja sang suami. Sekarang sudah pukul dua belas dan jisung masih saja disibukkan dengan urusan kerjanya

"Mas" Chenle masuk ke ruang kerja Jisung dan melihat suaminya itu yang masih berkutak dengan beberapa dokumennya.

"Apa sayang?"
"Kok belom tidur?" Jisung merengkuh pinggang Chenle dan mencium perut besar Chenle.

"Bobo yuk"
"Lanjut besok lagi" ajak Chenle.

"Ini bahan buat meeting besok, kamu duluan aja ya, mas tinggal dikit lagi kok"

"Nda bisa bobo, dedeknya gerak teruus"

"Kenapa sih sayang? Kan papa mau istirahat, besok main main lagi sama papa" ucap Jisung pada sang calon bayi yang ada di perut Chenle.

"Tuh tuh, kamu elus dia diem"
"Ayo bobo, sambil di elus gini" Chenle menahan tangan Jisung yang ada di perutnya.

"Sebentar ya, dikiiit lagi" pinta Jisung.

"Kenapa nda bawahan mas aja yang kerjain? Kaya kak Jeno tinggal tanda tangan aja kan enak" omel Chenle yang tak terima saat Jisung masih harus bekerja walau sudah di rumah.

"Yang biasanya ngerjain lagi cuti sayang, jadi mau ngga mau harus mas yang kerjain biar meetingnya besok bisa berjalan lancar"
"Kamu tunggu di kamar dulu ya, mas kerjain ini bentar aja"

"Nda mau, mau disini aja, ntar mas nda ke kamar kamar" Chenle mendekat ke arah Jisung dan duduk dipangkuannya, mengalungkan tangannya dan menyandarkan kepalanya di bahu tegap Jisung.

"Ini mas ngerjainnya gimana kalau gini"

"Ya nda tau, pokoknya aku mau gini" tukas Chenle yang sedang dalam mode ngambeknya.

Jisung hanya pasrah dan melanjutkan kegiatannya dengan cepat agar si manis bisa tidur dengan nyaman.

"Kerasa nda?" Tanya Chenle yang merasa bahwa baru saja calon bayinya mendendang perutnya yang otomatis mengenai perut Jisung juga.

"Kerasa, sakit ngga?"

"Sakit, tapi nda papa itu tandanya dedeknya sehat"

"Bentar ya sayang, daddy kerjain ini dulu, habis ini kita tidur" ujar Jisung sembari mengusap perut samping Chenle.

"Hari ini dedek aktif banget"
"Kaya nda berhenti gerak"

"Oh ya?"

"Hm, nda tau kenapa"

"Bukan waktunya kamu lahiran kan ini?" Tanya Jisung meyakinkan.

"Nda kok, masih dua minggu lagi kan"
"Mungkin dedek lagi seneng, soalnya tadi aku ajak karaoke sama bu sela hehe"

"Oalah pantesan, suara papanya aja bagus banget, ya dia seneng lah"
"Nah udah nih, kita kekamar ya"

"Ung? Udah?"
"Okay" Chenle hendak turun dari pangkuan Jisung tapi sebelum itu Jisung malah lebih dulu mengangkat tubuhnya.

"Eh, eh turunin, aku bisa jalan sendiri" pinta Chenle.

"Ngga papa, udah lama aja ngga gendong kamu"

Chenle hanya menurut dan kembali mengalungkan tangannya pada Jisung.

------

Chenle melirik jam pada nakas yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari, tapi tetap saja matanya terus terjaga dan tak bisa tidur. Usapan tangan Jisung yang biasanya sangat ampuh untuk membuatnya tertidur dengan nyaman kali ini terasa tak mempan. Perut bagian bawahnya juga merasa nyeri karena sang calon bayi yang terus bergerak.

just you ✅Where stories live. Discover now