23. ziarah.

82K 12.9K 5K
                                    

Happy reading, wedding, bestie..👍

Maaf lama up ya.
Soalnya author kurang enak badan.

⚔️⚔️⚔️

Wanita hamil itu tersenyum tipis melihat putri kecilnya yang saat ini sedang telaten mencabut rumput kecil di pinggiran makam.

Sambil sesekali berceloteh cadel ia tampak serius mencabut rumput liar lalu berjalan agak jauh dari sana untuk membuangnya.

Hari ini adalah hari ulangtahun almarhum ibunya Gio atau mertua Rai. Mereka semua telah berada di makam Mauren sejak beberapa menit yang lalu sambil membersihkan makam tersebut.

Gionatan, Raisya, Aryo dan jangan lupakan si tuan putri kesayangan yang ikutan sok repot, telah berkumpul bersiap memanjatkan doa.

" Lea, get over here." Panggil Aryo.

Stella berlari mendekat lalu duduk dalam pangkuan sang kakek.

" Tadi grand'pa bilang umur grand'ma sekarang berapa tahun?" Tanya Aryo.

" Lima puluh tiga." Jawab Stella dan menerbitkan senyum manis di bibir kedua orangtuanya.

" Trus Lea mau bilang apa sama grand'ma?" Giliran Gio yang bertanya.

" Celamat ulang taun glanma." Ujar Stella seraya memberikan flying kiss ke arah batu nisan itu.

" Grand'ma bahagia selalu ya di sana." Rai mengajari dan diikuti oleh sang anak.

" Glanma bahagia celalu ya di cana."

" Doain Lea biar bisa jadi anak yang baik dan Sholeha."

" Doain Lea bial bica jadi anak yang baik ama oleha."

" Biar gak colok mata teman lagi." Ujar Rai walau mustahil.

" Bial gak colok mata haluka, bobom ama Mia ama yang lain."

Aryo terkekeh lalu mencium pipi balita tersebut dengan gemas. Sementara Gio mengusap batu nisan itu dengan tersenyum tulus. Tiga tahun semenjak kepergian Mauren membuat Gio perlahan semakin dewasa dalam menjalani kehidupan rumah tangganya.

" Mommy bahagia di sana ya. Sering-sering liatin cucu mommy dari atas sana. Dia sekarang udah besar, bahkan bentar lagi udah mau jadi kakak." Ujar Gio.

" Udah punya pasukan dan jadi ketua geng juga." Tambah Aryo.

Gio dan Rai tertawa kecil lalu kembali mengucapkan kalimat-kalimat haru kepada almarhum Mauren.

Sementara Stella kini mendekatkan mulut ke telinga sang kakek hendak berbisik. " Kenapa glanma bica dalam tanah?"

" Grand'ma sebenarnya udah di surga sayang. Dia udah tenang di sana." Jawab Aryo tersenyum tipis.

Stella menoleh ke atas menatap langit. Ayahnya bilang kalo surga itu ada di atas langit. Lantas, ia pun menyipitkan mata untuk mencari-cari apakah neneknya ada di sana atau tidak.

" Tapi Lea gak liat glanma di atas cana, glanpa..." Ujar Lea menunjuk langit.

" Kita gak bisa liat grand'ma sayang, hanya grand'ma yang bisa lihat kita."

" Telus glanma apain di culga?"

" Tugas grand'ma di dunia ini udah selesai, makanya udah saatnya dia dipanggil Tuhan." Jawab Aryo.

Stella menatap kakeknya polos lalu berujar " telus kenapa Tuhan gak manggil glanpa juga?"

Kali ini Aryo terdiam. Ngeri cuk:)

GIONATAN 2: Harta, Takhta, Stella. (Terbit)Where stories live. Discover now