Beneran gue buat sad end nih ya😚 Siapin aja mental kalian.
⚔️⚔️⚔️
Bintang malam begitu indah di atas langit. Dibawah keindahan itu ada sebuah keluarga yang saling sibuk dengan aktivitas masing-masing.
" Nggak, Lea gak bakalan jahat ama dia. Dia yang tadi main-main di lumah ini. Lea gak cuka." Bela Stella tak ingin kalah dengan ibunya.
" Emangnya kenapa kalo dia main-main di rumah ini? Emang ini rumahnya Lea?" Tanya Rai seraya keluar dari walk in closed.
" Iyalah." Balas Stella santai membuat sang ayah yang merokok di balkon terkekeh pelan, begitu juga dengan sambungan video call dengan Aryo membuat pria setengah baya itu ikutan tertawa.
Handphone milik Gio yang terpampang wajah Aryo terletak begitu saja di atas bantal.
" Trus Lea apain dia?" Tanya Aryo dari sebrang sana.
" COLOK MATANYA." teriak Stella semangat.
" Pinter." Puji Aryo dan Gio bersamaan.
" Ini gak rumah Lea, ini rumah mommy sama daddy." Ujar Rai duduk di kursi depan kaca rias.
" Rumah gue kali Rai." Koreksi Gio.
" Diam. Itu rumah daddy yang kalian tempati." Koreksi Aryo dan BENAR.
Ucapan yang membuat Rai dan Gio tidak bisa mengelak.
" Bacot." Cibir Gio. Ia membuang puntung rokok ke atas asbak lalu berjalan ke arah kasur dan mematikan sambungan telepon, kemudian ia melirik putrinya atau lebih tepat pakaian putrinya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gio berjalan ke arah lemari pakaian untuk mengambil baju tidur beserta popok Stella.
" Ganti baju dulu, nanti ada yang nafsu." Ujar Gio sambil mendekat.
" Napcu?" Beo Stella bingung.
" Heem." Balas Gio seraya membuka baju putrinya, ia terlebih dahulu mengoleskan minyak telon ke perut dan punggung Stella lalu memijat-mijat lembut.
" Napcu itu apa?" Tanya balita tersebut.
" Napcu, napcu, napcu itu gini...." Gio menciumi seluruh wajah beserta perut buncit putrinya membuat si empunya tertawa geli.
