6. Bukan anak gue.

128K 15.3K 2.8K
                                    

Jam menunjukkan pukul delapan malam tetapi sosok yang ditunggu-tunggu oleh gadis kecil itu tak kunjung datang. Akhirnya untuk mengurangi rasa bosannya, Stella menemani atau lebih tepat mengganggu ibunya yang sedang membuat kue di dapur.

Puk.

" Jangan." Rai memukul tangan putrinya pelan akibat gadis cilik itu hendak kembali menghancurkan adonan kue.

Stella mencebikkan bibir kesal seraya mengusap punggung tangannya walau tidak sakit sama sekali. Tak ingin kalah, ia kembali menjinjitkan kaki agar bisa meraih adonan itu di atas kitchen set tapi Rai langsung mengambil dan memasukkan kedalam oven sehingga Stella kembali mendegus.

" Ekhem."

Keduanya kompak mengalihkan perhatian ke belakang dan mendapati sosok yang ditunggu-tunggu.

" Daddy." Stella langsung berlari kedalam gendongan hangat ayahnya dengan perasaan riang.
Sementara Rai hanya tersenyum sekilas lalu kembali asik pada aktivitasnya.

Stella berdehem sebelum ber-akting dalam mode mengadu. Sedetik kemudian ia memasang raut menangis dan memaksakan air matanya keluar semaksimal mungkin.

" daddy, mommy cubit tangan Lea." Stella menunjuk tangannya dan mengusap-usap tanda kesakitan.

" Ngadu mulu." Cibir Rai tanpa menoleh.

" Atit..." Adu Stella lagi.

Gio mengecup pipi gembul putrinya lalu berjalan mendekati sang istri.
" Biar daddy hukum mommy dulu."

Cup.

Gio mencuri kecupan di bibir Rai yang ia katakan sebagai hukuman.

" Kok dicium?" Tanya Stella tidak terima.

" Mommy gak suka dicium, sayang. Makanya daddy cium biar dia marah." Ujar Gio ngawur.

Stella tetap protes sebab ia ingin ayahnya memarahi atau mencubit balik ibunya.
" Tadi di mall, mommy juga malahin Lea. Mommy mau ninggalin Lea cendilian."

Gio menggigit pipi bulat Stella yang berada di gendongannya seraya menjauh dari dapur dan berjalan ke arah kamar. Mereka berdua meninggalkan Rai sendirian yang mendengus geli melihat tingkah putrinya. Bahkan ia mengakui kalau Stella itu nakal di luar rumah tapi manja di dalam rumah.

Wanita cantik tersebut kembali asik dengan aktivitasnya. Entah kenapa tadi ia tiba-tiba ingin sekali membuat kue dengan tangannya sendiri walaupun para pembantu rumah tangga menawarkan diri.

Rai segera membereskan barang-barang yang ia pakai lalu mencuci bersih kemudian meletakkan pada tempatnya. Beberapa menit ia menunggu kue yang berada di dalam oven masak seraya duduk di kursi pantri sambil bermain handphone.

Ketika mendengar bunyi ting pertanda kue sudah matang, ia membuka oven dan mengeluarkan kue yang sudah siap saji. Aroma lezat kue itu mampu membuat Rai ngiler sendiri.

" Mommy."

Panggilan dari arah belakang mengalihkan perhatian Rai. Si kecil nakal kembali lagi ke dapur tapi dengan raut cemberut ingin menangis. Astaga, entah apa yang dilakukan Stella sampai membuat Rai harus bersabar setiap hari.

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Where stories live. Discover now