5. About Franklin.

119K 14.2K 2.7K
                                    

Tin tin tin.

" Kamu milea ya?" Dilan kw alias Franklin mensejajarkan motornya dengan seorang gadis yang berpakaian ala tomboi.

Gadis tersebut tak menggubris perkataan Franklin karena ia tau tak ada gunanya sama sekali. Hal seperti ini adalah rutinitas cowok tersebut setiap berjumpa dengannya.

" Tris, jawab dong. Gue udah susah payah cari topik." Ujar Franklin.

" Topik Lo gak berguna banget." Balas gadis bernama Patrisia Arabella itu.

" Ya setidaknya Lo hargain dong." Kata Franklin kesal.

" Mau gue anterin pulang?"

" Nggak."

" Mau gue traktir makan siang?"

" Nggak."

" Mau gue nikahin?"

" Lo itu bisa gak sih sehari aja gak usah muncul di hadapan gue. Lama-lama gue bisa katarak nih gara-gara liatin muka dongo Lo itu." Sarkas Patrisia yang kini berhenti berjalan dan menatap lurus pada Franklin yang ikutan berhenti.

" Nggak." Balas Franklin polos.

Patrisia berdecak lalu kembali melanjutkan langkah. Entah bagaimana takdir yang dituliskan untuknya sehingga bisa satu kampus dengan cowok abnormal itu.

" Yakin gak mau dianter? Jarang-jarang lho seorang Franklin Prima Angkasa Stefano Bruto Arjakson Ardipta nawarin boncengan sama cewek." Ujar Franklin menggabungkan marga keluarga teman-temannya.

" Pantat Lo jarang. Setiap hari Lo bolak-balik nganterin cewek cabe-cabean." Cerocos Patrisia.

" Abis Lo gak mau gue anter, jadi gue anterin mereka ajalah." Jawab Franklin santai.

" Ya udah, gue pulang duluan ya. Kalo ada apa-apa telfon inspektur ladusing, jangan telfon gue." Franklin segera melajukan motornya meninggalkan Patrisia seorang diri.

" Kita berbeda, Lin." Lirih Patrisia setelah Franklin benar-benar jauh.

Awal mula pertemuan mereka adalah saat ospek mahasiswa sedang berlangsung. Ketika dengan bangganya Franklin datang ke kantin memesan bakso tetapi lupa membawa dompet. Dulu ia amatlah malu namun si penyelamat datang dan meminjamkan ia uang. Ya, si Patrisia. Mulai dari situ Franklin menjadi penguntit Patrisia. Tiga tahun lebih mereka saling mengenal dengan menyimpan perasaan masing-masing. Franklin yang blak-blakan mengatakan cinta kepada Patrisia dan Patrisia yang selalu menolak walaupun memiliki perasaan yang sama. Bukan karena cewek itu sok jual mahal, tapi karena mereka memang tidak akan pernah bisa bersatu. Banyak yang menentang, termasuk Tuhan masing-masing. Kalian sudah paham?

Mereka..... Beda agama.

Patrisia Arabella seorang gadis tomboi beragama Katolik sedangkan Franklin si cowok humoris beragama Islam.

Franklin telah sampai di rumah nya dan mengernyit heran saat melihat sebuah mobil hitam parkir di halaman rumahnya.

Ia segera turun dari motor lalu berjalan memasuki rumah, suara tiga orang yang sedang mengobrol memenuhi Indra pendengarannya. Hingga matanya menangkap dua orang dewasa serta satu anak gadis cantik.

" Bunda, ayah."

Ketiganya menoleh mendapati sosok yang ditunggu-tunggu. Wanita paruh baya itu segera berdiri mendekati putranya lalu memeluk dengan perasaan rindu dan dibalas juga dengan perasaan yang sama.

" Kamu baru pulang dari kampus ya?"

" Baru pulang ngamen, bun." Jawab Franklin ngawur.

Bunda mencubit pelan lengan putranya lalu mengajak duduk setelah bertos terlebih dahulu dengan sang ayah. Pemuda tampan itu di dudukkan secara paksa di samping seorang gadis yang mulai dari tadi diam.

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Where stories live. Discover now